Jason menjambak rambut Luna, "Kau dengar itu! Seharusnya aku telah membunuhmu tujuh belas tahun yang lalu! Tapi dengan begitu bodohnya aku berencana akan menyiksamu pelan-pelan, sepertinya rencana ku salah, sekarang kau bahkan telah melukai Bianca!"
Luna memegang tangan Jason, rambutnya sangat sakit."Tu-an sakit ... lepasin Lulun, maaf Lulun udah buat tuan marah ..."
"Diam! Kenapa kau selalu seperti itu! Kenapa tidak bisa berbicara dengan benar! Kenapa setiap perkataan yang keluar dari mulutmu itu adalah sampah! Kau tidak mengerti! Kenapa kau terus berpura-pura bodoh!"
Jason menampar pipi Luna, meninggalkan bekas tamparan yang memerah disana.
"Sakit ... ampun tuan, Lulun nggak akan buat salah lagi, jangan sakit Lulun ...."Luna memegang tangan Jason, ia berusaha melepaskan tangan Jason dari rambutnya.
"Peduli? Tidak bajingan! Kau pikir kau bisa bernegosiasi padaku! Jalang rendahan!"Jason membenturkan kepala Luna ke Kap mobil dengan keras.
Luna menjerit kesakitan, ia merasa pening yang sangat amat membuat kepalanya terasa pecah.
"Ampun tuan ... maafin Lulun ... Lulun janji nggak akan buat tuan marah lagi ..."Darah mengalir dari kening Luna, ia mengatupkan kedua tangannya memohon pada Jason.
"Aaargg ..."Jason membenturkan kepala Luna berkali-kali ke Kap mobil, ia muak mendegar suara Luna yang menjerit itu.
Luna terjatuh ke aspal ia memegang kepalanya yang sangat sakit, matanya berkunang-kunang dan sedikit gelap. "Sa-kit ... Lalang Lulun nggak suka ..."Luna masih memegang boneka yang berada ditangannya dengan erat, ia ingin memeluknya tapi boneka itu diambil oleh Jason.
"Sepertinya ini berharga untukmu."
Dengan susah payah Luna bangkit dan memegang kaki Jason, "Jangan sakit Lupi! Jangan! Itu hadiah Lalang ... tuan jangan sakit Lupi, tuan sakit Lulun aja ..."
"Ternyata benar, ini berharga untukmu bukan baiklah aku akan membuatnya menjadi lebih-lebih berharga."Jason menarik kepala boneka itu sekuat tenaga, ada bunyi robekan disana.
"Jangan sakit Lupi, nanti Lalang marah tuan jangan sakit Lupi ..."Luna memeluk kaki Jason tapi tetap saja Jason menarik boneka itu, hingga kepala boneka itu terputus dari badannya, ia melemparkan boneka itu ke Luna.
"Lupi!"Luna menangis sejadi-jadinya, ia bisa melihat Lupi sudah hancur, itu adalah hadiah yang diberikan oleh Elang untuknya bahkan tergores sedikitpun Luna tidak membiarkannya.
"Tu-an jahat ... Lupi ..."
"Baru tahu! Kau sudah lama mengenalku dan sekarang baru kau tahu aku sejahat apa! Biar ku tunjukkan aku sejahat apa!" Jason menyeret tangan Luna, tubuh Luna bergesekan dengan aspal rasanya sangat sakit tapi Luna tetap memilih memeluk kepala Lupi dipelukannya, ia sangat sedih karena Lupi hancur, tidak mengindahkan tubuhnya yang sudah berdarah karena bergesekan dengan aspal.
Jason membanting Luna kebatang pohon dengan sekuat tenaga.
Luna terbatuk-batuk, punggungnya terasa sakit, ia memuntahkan cairan es krim yang tadi ia makan bercampur dengan darah, tapi satu tak pernah lepas dari pegangannya, kepala boneka Lupi yang selalu ia peluk.
"Sakit ... Lalang ..."
"Gara gara kau, aku dan istriku akan berpisah! Kutanya sekali lagi! Siapa yang menyuruhmu! Siapa dalang yang menyuruhmu!"
Luna tidak mengerti, ia mengatupkan kedua tangannya dengan susah payah, meminta maaf pada Jason.
"Am-pun tuan sakit ..."Luna muntah lagi, seluruh tubuhnya sangat sakit sekarang.
"Sial!"Jason menendang wajah Luna, karena sepatu yang ia pakai sangat keras, wajah Luna yang putih langsung terluka, bibirnya berdarah dan ada bekas sepatu diwajahnya.
"Sampai kapan kau akan berpura-pura bodoh!"
"Sa-kit ... La-lang Lu-lun sakit ..." Luna tidak bisa menangis keras lagi, hanya air mata yang keluar, bibirnya sakit untuk berbicara, bahkan Lupi ditangannya terlepas dan menggelinding ke kaki Jason.
Dengan sekuat tenaga Luna merangkak, membawa tubuhnya untuk menggapai Lupi, kepalanya sungguh sakit bahkan hidung dan mulutnya berlomba-lomba mengeluarkan darah.
Usaha yang tidak sia-sia Luna berhasil menggapai Lupi, ia tersenyum akhirnya Lupi bersama dirinya lagi, tapi saat itu juga Luna menjerit saat Jason menginjak tangannya.
Jarinya seperti ingin patah, Luna memukul pelan kaki Jason tapi tidak ada pergerakan dari kokohnya injakan Jason pada tangannya.
"Jan-gan in-jak Lu-pi ...." Luna tidak memikirkan tangannya yang sakit, hatinya lebih sakit melihat kepala Lupi yang gepeng dan kapas dalam boneka itu sudah keluar, boneka itu sudah kotor karena ada darah dan tanah.
"Baiklah, aku tidak akan menginjaknya, tapi aku akan menginjakmu!"
"Aarrgg ...."Jason menginjak kepala Luna, ia menekan-nekan sepatunya, telinga Luna berdarah karena gesekan sepatu Jason.
Luna tidak bisa mendengar dengan baik, tapi ia tersenyum karena bisa memeluk Lupi lagi.
"Ibu!"
Jason tersungkur karena tendangan dari arah punggungnya, ia menoleh dan melihat ada Ken dan Elang yang datang.
Tangan Elang gemetar, ia memangku ibunya dengan air mata yang mengalir dadanya bagai di tusuk oleh pisau berkali-kali melihat keadaan Luna yang terluka dan bersimbah darah.
"I-bu, bertahan jangan gerak dulu ya, kita ... kita kerumah sakit sekarang ..."Elang menampar pipinya berkali-kali, tangannya tidak berhenti gemetar, ia meraung kesetanan.
"La-lang ..."
"Ibu mau ngomong apa? Jangan ngomong ayok kita kerumah sakit dulu ..."Kaki Elang lemas, ia berusaha mengendong Luna tapi terjatuh.
"La-lang maa-fin Lu-lun Lu-pi nya ru-sak ... "Luna tidak bisa lagi melihat Elang, pandangannya kabur bersamaan dengan itu, Lupi yang ada ditangannya jatuh ketanah.
"Nggak! Nggak! Ibu jangan pingsan dulu! Ibu! Bajingan! Ibu! Kita kerumah sakit ..."
Vote→comment→ follow
Typo? Tandai!
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...