Kembali-6

3.2K 414 22
                                    

Mengangkat bata sebenarnya adalah pekerjaan yang mudah, tapi jika mengangkat ratusan bata dengan tangan kosong itu hal yang melelahkan, itu yang Elang pikirkan.

Sekarang ia tengah berisitirahat sebentar, ia berhasil mengangkat lima ratus bata dan itu sangat meletihkan.

"Keknya gua kena karma Langit deh, waktu itu gua sempet ngatain dia bodoh, sekarang gua nasibnya sama kayak dia!"Elang sempat berpikir jika kondisi dia sekarang seperti Langit yang dulu, bukan tanpa alasan, lihat saja sekarang, ia bekerja seperti kuli begini, Langit juga waktu sebelum berpindah ketubuhnya juga bekerja sebagai kuli,"fiks karma!"

Elang melihat jika para kuli berbaris, berarti sekarang adalah pembagian hasil upah, ia berbaris dibelakang bapak-bapak dan dibelakangnya juga ada  yang berbaris lagi.

"Apa semua kuli dapet makanan ya?"Heran saja setelah memberi upah, para kuli yang lain mendapatkan paperbag, sepertinya terlihat mahal, apa benar kuli bisa mendapatkan makanan mewah.

Giliran Elang, ia menepuk tangannya agar menghilangkan debu bata.

"Ini upah kamu."

Elang sedikit memicingkan matanya, "pak yang bener ini upah saya?"

Bukannya upahnya dua ratus rupiah satu bata, jadi jika lima ratus dikali dua ratus tentu hasilnya seratus ribu.

Tetapi kenapa yang ia lihat sekarang jumlahnya satu juta!

"Ya, udah ambil aja, ini untuk kamu juga, yang lain!"Setelah memberikan upahnya, bapak itu memberi paperbag pada Elang.

"Tapi pak..."

"Woy cepetan! Kita juga mau ambil upah!"

"Minggir kan sudah dapat upah!"

Para kuli yang lain sedikit marah karena Elang tidak mau pergi dari sana, mereka juga butuh uang dan menantikan upah ini.

Dengan segera Elang menyingkir ia ingin mengatakan kembali tapi bapak-bapak itu sibuk membagikan upah.

Elang mencari orang yang membawanya kesini tadi, tapi sepertinya dia sudah pulang,   sudahlah mungkin ini rejekinya, yang penting ia tidak mencuri, ia membuka paperbag itu, makanan, minuman dan es krim juga ada, mungkin ini set menu lengkap yang secara khusus dipesan, Elang tahu ini makanan mahal.

"Pak ini bener kita dapet makanan habis kerja."Elang bukan orang bodoh, ia penasaran jadi ia bertanya pada yang lain.

"Sebenarnya tidak, tapi tadi tuan besar yang bangun gedung ini datang dan memberikan kita makanan sama upah lebih, jadi beruntung aja hari ini, biasanya tidak akan dapat."Setelah menjawab itu, bapak yang ditanyakan Elang pergi dari sana, tampak wajah kuli yang lain juga sumringah mendapatkan uang dan makanan.

"Keknya yang punya proyek ini baik, udahlah lebih baik gua pulang, kasian juga ibu kalo nunggu lama di kos'an."

Elang pergi dari sana, tujuannya tentu saja pulang dan memberikan makanan ini pada Luna, ini sudah sore, berarti Luna sudah lapar.

Selama perjalanan Elang memikirkan ibunya, "kalo gua terus kerja gini ibu pasti sendirian dan nggak ngelakuin apa-apa."Pandangannya beralih pada toko diseberang sana, dari etalase luar sudah kelihatan jika toko itu menjual boneka dan lainnya, ia segera pergi kesana.

Pandangan Elang tertuju pada boneka panda yang berukuran sedang, ia segera menanyakan itu dan membelinya, harganya dua ratus ribu, tidak keberatan dan langsung membayar karena melihat orang didepannya ini seperti merendahkannya.

Elang membawa boneka panda yang dipastikan itu hati-hati takut jika nanti boneka itu akan kotor dan berdebu.

Saat Elang sudah sampai di kos'an ia segera membuka pintu dan melihat Luna, hatinya terenyuh saat Luna tertidur.

Ia melihat sekeliling dan mengepalkan tangannya, roti yang ia beli masih utuh, berarti Luna belum makan apapun dari tadi!

Elang ingin membangunkan ibunya, tapi melihat kondisi tubuhnya yang berdebu dan kotor, ia segera pergi kekamar mandi membersihkan diri dulu.

Selesai dengan aktivitasnya segera Elang membangunkan Luna.

Luna menggosok matanya sebentar dan langsung memeluk Elang.

"Lalang! Lulun kira Lalang tidak pulang."Ada jejak air mata disana, mungkin Luna tadi menangis.

"Ibu kenapa ibu nggak makan rotinya."Elang khawatir, takut Luna sakit nantinya.

"Em? Lulun nggak mau makan kalo nggak ada Lalang, Lalang kan belum makan, jadi Lulun mau makan sama Lalang, Lulun mau tungguin Lalang pulang dan makan sama-sama."

Lagi? Hanya helaan nafas yang bisa Elang lakukan, sedikit marah tapi bagaimana? Bagaimana nanti jika Luna kelaparan dan lain sebagainya, ia tidak mau itu, tapi di satu sisi hati Elang menghangat mendegar Luna menunggunya.

"Ibu dengerin Lang, pokoknya kalo Lalang nggak ada dirumah ibu bisa makan apapun kalo laper, jangan nungguin Lang, ibu bisa sakit perut nanti."

Luna menunduk,"tapi Lalang juga belum makan, Lulun  cuma mau makan sama Lalang..."

Elang mengelap setitik air mata Luna yang jatuh itu,"ibu jangan nangis ya, Lang cuma mau ibu nggak kenapa-napa, ibu sayang Lang kan? Kalo ibu sayang Lalang ibu harus denger apa yang Lang mau."

Luna mengangguk cepat, ia tentu saja menyayangi Elang,"Lulun akan makan!"

Elang tersenyum puas, dia harus terbiasa dengan ini, menjelaskan dulu baru bisa membuat Luna mengerti, jika tidak ibunya mungkin tidak akan mengerti.

"Liat Lang bawa apa?"Elang mengeluarkan isi dalam paperbag yang ia bawa, dan selanjutnya tentu saja tahu apa yang akan terjadi, mata Luna berbinar melihat makanan dan minuman, apalagi ada es krim! Itu adalah kesukaannya.

"Wah!"Luna bertepuk tangan dengan senang, ia mencium pipi dan memeluk Elang,"terima kasih Lalang! Lulun senang, Lalang udah bawa es krim!"Luna mengambil cup es krim yang mungkin sedikit mencair itu.

"Ibu makan nasi dulu, baru makan es krim."

"Tapi..."Luna mengangguk patuh saat melihat tatapan Elang yang menuntutnya itu, takut jika Elang marah jika ia tidak menuruti, ia meneguk ludahnya dengan kasar, es krim itu begitu menggiurkan.

Elang memberikan makanannya pada Luna, hanya satu lunch box tapi lauknya banyak sekali, jadi ia hanya memberikan nasi itu pada Luna.

"Lalang makan juga."Mulut yang penuh itu berbicara, Luna mengigit ayamnya dan memberikan satu paham ayam pada Elang.

"Telan dulu bu."Reflek Luna menelan makanannya, ia tetap menyodorkan ayam goreng itu pada Elang.

Elang membuka mulutnya, enak tentu saja, mungkin dia terlalu lapar atau apa yang jelas makanan ini enak saat Luna menyuapinya.

Belepotan yang Elang lihat dibibir Luna, ia mengambil sisa-sisa nasi saat Luna menyuapi dan hal itu akan tertinggal dibibirnya, sungguh sangat lucu.




Vote →comment→ follow

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang