Kembali-49

1.6K 285 14
                                    

Entah mengapa hanya ada sedikit rasa kasihan pada Aksa, padahal Aksa juga keluarga mereka, tapi mereka tidak dapat mentoleransi sikap Aksa yang menghina Elang.

"Abang ..."Nathan menyingkirkan tangan Gio dari matanya, ia mendegar keributan tapi ia tidak bisa melihat karena Gio tidak memberikannya kesempatan melihat, ia mendegar jelas suara memilukan dari Aksa dan teriakan keras dari Elang.

"Abang, lepas ..."Begitu juga dengan Zoya, matanya juga di tutup oleh Gio agar tidak melihat Elang yang melakukan kekerasan seperti itu.

Setelah Adrian benar-benar pergi barulah Gio melepaskan tangannya.

"Adek ..."

Kelengahan Elang seperti sebuah kesempatan bagi Ken, ia dengan terpaksa menyuntikkan Elang obat penenang, ia tidak sanggup melihat kaki Elang yang sudah berdarah kembali, bahkan sepanjang jalan kaki Elang telah dipenuhi oleh darahnya sendiri.

"Elo sialan Ken! Elo bajingan!"Elang menatap sayu pada Ken, ia bersumpah akan meninju Ken setelah sadar.

Ken menggendong Elang, tubuh Elang terasa sangat panas. Ia membawa Elang ke ruangan Luna, pasti Luna bisa menyembuhkan Elang jika ia sudah bangun nantinya, Elang seakan seperti terkena penyakit mental karena situasi ini, itu yang bisa dilihat oleh Ken dan lainnya, jiwa Elang seperti terguncang.

Luna begitu berarti dalam hidup Elang.

Gio menatap tempat perginya Aksa, "Tidak Gio, Aksa juga salah."Dalam hatinya sungguh cemas tapi di satu sisi dia juga cemas apa yang terjadi pada Elang.

"Abang nggak boleh deket-deket lagi sama Aksa! Aksa udah jahat sama adek! Aksa udah hina Lulun sama adek bang!"Nathan menepuk pipi Gio beberapa kali.

"Iya abang! Zoya nggak akan mau lagi ketemu sama abang kalo abang masih ketemu sama dia!"Dengan masih menangis Zoya memukul perut Gio, "Aku nggak akan anggap bang Gio, abang aku lagi!"

"Zoya!" Kenapa Zoya berkata seperti itu, hati Gio sangat sakit mendengarkannya, kenapa bisa adiknya tidak mau menganggap ia sebagai abang lagi, padahal ia tidak melakukan apapun.

"Jangan deketin aku!"Zoya melarikan diri dan lebih memilih Max, bahkan Nathan berontak dan meminta di gendong oleh Zain.

Bukan tanpa alasan Zoya dan Nathan berbicara seperti itu, mereka bisa melihat tatapan Gio yang masih sedikit iba melihat Aksa.

"Kau bahkan membentak Zoya demi dia! Jika kau membela dia maka pergilah dari sini! Susul dia!"Max berucap dengan sarkas, ia juga tidak bodoh, Gio masih membela Aksa, Gio harus bisa memilih, Aksa atau Elang.

"Apa yang kalian bicarakan! Aku tidak memilih Aksa, aku memilih Elang."Kenapa keluarganya seperti ini, Gio bahkan tidak memikirkan jika ia memilih Aksa, Elang adalah adiknya juga, tentu saja dia memilih Elang.

"Jangan hanya berucap, bahkan seekor anjing juga bisa menggonggong jika diberi tulang." Max pergi membawa Zoya dan adik-adiknya, heran kenapa adiknya terlalu baik pada orang lain, bahkan ia tidak bisa memilih.

"Max!"Gio menendang kursi tunggu di  sana, kenapa malah dia yang jadi sasarannya di sini, ia hanya melihat kepergian Aksa saja, bahkan ia tidak membela Aksa.

King menepuk pundak Gio pelan, "Kau memang memilih Elang tapi kau masih berharap agar Aksa bisa berubah kan Gio. Kau tidak menganggap kita bodoh kan? Aku juga sudah memilih Elang, Aksa harus di beri hukuman setimpal. Kau tahu itu, jadi jangan sekali-kali kau menganggap kami bodoh tidak mengerti dengan tatapan mu itu."King lebih memilih pergi dari sana meninggalkan Gio sendiri.


Vote →comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang