Kembali-43

1.7K 263 13
                                    

Jalanan mulai gelap, tak menghentikan laju mobil yang melaju pada jalan yang sepi.

Didalamnya terlihat seseorang yang sudah menghabiskan banyak es krim, terbukti tampak banyak kertas es krim yang berserakan di mobil itu.

Menghabiskan sisa es krim terakhirnya, ia memegang perut kekenyangan, sendawa terdengar dari bibirnya itu.

"Uhh... Lulun kenyang, makasih kamu, tapi Lulun mau pulang, mau sama Lalang."Luna, wanita itu menatap orang disampingnya dengan sayu, dirinya mengantuk saat ini, selain terlalu kenyang karena memakan es krim yang cukup banyak, dia juga sudah merindukan Elang, menurut orang yang berada disampingnya, ia mengatakan akan membawanya kembali setelah memakan semua es krim yang ia berikan, dan Luna telah memakan itu semua.

Mobil tiba-tiba berhenti, tak ada yang lewat disana karena memang sangat sepi, cahaya sore yang samar membuat suasana dimobil itu agak kegelapan.

"Kamu, Lulun takut gelap, mau Lalang, mau Lalang!"

Orang itu keluar dari mobil, ia membuka pintu untuk Luna dan menyuruhnya keluar.

"Nggak mau! Lulun takut gelap, Lulun nggak mau ..."Dengan paksaan akhirnya Luna dapat dikeluarkan dari mobil itu.

"Kita mau apa disini, Lulun mau Lalang ..."

"Diamlah jalang, kau akan menemui ajalmu!"Pria itu membuka topeng yang menyerupai wajah itu, ia menariknya dan memperlihatkan wajahnya yang asli.

"Tu-an Jason ..."Luna ketakutan, Elang pernah berkata jangan pernah dekat dengan Jason lagi, jadi dia ingin pergi sekarang.

"Lepas! Tuan Jason lepas! Lalang marah! Lepas!"Luna mulai memberontak dan ingin kabur.

"Lepas? Susah payah aku membawamu kau ingin minta dilepaskan? Tidak semudah itu Luna! Kau akan menerima apa yang kau lakukan pada istriku!"Teriaknya membuat Luna menutup telinga, ia sangat takut dengan bentakan Jason.

Flashback on

"Adrian! Sial kenapa dia hanya peduli pada Aksa! Bagaimana ini! Dimana King menyembunyikan kuncinya!"Violetta mencari dengan teliti, dia akan membalas ini nantinya.

"Tidak ada! King dimana kau menyembunyikan kuncinya! Kau ingin anak kita mati!"Violetta berlari kedepan, hanya melihat para bodyguard yang berjaga tanpa melihatnya.

"Apa yang kalian lihat! Cari kuncinya!"

Mereka tidak bergerak sama sekali,"tidak berguna!"

Violetta mengambil ponselnya, yang bisa membantunya saat ini adalah menantunya, Jason.

"Jason dimana kau! Cepat ke sini dan bantu aku! Bianca dalam bahaya! Jika kau lama aku tidak akan mempertemukanmu lagi dengan Bianca!"Violetta mematikan panggilannya secara sepihak.

"Dasar King sialan! Dia benar-benar ingin membunuh anakku! Bianca bertahanlah, pakai akan dibawa kerumah sakit secepatnya."

Tidak ada tanda-tanda Bianca akan bangun,  Violetta bertambah khawatir.

"Kenapa lama sekali! Tidak bisakah dia datang dengan cepat!"

Lama menunggu, Violetta akhirnya mendegar langkah kaki yang tergesa-gesa, ia bisa melihat Jason datang.

"Kenapa lama sekali bodoh! Kau ingin membuat anakku mati dengan cepat!"

"Apa yang terjadi dengan Bianca?"Wajah Jason mengeras, kenapa istrinya bisa dalam keadaan luka seperti ini.

"Untuk apa menjelaskannya sekarang! Cepat bebaskan dia!"

Jason menembak rantai yang mengikat tangan Bianca, Violetta menangkap tubuh anaknya iyang terjatuh.

"Bianca dengarkan aku! Bianca!"Jason menyingkirkan Violetta, ia mengendong Bianca dengan tergesa-gesa, sakit rasanya melihat istrinya seperti ini, siapa yang melakukan ini, ia tidak akan membiarkannya.

Violetta mengikuti Jason masuk kedalam mobil, ia memangku anaknya itu. Dalam perjalanan tidak ada satupun yang angkat bicara, Jason fokus untuk menyetir mobil agar segera sampai dirumah sakit.

Bianca diperiksa oleh dokter setelahnya.

Jason menatap Violetta dengan tajamnya, "Aap yang terjadi dengan istriku! Kenapa dia bisa terluka seperti itu!"

Plak...

Violetta menampar Jason, "Seharusnya aku yang marah! Apa yang kau lakukan! Ini semua gara-gara kau Jason! Tidak kah kau berpikir jika saat ini bisa terjadi kapan saja! Ini semua salahmu!"

Jason bingung atas perkataan Violetta, kenapa ini salahnya, jelas-jelas ia baru saja datang dan baru melihat kondisi Bianca telah seperti itu, babak belur dan terluka.

"Andai saja kau membunuh benalu dalam keluarga mu itu dengan cepat maka ini tidak akan terjadi pada Aksa dan Bianca! Mereka tidak akan terluka seperti ini! Ini salahmu! Seharusnya kau yang bertanggung jawab atas semua ini! Atau kau memang tidak sanggup! Jika iya maka tinggalkan Bianca!"

"Tunggu, apa maksudmu! Dan kenapa juga Aksa bisa terluka?"

"Jangan berpura-pura bodoh bajingan! Ini semua gara-gara anak harammu itu bersama dia! Dia sudah menghasut Ken dan King agar menyiksa Bianca dan Aksa! Kau tidak berpikir jika bisa terjadi seperti ini! Lihat! Sekarang Aksa dan jadi Bianca sudah jadi korban! Aku tidak tahu apakah korban selanjutnya Adrian atau bahkan bisa saja aku sendiri! Dasar tidak berguna! Aku menyesal menikahkanmu dengan Bianca!"

Jason mengepalkan tangannya, jadi ini adalah ulah Elang dan Luna, benar-benar pembawa sial, bahkan King dan Ken sudah termakan dengan rayuan polos dari mereka.

Tidak bisa dibiarkan, Jason saja tidak pernah terpikirkan untuk menyakiti Bianca sejengkal pun, sekarang ayahnya sendiri yang melakukan kekerasan pada istrinya.

"Apa yang kau tunggu! Cepat musnahkan mereka! Jika tidak kau lah yang akan dimusnahkan oleh mereka!"Violetta masuk keruangan Bianca, putrinya lebih penting dari apapun.

Flashback off

Jason sudah bertekad untuk menghabisi Luna hari ini, setelah menghabisi Luna, ia akan menghabisi masalah utama dalam hidupnya Elang.

Kehadiran Elang adalah kesialan tersendiri yang ada dalam hidupnya.

Ia akan memikirkan caranya nanti, ini saja sangat susah masuk kekediaman Ken, ia harus memasukkan orang-orangnya agar bisa melumpuhkan bodyguard-bodyguard Ken yang selalu waspada, Jason tidak akan membuang waktu, keberuntungan mendapatkan Luna ini seperti mendapat emas, ia akan segera menghabisinya sebelum masalahnya akan bertambah seiring waktu.

"Kau memang seharusnya sudah mati tujuh belas tahun yang lalu!"

Vote→comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang