"Ibu tunggu disini aja ya."
"Nggak mau! Mau ikut! Lalang mau kemana kenapa tinggalin Lulun..."Luna sudah terisak, ia pikir Elang akan meninggalkan dirinya sendiri di kos'an ini.
"Lang cuma sebentar, nanti Lang balik lagi, ibu tunggu disini ya, Lang bawain makanan yang enak nanti."Menyeka air mata Luna.
Setelah mendapat kos'an yang Elang cari, ia dan ibunya sudah tinggal disana, Elang juga sudah membeli beberapa pakaian yang dijual tidak jauh dari kos'an itu dan sekarang, uang yang ada ditangannya tinggal sedikit, mungkin hanya kisaran lima lembar uang merah.
Ia berniat mencari pekerjaan hari ini, tidak selamanya uang itu akan bertahan.
"Makanan? "
"Iya, nanti Lang bawain ibu makanan tapi ibu tunggu disini ya, jangan pergi kemana-mana, tetap didalam kamar, ibu mau apa? Nanti Lang bawain."
"Nggak mau apa-apa, maunya Lalang cepat pulang, Lulun takut disini."Luna memeluk tangan sang anak dengan erat.
"Lang janji nggak akan lama, tapi ibu juga harus janji kalo nggak akan pernah buka pintu atau biarin orang masuk."Harap Elang.
"I-ya, Lulun nggak akan kemana-mana!"Luna memberikan jari kelingkingnya,"janji kelingking, Lalang harus pulang cepat!"
"Iya, janji kelingking."
Elang melihat sebentar ibunya dan setelah itu menutup pintu, ia menguncinya dari luar, bukan tidak membiarkan Luna terkurung dikamar itu, hanya saja ia takut jika nantinya Luna akan pergi dan bertemu dengan bodyguard Jason.
Karena Elang sudah membeli roti dia sedikit lebih lega, setidaknya jika nanti Luna lapar ia bisa makan roti itu sebagai pengganjal perut.
Mulai berjalan menjauhi kos'an sesekali ia akan melihat kebelakang, rasanya sedikit tidak tega meninggalkan Luna, tapi ini demi kehidupan mereka.
Rumah makan, Laundry, warnet dan lainnya Elang datangi, tapi satupun tidak ada yang mau menerimanya, ia duduk sebentar dan minum air mineral yang baru dibelinya.
"Emang kenapa gua masih kecil! Nggak kecil-kecil amat, tujuh belas tahun kan udah bisa kerja! Sialan emang!"Menarik nafas sejenak,"kemana lagi gua nyari kerja?"
Sungguh sulit mencari pekerjaan, apalagi mereka menanyakan kartu identitas milik Elang, kenapa bekerja harus semuanya lengkap.
Merenung sejenak, tidak! Dia harus semangat, ada ibunya yang menantinya dirumah, ini baru beberapa tempat saja, pasti ada yang akan menerimanya!
Elang mengamati orang-orang berjalan hingga tatapannya berhenti pada seorang bapak-bapak seperti kuli, ia segera mengejar orang itu.
"Pak!"Elang sedikit meringis saat berlari, ingat luka dikakinya belum sembuh.
Dengan segenap tenaga ia mengejar bapak-bapak itu dan memanggilnya kembali.
"Pak!"
"Ah iya? Ada apa?"Bapak-bapak itu segera menghentikan langkahnya.
"Pak, bapak kerja ya?"
"Ya kerja dek, kalo nggak kerja nggak mungkin saya seperti ini, kucel kayak gembel gini."Kekehan terdengar dari bapak-bapak itu."Emangnya kenapa?"
Elang hanya tersenyum tipis, "pak kalo saya ikut kerja boleh?"
Bapak-bapak itu sedikit melebarkan matanya,"mana bisa kamu kerja seperti saya, badan kamu kurus itu bisa patah mengangkat bata, cari yang lain saja, ya sudah saya pergi dulu, saya mau lanjut kerja."
"Eh pak, bisa kok pak, jangankan angkat bata, angkat besi saya juga bisa."Elang menghentikan bapak-bapak itu kembali.
"Tidak bisa, kamu cari pekerjaan lain saja, ini berat dek, saya juga nggak mau kalo nanti saya disalahin sama mandor bawa anak kecil."
"Berarti emang butuh tenaga lebih dong pak? Tolong saya ya pak, nggak apa-apa deh yang penting saya dapat kerja hari ini."Elang menatap bapak itu dengan permohonan,"yang penting ada kerjaan dulu! Nggak apa-apa jadi kuli biar bisa beli kebutuhan ibu."Pikirnya.
"Tidak bisa..."
"Pak saya mohon..."Elang hampir menangis membuat bapak-bapak itu tidak tega.
"Kenapa kamu mau kerja?"
"Saya mau bantuin ibu saya pak, tolong ya pak, janji nggak akan ngelakuin kesalahan."
Tarikan nafas kembali Elang dengar dari bapak-bapak itu, "ya sudah, saya juga punya ibu dulu, jadi saya tahu rasanya jadi kamu, tapi kalo kamu nggak kuat jangan dipaksa, karena kerja seperti ini butuh tenaga banyak!"
Elang bersorak gembira dalam hatinya,"nggak sia-sia gua ngeluarin air mata gini."Batinnya.
Segera ia mengikuti bapak-bapak itu, hingga mereka sampai disebuah bangunan yang belum sepenuhnya utuh, masih dibangun oleh mereka.
Elang bisa melihat jika bapak-bapak tadi berbicara dengan seseorang pria gemuk disana, tampak pria gemuk itu sedikit melihat kearahnya dan ketus, dan setelah itu bapak-bapak tadi langsung menuju kembali kearahnya.
"Kamu boleh kerja disini tapi harus hati-hati, kata pak mandor kamu disuruh angkat bata itu, satu bata dihitung 200 rupiah, itu kalo kamu mau."
Elang tersentak sedikit mendegar itu, tapi setelah itu ia mengangguk ragu,"gua lakuin dulu, kerjaan ada didepan mata nggak boleh ditolak."Batinnya.
"Ya nggak apa-apa pak, sekali lagi terima kasih."
"Ya, kamu angkat bata ini kelantai dua, saya pergi dulu kesana, mau angkat semen."Segera bapak-bapak itu pergi tanpa mendengar jawaban Elang.
Elang menarik nafas sejenak, setidaknya ini pekerjaan yang bisa langsung mendapatkan uang.
Segera ia mengangkat sepuluh bata yang ditumpukan, ia melihat ada gerobak tapi dipakai oleh para pekerja yang lain, jadi mau tidak mau ia hanya bisa memakai tangan saja.
Segera ia berjalan dengan langkah kaki pelan menuju lantai dua.
Mandor yang ada disana melihat itu dengan acuh dan tak acuh, segera mengalihkan pandangannya saat ada bunyi dering yang ada diponselnya, raut wajah yang tadinya acuh berubah jadi sumringah, segera ia mengangkat telpon itu.
"Iya pak bos! Iya proyek ini berjalan dengan tidak ada hambatan, iya, iya. Apa? Tidak... Tidak apa-apa, saya akan menunggu kedatangan bos dan tuan besar, ya baiklah."Setelah mematikan ponselnya ia segera memberikan perintah."Kalian! Kerja cepat bos kita mau datang ke proyek bersama tuan besar! Jadi jangan buat kesalahan!"
Para kuli yang lain tadinya hanya bermalas-malasan segera bekerja dengan cepat, takut akan tuan besar melihat mereka tidak bekerja.
Setelah beberapa lama, banyak rombongan mobil tiba dikawasan itu, satu persatu orang memakai jas rapi segera keluar dari mobil, selanjutnya keluar juga seorang pria yang dibukakan pintu oleh para bawahannya.
Membuka kacamata hitam yang ia pakai.
"Tuan, anda bisa mengenakan ini agar tidak terjadi sesuatu hal yang buruk."Bawahannya memberikan sebuah safety helmet pada tuannya itu, dan diterima oleh sang empu.
"Selamat datang tuan Ken, anda bisa melihat bangunan ini akan segera siap."Ujar mandor yang baru saja tiba.
Pria itu tidak menanggapinya, tapi pandangannya beralih pada bangunan yang belum utuh itu, saat akan memandang kearah lain, ia sedikit tertarik dengan... apa itu anak kecil? Kenapa bisa berada disini dan mengangkat bata? Kenapa mereka memperkejakan anak kecil?
"Siapa dia?"
Vote→comment →follow
Kirain tadi malem udah double ༎ຶ‿༎ຶ
{Typo tandai!}
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...