Kembali-65

1.4K 271 17
                                    

King menatap penuh kecewa keluarganya, entah apa yang dipikirkan mereka, sungguh sulit di mengerti, bahkan Gio!

Ken, Max dan Zain juga berada di sana, melihat para tahanan mereka yang sekarang tengah menangis dan minta untuk di lepaskan.

"Gio kenapa kau melakukan ini?"  sepertinya King mempunyai dosa yang banyak, kenapa ia bisa mendapatkan cucu dan anak seperti mereka.

Dengan tangan terikat, Gio menatap opanya itu dengan air mata yang mengalir, "Aku hanya ingin Kayla bahagia, membalaskan dendamnya pada keluarga dirinya yang sialan itu!"

"Apa maksudmu!"Jason ingin sekali mencekik Gio, tidak tahu diri, urusan keluarganya untuk apa Gio mencampuri.

Bianca hanya bisa terdiam, Kayla, nama begitu indah, tapi ia lupa, mungkin sudah bertahun-tahun ia tidak mendegar nama itu, ingat saat anak itu terus saja mencari perhatian padanya.

Ia hanya bisa menyesali apa yang ia lakukan, andai saja waktu bisa di putar kembali, maka ini tidak akan terjadi.

Begitu juga dengan Adrian, dia tahu ini salah mereka, tapi entah mengapa waktu itu ia bener tidak menyukai adiknya, Kayla.

"Dia sudah tiada, Gio. Kayla sudah mati, dia tidak akan tenang jika kau melakukan ini."Ujar Ken pelan.

"A-pa maksudmu? Kayla masih hidup! Dia masih koma di rumah sakit!" Apa yang Ken katakan ini, mencoba menipunya, tidak bisa.

"Aku tidak berbohong, lihat sendiri, untuk apa kau melakukan ini? Dia juga tidak akan bisa bangun, jika dia bangun pun, dia akan merasa kecewa padamu karena telah melakukan ini." Ken memberikan benda pipih yang canggih itu pada Gio, disana gadis bernama Kayla itu sudah polos, semua alat yang berada di tubuhnya di lepaskan.

"Tidak! Kau yang melakukan ini bukan! Kenapa kau melakukan ini padaku! Aku sudah menunggu dia begitu lama! Kenapa kau melakukan ini padaku ... ini tidak mungkin ..." Gio ingin memukul Ken tapi tidak bisa, kedua tangannya telah di rantai oleh King.

Ken tidak melakukan itu, Kayla memang sudah tiada belum berapa lama, keadaan mati otak, tubuhnya tidak bisa lagi berfungsi dengan baik, dan dia tidak bisa di selamatkan, biarkan dia pergi, gadis itu begitu tersiksa.

"Kayla ... kenapa kau meninggalkanku seperti ini ..."Rasanya dunia Gio begitu hancur mendegar ini, cintanya pergi meninggalkan dirinya sendiri.

Aksa yang melihat itu hanya bisa terdiam, ia meringkuk di sudut ruangan, pikiran dan hatinya tidak bisa bekerja sama, masih tidak bisa menerima semua ini, ternyata apa yang ia lakukan pada Elang bukan kesalahan Elang itu sendiri, melainkan Gio lah yang melakukan semua ini.

Tak ada reaksi apapun pada Jason dan Bianca mendegar anaknya sudah tiada, mereka hanya diam saja, seperti Kayla bukan anak mereka.

"Ini semua karena mu!" Gio ingin menghajar dia orang berhati iblis itu, "Kalian lah yang salah! Kalian yang membuat dia pergi! Kayla ... jangan tinggalkan aku ..."

Ken menutup matanya, ia mengambil senjata kesayangannya, "Bianca, kata-kata terakhir?"

"Apa yang kau lakukan? Jangan beraninya menyentuh istriku! Ken! Bajingan kau!" Jason menendang udara, ia tidak bisa menggapai Ken.

Max juga mengambil senjatanya, ia mengarahkan pada Jason, "Kau juga, kata-kata terakhir?"

Bianca mengangguk, air matanya menetes dengan derasnya, ia menatap Aksa, dan Adrian, "Aksa ..."

Aksa menoleh mendegar Bianca memanggilnya.

"Ak-u menyayangimu, maafkan aku ... aku mengaku bersalah, aku ibu yang tidak baik, aku mengakui semua perbuatanku, aku mencintaimu, aku tidak pernah bohong untuk itu, aku juga mencintaimu Adrian, aku minta maaf selama ini tidak pernah ada untuk kalian, aku bukan ibu yang baik ... Gio, aku mengaku perbuatan ku, dan aku akan menebusnya, aku harap kau bisa memaafkan ku, dan Ken ... sampai kan permintaan maaf ku pada Luna dan Elang, aku sudah melukai mereka, aku pantas mendapatkan ini ... maaf ayah, aku akan menerima hukuman ku ..." Bianca bergetar mengatakan hal itu, untuk menembus kesalahannya, ia rela mati saja, untuk apa lagi dia hidup, ia benar-benar malu, Gio menyadarinya sesuatu, dia memang bukan ibu yang sempurna, Kayla juga tidak mengerti apa-apa, hanya karena mereka tidak menginginkan anak perempuan, Kayla menjadi korban.

"Bianca apa yang kau ..."

Dor!

"Bianca!"

"Mommy!"

Ken menembak kepala Bianca, peluru itu menembus ke kepalanya, tak ada penyesalan, bagi Ken apa yang didapatkan oleh Bianca adalah wajar.

"Kau! Ken bajingan!"

Dor!

Dor!

"Daddy!"

Dua tembakan Max layangkan pada Jason, dia sudah muak dengan omong kosong dari mulut itu, kepala Jason seketika berlubang karena peluru itu.

Aksa yang tidak pernah melihat pembunuhan begitu syok, ia bahkan tidak percaya, mommy dan daddynya mati dalam sekejap mata.

Vote →comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang