Jason benar-benar tidak menyangka apa yang terjadi sekarang, kenapa tiba-tiba Ken peduli dengan bocah itu.
Jason tahu betul jika seorang Ken Hill William tidak pernah peduli pada orang lain kecuali anaknya saja, dia tahu sikap Ken karena waktu dia menikahi adik Ken, hanya Ken yang tidak pernah datang dan mengurus keluarganya sendiri, jangankan datang, peduli saja tidak pada keluarga utama mereka.
Itulah yang Jason heran sekarang, memangnya apa yang spesial dari Elang?
Bukankah dia cuma pemberontak yang pura-pura bodoh hanya demi uang, dia tahu itu, ibu dan anak sama-sama pembohong besar.
"Aku harus berbicara pada Ken! Dia harus mengembalikan anak itu! Karena dia telah membuat pernikahan ku hancur!"
* * *
Kediaman William, Gio tengah berbicara pada Ken sekarang, dia benar-benar penasaran dengan Elang.
"Dad apa dia..."
"Benar, aku juga tidak menyangka jika dia anak dari Jason."Jawab Ken, dia tahu apa yang ingin anak kedua ini tanyakan
"Tapi bagaimana bisa?"Gio ingat sekarang, dia pernah datang kekediaman Jason dan melihat Elang, biasa bukan jika sepupu datang kekediaman sepupunya, itulah yang Gio lakukan, tapi waktu itu Elang tidak seperti ini, dia berubah, Gio bisa melihat tatapan itu, tatapan itu tidak ada lagi rasa takut, tidak ada lagi rasa malu diraut wajahnya.
"Aku melihat dia bekerja di proyekku yang belum selesai, dan begitulah."Ken sebenarnya tidak tahu menahu, dia juga tidak peduli dengan keadaan atau masalah yang dialami adiknya, tapi ini kebetulan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Bagaimana jika oma dan opa tahu?"Gio mengernyit, dia tahu betul jika oma dan opanya sangat sayang pada tantenya itu, bisa saja dengan Ken membawa Elang mereka melukainya, bukankah selama ini, mereka melakukan hal itu?
"Kenapa memikirkan mereka? Tidak perlu memikirkan mereka, lagi pula mereka tidak penting."Jawab Ken sesekali melihat keluar pipih, dimana ada foto cantik yang ia ambil tadi.
"Kau benar dad, aku hanya khawatir saja, apalagi melihat Nathan yang sangat senang, terima kasih telah membawa Elang, kau membuat Nathan lupa dengan keadaannya."Tulus Gio pada daddynya.
"Kemarilah."Ken menepuk pelan sofa disebelahnya, Gio yang melihat itu segera datang, hingga sang daddy mencium keningnya.
"Kau tahu, semua anak daddy harus bahagia, tidak peduli dengan keadaannya seperti apa, dan Nathan itu akan sembuh, kau jangan lupa untuk terus menyemangatinya."
Gio tersenyum, inilah daddynya, Ken Hill William, pria yang sangat mencintai dan menyayangi anaknya, siapapun itu, mau dia sedewasa apapun, Ken akan menganggap mereka anak kecil.
Tapi satu Ken yang tidak suka, tidak suka anaknya bersikap tidak sopan dan tidak mematuhi ucapan baik darinya.
Seperti Zain waktu itu, Ken tidak akan segan-segan untuk memberi hukuman walaupun itu darah dagingnya sendiri, karena baginya anak itu harus mendegar ucapan dan sopan terhadap orang tuanya.
* * *
"Apa lo mau gua colokin tuh mata!"Elang kesal, bukan tanpa alasan, Zain yang baru saja pulang sekolah malah membuat moodnya turun, sudah dari tadi dia bersabar sekarang tidak bisa.
Zain juga sering kali menjahili Elang dengan ucapan kurang mengenakkan, dia selalu saja berbicara tidak jelas saat Elang berperilaku seperti menolak sentuhan Nathan dan pelukan dari adiknya itu.
"Apasalahnya dipeluk, pelukan Nathan tidak akan menyakitimu!"Benar bukan, dia mulai lagi, baru saja Elang sudah ingin duduk santai.
"Iya nggak sakit tapi risih, tahu nggak sih risih!"
"Kau menyela ucapanku!"
"Dahlah."
"Kalian ini yaz nggak bisa nggak berantem! Ngalah ngapa sih bang! Elang masih kecil, lagian bener kata Elang kalo dipeluk terus risih, ya nggak Nathan."Zoya mengusap pelan pipi Nathan.
Nathan yang ditanya hanya cengengesan, sebenarnya dia sangat ingin terus memeluk adiknya itu, alasannya tentu saja gemas, tapi tidak mengindahkan Elang yang meminta untuk melepaskannya.
"Iya, tapi kan adek lucu! Aku mau terus peluk!"Jawab Nathan dengan bibir yang mengerucut.
"Peluk Lulun aja kalo gitu."Luna memeluk Nathan, dia sedih melihat Nathan yang seperti itu.
Mereka berdua berpelukan, sangat menggemaskan, sungguh Zoya tidak tahan, perkataan adiknya memang sangat benar, siapa yang tidak gemas dengan wajah lucu Elang.
"Ya udah deh, aku peluk Lulun aja."Nathan menggoyang tubuhnya kekiri dan kekanan diikuti Luna.
"Ih gemes! Gua nggak kuat! Pengen gigit!"Pekik Zoya.
"Mana ada."Decih Zain.
"Zain."Zain membalikkan tubuhnya saat mendegar orang yang memanggilnya.
"Bang Gio? Kapan pulang."
Gio tersenyum, dia memeluk singkat adiknya,"tadi, kenapa marah-marah?"
"Mana ada marah, siapa yang marah!"Tidak marah tapi ngegas, itulah yang dipikirkan oleh Gio, kenapa adiknya ini sepertinya sedikit tidak suka dengan Elang.
Gio melirik singkat Zoya, mengangkat keningnya dengan raut bertanya.
Zoya juga mengedikkan bahunya, dia juga tidak tahu, kenapa bisa seperti ini.
"Kalian masuk kekamar."Ken tiba-tiba saja datang dan berbicara keras.
"Ada apa daddy?"Tanya Nathan seperti mewakilkan yang lain.
"Tidak ada, Gio bawa adik-adikmu kekamar nanti daddy jelaskan."Jawab Ken.
Gio juga tidak mengerti, tapi dia segera menjalankan perintah ayahnya, dengan menggendong Nathan, dia mengajak adiknya untuk pergi kelantai atas.
Elang sedikit curiga ada sesuatu yang terjadi, tapi setelah itu tidak peduli, dia lebih baik menjaga ibunya takut jika Zain akan melakukan tidak-tidak pada ibunya itu.
Ken yang tadinya tersenyum merubah raut wajahnya masam.
"Jason, berani sekali dia datang kemari."
Vote→comment→ follow
Typo? Tandai!
Lagi nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...