Kembali-17

3.1K 401 30
                                    

Pukul dua belas malam, Elang bangun dari tempat tidur, dia tidak bisa tidur dan terus berjaga agar misi kabur kali ini berhasil.

Elang mengambil kain yang berada di lemari,  entah kain apa, tapi tidak terlalu panjang dan bisa mengikat, itulah yang Elang perlukan.

Elang menghela nafas sejenak, dia sudah mengambil beberapa uang yang tergeletak di laci meja, dia tidak tahu itu punya siapa tapi tetap mengambilnya, dia perlu uang itu, bahkan Ken juga tidak tahu jika uang itu akan hilang, secara Ken orang kaya, pasti dia juga tidak menghiraukan uang yang tidak seberapa itu, itulah yang dipikirkan Elang.

Elang mencoba mengendong Luna dibelakangnya, karena Luna yang sedang tertidur, agak susah untuk mengendong dalam posisi belakang, jadi dia harus mengunakan kain untuk itu.

"La-lang?"Luna mengerjapkan matanya, tapi dia masih ngantuk, tidak melihat jelas jika Elang tengah mengendongnya sekarang.

"Ssst, tidur ya bu..."Elang menepuk pelan tangan ibunya, agar tertidur kembali. Jika ibunya bangun sekarang maka misinya untuk kabur pasti sedikit terhambat.

Karena memang sangat mengantuk, Luna kembali tertidur, Elang mengikat tubuh Luna  dengan kain, begitu juga dengan tubuhnya, agar Luna nantinya tidak terjatuh saat dia gendong, setelah benar-benar terikat barulah dia melihat pintu yang tak jauh dari sana.

Elang berjalan pelan, dia membuka pintu, melihat kesana-kemari, tidak ada orang yang berjaga disekitar kamarnya, keberuntungan yang bagus untuk pergi.

Dia dengan pelan keluar dan menutup pintu dengan rapat, Elang memandang keatas, sebenarnya disini banyak Cctv, tapi dia akan mencoba melihat dan berjalan kearah lain, supaya tidak terekam oleh Cctv itu.

Elang berjalan dengan langkah kaki yang pelan."gua nggak boleh ketahuan!"

Ada bodyguard yang berjaga di depan tangga, Elang tidak bisa lewat dari sana, dia berpikir sejenak, melihat lift diseberang sana, dia harus cepat sebelum para bodyguard melihatnya, Elang menekan lift itu beberapa kali sebelum akhirnya terbuka, dia menutupnya bertepatan dengan para bodyguard melihat kearah lift.

"Siapa? "Tanya salah satu bodygard yang melihat lift itu turun kelantai dasar.

"Tidak tahu, aku tidak melihatnya, mungkin tuan Ken atau tuan muda Gio."Jawab salah satunya.

Beralih pada Elang yang tiba dilantai bawah, dia tidak keluar terlebih dahulu, mengintip sedikit apakah ada para bodyguard yang berjaga disana.

Ada tapi sedikit jauh, dipintu utama ada empat orang berjaga dan ditengah ada tiga orang, karena mereka memandang kearah depan dan membelakangi Elang, mereka tidak melihat jika sekarang Elang sudah berlari kearah pintu samping, dimana disana tembus ketaman, Elang bersembunyi dibalik bunga-bunga disana saat melihat masih banyak lagi yang berjaga diluar.

"Sssst, tidur ya bu..."Elang menepuk pelan tangan ibunya yang dari tadi sepertinya tidak nyaman dengan posisi tidurnya.

Elang melihat sekitar lagi, jika kekiri maka dia akan kebelakang dan jika memilih kekanan maka ia akan sampai pada halaman depan tepat diparkiran, masalahnya, kedua tempat itu sama-sama memiliki penjagaan yang ketat!

"Ayo Lang! Mikir! Gini aja masa lo nggak bisa!"Elang melihat bunga disampingnya, dibawah bunga itu ada beberapa batu kerikil yang sepertinya memang diletakkan disitu.

Ia mengambilnya dan melihat sekitar, pandangannya tertuju pada kaca jendela yang mungkin beberapa meter jauhnya.

Dia membidik jendela itu dan kemudian melemparnya.

Prang...

"Siapa itu!"

"Ada orang!"

Elang bersembunyi saat ada bodyguard berjalan kearah jendela yang pecah itu, dia memanfaatkan kelengahan dari para bodyguard untuk berlari ke perkarangan utama.

Melihat pintu gerbang yang terbuka membuat kesempatan Elang untuk kabur tidak sia-sia, dia segera berlari dengan sekuat tenaga, tapi saat itu pula ada yang menarik tangannya hingga ingin terjatuh!

"Siapa kau! Pencuri kecil!"

Tubuh Elang menegang, suara bariton yang terdengar ditelinganya begitu menakutkan, dia berbalik dan ingin melepaskan tangannya.

Orang yang memegang tangan Elang juga sedikit terkejut melihat wajah pencuri kecil didepannya ini, kenapa sangat... imut?

"Lepasin!"

"Tuan muda!"

Para bodyguard yang mendegar teriakan segera bergegas datang, mereka semua mengelilingi Elang dan pria itu.

"Sialan! Gara-gara lo ya!"Elang mengigit tangan pria kekar didepannya ini tapi sedikit tidak ada raut apapun diwajahnya.

Luna yang mendegar keributan membuka matanya, ia bisa melihat tangan Elang di genggam keras oleh pria didepannya ini.

"Lepasin! Lepasin tangan Lalang! Orang jahat! Lepasin!"Luna membantu memukul pria itu tapi tidak ada kelengahan yang terjadi.

"Pencuri harus diberikan hukuman bukan?"

"Gua nggak nyuri ya bangsat!"

"Tidak mencuri?"Pria itu menunjuk kebawah,"itu apa?"

Dibawah sana ada beberapa uang yang berceceran, Elang mengumpat, kenapa bisa terjadi seperti ini, rencana yang sudah ia buat sematang mungkin harus gagal karena uang yang dia ambil jatuh.

Vote →comment →follow

Typo? Tandai!

Hmm?

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang