Kembali-81

1.5K 231 20
                                    

Jika seseorang telah melakukan kesalahan, apa pendapat kalian?

Memaafkan dan memulainya dari awal atau ...

Tidak sama sekali.

Elang menatap Luna dengan prihatin, Luna sudah sadar dan dalam kondisi tidur saat ini, jika di tanya di mana Luna berada sekarang maka jawabannya di kediaman Ken.

Ini kesepakatan bersama, memulai hal yang baru tanpa menakuti Luna dalam bayang-bayang rumah sakit yang menakutkan itu.

"Gua harus apa?"

Ken ingin menikahi Luna dan satu hal yang ia ketahui, Gio.

Jika di tanya apa Elang membenci Gio maka jawabannya adalah tidak tahu.

Perasaan Elang campur aduk.

Dulu, orang yang kita harapkan akan menjadi panutan karena dia sangat baik malah melakukan hal yang sebaliknya.

Orang yang terlihat antusias ternyata malah sedikit demi sedikit tahu karakter sifat aslinya.

Kenapa?

Tidak tahu, pikiran Elang kosong.

"Mau bahagia ..."

Elang tak mau lagi ada luka.

Tak mau lagi ada sengsara.

Tak mau lagi menderita.

Tak mau lagi diberikan kesempatan dan diturunkan hingga jatuh-sejatuhnya.

Tak mau lagi ada hal yang buruk.

Tak mau lagi hidup dalam kesedihan.

Tak mau lagi hanya di jadikan pelampiasan.

Tak mau lagi hanya dianggap sebagai lelucon.

Tak mau lagi di jadikan tempat persinggahan yang ingin di hancurkan.

Mau bahagia ...

Sedikit saja ...

Hilangkan luka di hatinya, terlalu banyak luka yang singgah di hatinya.

Terlalu banyak goresan luka yang tak tahu siapa yang pertama kalk memulainya.

Tak bolehkah?

Sekali saja ...

"Aku lelah ..."

Bahagia itu ... bagaimana rasanya?

Apa seperti memeluk Luna, hatinya merasa hangat, apa itu namanya bahagia?

Atau saat Ken mengendongnya? Apa itu bahagia?

Apakah saat Max terus saja memangkunya seperti menjadikannya anak kecil? Apa itu bahagia?

Zain yang mengusap rambutnya setiap saat, apa itu kebahagiaan juga?

Zoya yang selalu menandaninya, apa itu bahagia?

Apakah perebutan panggilan abang dengan Nathan, apa itu juga bahagia?

Jujur ...

Trauma? Apakah bisa dikatakan seperti itu? Sepertinya iya, ada trauma tersendiri bagi Elang.

Di kehidupan pertamanya, di acuhkan, di anggap pembunuh, di jadikan sasaran amukan, tidak di percayai semua orang, pelaku kejahatan.

Jika setiap kali ia lewat, tatapan sinis dan ludah selalu di berikan semua orang.

Mau bahagia ...

Tak mau lagi ada luka yang berikutnya.

Bolehkah Elang bahagia?

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang