Kembali-63

2K 342 59
                                    

Jason tiba dengan cepatnya, ia sungguh membenci Gio, memusnahkan Gio itu lebih baik sekarang, bertahun-tahun ia merasakan sakit hati yang mendalam tapi sekarang tidak lagi, ia telah menemukan orangnya, orang yang membuat ia menderita.

Gio terkekeh geli, ia tertawa melihat Jason yang berada disini, jadi maksudnya mereka malah menyerang dirinya sekarang.

"Kenapa kau menghancurkan pernikahan ku!"

"Kau lah yang memulai ini! Kau lah yang memulai semua ini Jason! Sikap dan keluarga mu yang biadap itu tidak bisa di diamkan saja!" Gio mencengkeram kerah pakaian Jason, "Gara-gara kau dan keluarga mu itu! Dia kehilangan arah! Gara-gara kau dan perlakuan mu pada dia! Kau membuatnya menjadi seperti ini!"

"Apa maksudmu! Kenapa berbelit-belit! Jelaskan sialan!" Jason melepaskan cengkeraman Gio.

Ia memukul wajah Gio dengan kerasnya,"Apa masalahmu padaku!"

Gio tersenyum kecut, bahkan Jason melupakannya, melupakan semua yang ia lakukan, semua yang di lakukan pada perempuan itu.

"Kau lupa? Kau lupa dengan apa yang kalian lakukan! Kalian membuat Kayla ku menderita! Kalian melakukan itu! Kalian tidak pernah membuat Kayla bahagia bahagia karena kalian tidak menginginkan anak perempuan! Kalian lah yang brengsek di sini, kalian tidak pernah mempedulikan dia, dia itu anak kalian juga! Kenapa kau melakukan itu! Kenapa! Bahkan sampai ia bunuh diri kalian melupakan kehadiran dia!"

Jason melepaskan Gio, Kayla? Ia lupa dengan nama itu, benar sudah belasan tahun ia baru ingat sekarang, putri keduanya, yang selalu ia acuhkan dan tidak pernah ia pedulikan, karena Jason tidak pernah mau mempunyai anak perempuan, jadi ia dan Bianca tidak pernah memperdulikan keberadaan Kayla, bahkan mereka juga tidak tahu jika Kayla pergi entah kemana, Kayla hilang dalam hidup mereka dan mereka tidak pernah mencari tahu keberadaannya karena memang mereka tidak menganggap Kayla sebagai putri mereka, bahkan kelahiran Aksa membuat mereka tidak pernah membahas Kayla, Adrian juga sama, ia tidak pernah menganggap Kayla sebagai adiknya, mereka larut dengan kebahagiaan mereka sendiri. Bunuh diri? Jadi Kayla sudah tidak ada?

Gio menangis dengan kencangnya, "Benar bukan? Ini salah mu! Kau seorang bajingan yang tidak pantas bahagia! Apa salahnya jika mempunyai anak perempuan! Kau membuat mental dia hancur! Kau juga menyiksa dia seperti binatang! Kenapa kau melakukan itu!"

"Memangnya apa hubungannya denganmu! Dia anakku jadi terserah jika aku ingin melakukan apapun! Ini bukan urusanmu!"

"Ini urusanku karena aku mencintai dia!" Kecelakaan itu, tempat dimana seorang Kayla yang ingin menabrakan dirinya sendiri pada mobil yang melaju kencang di jalanan, mengakhiri dirinya sendiri, hal itu membuat Gio selalu dihantui rasa bersalah, dirinya tidak sempat menyelamatkan Kayla, darah yang terus mengalir di kepala Kayla begitu ia ingat sampai hari ini, ia begitu trauma saat naik mobil, sampai ia pernah kecelakan bersama Nathan saat membayangkan momen masa lalunya, dari sana Nathan menjadi lumpuh, karena kepanikan Gio dengan masa lalunya, membayangkan jika Kayla tertabrak mobil begitu menyakitkan baginya.

Kejadian itu memang mengerikan tetapi Kayla selamat, tapi hal yang tidak bisa Gio terima adalah Kayla  dinyatakan koma, hanya alat bantu yang canggih bisa membuat Kayla bertahan hidup sampai sekarang.

Gadis yang pernah Gio datangi di rumah sakit adalah Kayla, cinta pertamanya, gadis malang yang terlahir dari keluarga biadap seperti Jason.

Gio merencanakan semua ini begitu matang, ia akan membalas semua yang dilakukan keluarga Jason pada Kayla, sedikit demi sedikit mereka harus merasakan bagaimana rasanya menjadi Kayla, hancur dan rapuh.

Mulai dari membuat pernikahan Jason yang berantakan, hal itu pasti membuat Jason begitu parah hati, apalagi Bianca pemeran utamanya, ia pasti akan begitu sakit hati jika suaminya bermain api dengan wanita lain, sesuai dugaan, setelah Gio membuat Jason dalam keadaan tidak sadar malam itu dan menyuruh seseorang untuk menawarkan Luna ke pada Jason, hal yang luar biasa terjadi.

Kemarahan seorang Bianca yang meledak, melihat Jason  tidak bedaya dan merasakan sakit, itu adalah hal yang paling Gio inginkan, tak puas hanya Jason dan Bianca, Gio juga akan membuat Adrian dan Aksa menderita, seperti Kayla kecil, ia akan membuat Aksa merasakan apa yang dirasakan Kayla, diacuhkan dan tidak dipedulikan.

Kelahiran Elang membuat rencana Gio semakin sempurna, sesuai prediksi, Aksa terluka dan Adrian akan terluka karena miliknya juga menderita.

Itu belum cukup bagi Gio, karena miliknya belum sadar hingga sekarang, ia akan melakukan itu sampai Kayla sadar, melihat sendiri orang yang membuat hidupnya menderita sudah ia balaskan.

Entah keberuntungan apa yang melekat pada Gio, daddynya malah membawa Elang ke rumah, rencana baru ia rencanakan, membuat Aksa cemburu dengan itu, pasti Aksa akan merasakan sakit hati dan memikirkan betapa terpuruknya dirinya.

Bagi Gio, balas dendam terbaik adalah

'Menghancurkan mental mereka pelan-pelan dengan begitu mereka jauh lebih tersiksa'

Elang tidak bisa mencerna apa yang terjadi, jadi Elang hidup hanya sebagai umpan untuk balas dendam, dan Luna hanya pion sebagai balasan dendam.

Betapa tidak berharganya hidup seseorang di mata Gio, dirinya seperti abu yang bisa di tiup dan akan terbang menghilang dibawa oleh angin.

"Kenapa harus ibu gua! Kenapa harus ibu gua yang elo pilih! Elo bisa milih orang lain! Elo udah nyiksa ibu gua! Maksudnya apa! Nggak punya hati ya lo! Ibu gua nggak tahu apa-apa! Kenapa harus ibu gua ..." Luna sudah menderita cukup banyak, ia di perlakukan tidak baik oleh orang tuanya sendiri, dan sekarang di hanya  dijadikan alat untuk pembalasan dendam.

Elang tidak peduli jika Gio ingin membalas dendam pada siapapun, hanya saja kenapa harus Luna, ibunya yang memiliki keterbelakangan mental, Luna tidak pernah mengerti dengan dunia ini, tidak kah Gio punya hati.

"Bukan urusanku ..."

"Biadap ya lo!" Elang tidak tahan, ia memukul Gio berkali-kali, ia melampiaskan kemarahannya yang berada dalam hatinya.

Ken juga tidak memisahkan Elang, ia akan membiarkan Elang melakukan apapun, entah dari mana datangnya sikap Gio ini, setahunya anaknya tidak pernah begitu, Ken merasa gagal menjadi seorang ayah, anak yang ia besarkan menjadi seperti ini, tidak memikirkan kehidupan orang lain.

Ken tahu jika dia bukan orang baik, tapi dia tidak membenarkan sikap Gio yang menjadikan Elang dan Luna sebagai pion bekas dendam.

Aksa yang melihat semua itu tidak percaya, jadi selama ini Gio menyayangi dirinya hanyalah kebohongan belaka, Gio tidak pernah menyayangi dirinya dengan setulus hati, Gio berhasil, Gio berhasil membuat hatinya hancur, bukan hanya hatinya, mentalnya juga terguncang karena perbuatan Gio, abang yang ia sayangi selama ini.

Vote→ comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang