Kembali-37

1.9K 317 24
                                    

King tiba kediamannya, setelah melihat rekaman tadi dia langsung pulang dan ingin berbicara pada Aksa, malam belum begitu larut, yakin jika Aksa masih belum tidur, mungkin dia masih ada di dalam kamar mengerjakan tugas.

Tidak mengindahkan para maid yang menyapa, King segera naik kelantai atas, menuju kamar Aksa tentunya.

Tanpa aba-aba dia membuka pintu itu, benar dugaannya jika Aksa masih belum tidur dan mengerjakan pekerjaan rumah.

"Opa?"Sedikit terkejut saat melihat King yang tiba-tiba muncul, karena memang kamar Aksa begitu sunyi.

Aksa diam hingga dia mengigat kejadian tadi, wajahnya kembali muram, King juga membela Elang dan dirinya tidak suka itu.

"Keluar! Aksa nggak mau liat opa lagi!"

Apakah King salah dengar? Atau pendengarannya yang mungkin sudah rusak, tidak bukan keduanya tapi Aksa lah yang mengatakan hal yang tidak benar. Mengusirnya keluar di kediamannya sendiri, sungguh sangat berani cucunya ini, kenapa dia harus pergi meninggalkan kediamannya.

"Aksa apa kau selama ini sudah melakukan kekerasan terhadap Elang?"Jika Aksa tidak mau jujur, King tidak bisa menoleransikannya.

King bisa melihat mata Aksa yang melihat kesana-kemari seperti ingin mencari suatu kalimat untuk berbohong.

"Opa ngomong apa! Aksa nggak pernah ngelakuin itu..." Aksa terkesiap, opanya menarik dan mencengkeram rahangnya.

"Kenapa kau berbohong Aksa, padahal kau adalah anak yang baik, kenapa kau bisa seperti ini hm?"

Aksa berusaha melepaskan cengkeraman King, tapi apa daya, tenaga King lebih besar dari dirinya.

"Le-pas opa! Kenapa opa bela dia! Dia udah buat..."

"Diam Aksa! Kau tidak tahu apa yang kau ucapkan hanya ada dalam pemikiran mu saja! Elang dan Luna tidak bersalah! Mereka disini hanya korban dari orang yang berniat jahat pada keluargamu! Mereka juga tidak mengerti! "

Aksa memukul King, dia menangis,"sa-kit, kenapa opa bela dia! Dia udah buat Aksa..."

"Diam! Masih berani berbicara! Kau harus dihukum Aksa! Opa tidak pernah mengajarimu untuk melakukan perbuatan keji kepada orang yang tidak bersalah!"

"Sakit opa! Lepas!"Cengkeraman King pada tangannya begitu kuat, rasanya begitu sakit hingga Aksa merasa tangannya kapan saja bisa patah.

"Kau!"

King terdorong kedepan karena seseorang menendang punggungnya," berani sekali! Siapa yang... Adrian?"

"Abang..."Aksa memeluk Adrian, dia menangis dengan tersedu-sedu.

"Apa yang kau lakukan! Bajingan kau melukai Aksa!"Sudah dikatakan jika Adrian tidak suka jika Aksa terluka atau tergores sedikitpun, dia juga tidak pernah melukai Aksa, tapi kenapa orang tua yang sayangnya menjabat sebagai opanya ini berbuat kasar pada adik kesayangannya, Aksa.

"Apa kau tidak apa-apa?"Adrian khawatir, rahangnya mengeras saat melihat bekas cengkraman jari pada rahang dan tangan Aksa.

"Tidak sopan! Berani sekali kau menendangku!"

"Apa peduli ku? Kenapa kau menyakiti Aksa!"

"Dia harus diberi hukuman Adrian, aku tidak pernah mengajarkan kalian untuk berbuat seenaknya pada orang tidak bersalah, selama ini dia telah melakukan kekerasan terhadap Elang dan Luna."

Adrian menatap Aksa, bocah kecil dengan mata yang masih sembab itu menggeleng. Dia mengeratkan pelukannya.

"Tidak mungkin! Aksa tidak akan pernah melakukan itu! Jika kau tidak suka kita berada disini katakan! Jangan seperti ini!"Adrian hanya percaya pada Aksa.

"Apa-apaan ini king!"Violetta datang bersama Bianca, mereka mendegar keributan dari arah kamar Aksa, dan ternyata benar, Adrian sedang berdebat dengan King sekarang.

Karena King tidak menjawab, Violetta beralih menatap Aksa, wajah Aksa tampak memerah.

"Kau apakan cucuku!"

"Jangan ikut campur! Dia harus diberi pelajaran karena sudah berbuat hal yang tidak benar!"Sela King.

"Apa-apaan kau ini, kapan Aksa melakukan hal yang tidak benar! Tidak waras! Kau melukainya!"Sergah Violetta sambil menunjuk Aksa.

Bianca memeluk Aksa, dia menatap garang ayahnya itu, " apa ini karena dia? Dia lagi? Jadi sekarang papa juga terhasut oleh bocah sial itu!"

"Bianca! Berani sekali kau membentak ku! Aku tidak pernah terhasut oleh siapapun itu termasuk mereka! Kalian lah yang buta selama ini, biarkan aku memberikan pelajaran yang berharga pada Aksa."Ini lebih baik, memberikan Aksa hukuman dari pada harus memusnahkannya.

Bianca tiba-tiba saja tertawa, sedikit menyeka air matanya, "benarkan, aku sudah mengatakannya! Jika kita tidak berbuat sesuatu maka pasti kedua orang pembawa sial itu akan berbuat seperti ini! Menghasut orang yang berada sekitarnya, jalang tidak tahu diri, anak dan ibu sama saja, rendahan!"

Plak...

"Kau sudah keterlaluan Bianca! Biar aku ajari apa yang kau sebut itu tidak benar!"King menarik tangan Aksa dan Bianca bersamaan, dia membawa mereka.

"Lepaskan Aksa!"Tidak peduli apakah Bianca akan terkena hukuman atau tidak tapi yang pasti, Adrian tidak akan membiarkan Aksa sedikitpun terluka.

"Abang... Mommy.... Opa jahat!"

Tidak mengindahkan Adrian dan Violetta, King membawa Aksa dan Bianca keruangan khusus.

"King! Jika kau apa-apakan anakku aku tidak akan ku maafkan! Lepaskan Aksa dan Bianca!"

"King! Lepaskan Aksa!"Adrian menendang-nendang pintu itu, mendobraknya tapi tetap saja tidak bisa, sekarang pintu itu ditumpuk oleh sesuatu yang besar disana.

Adrian mengamuk, dia mengambil apapun dan melemparkan ke pintu itu tapi tetap saja tidak bisa terbuka.

"Aksa!"Darah Adrian rasanya ingin mendidih, dia tidak bisa melihat Aksa terluka sedikitpun.

"Apa yang kalian lihat! Cepat buka pintu ini!"Violetta memerahi para penjaga yang hanya diam dan menunduk,"cepat!"

"Kami hanya mematuhi ucapan tuan besar!"

"Sial!"

"Lepaskan Aksa! King sialan lepaskan Aksa! Lepaskan adikku!"

Vote→ comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang