Kembali-46

1.7K 277 23
                                    

King tiba di rumah sakit, ia segera menemukan keluarganya yang sedang menunggu di luar, mempercepat langkah kakinya dan menanyakan kondisi Elang segera pada Ken.

"Sebentar, tunggu dokter."Sedikit  meninggikan suaranya, Ken muak dari tadi harus menjelaskan pada semua orang, dia menjadi tidak tenang kenapa dokter sialan itu, lama sekali memeriksa bayinya.

Apalagi Nathan yang dari tadi masih saja menangis, ia bertambah tidak tenang.

Dokter keluar dengan keringat yang mengalir di dahinya, ia baru saja menampakkan diri setelah memeriksa Luna.

"Dokter, gimana sama Lulun?"

"Dokter, Lulunnya baik-baik aja?"

"Dokter jawab!"

"Dokter kenapa diam saja?"

Pertanyaan beruntun datang dari Zoya dan Nathan, bisa dokter itu rasakan tatapan dingin dan menusuk dari arah kiri dan kanan, jika ia salah bicara maka ia pasti akan mendekati ajalnya.

"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kondisinya sedikit ... parah. Banyak luka yang ada di tubuhnya, kepalanya juga membengkak karena benturan dan harus di jahit, ada pula tulang rusuk yang patah ..."

"Cukup, tidak bisakah kau diam!" Apakah dokter ini sengaja menjelaskan hal yang menakutkan itu pada anak-anaknya, tidak lihatkah Zoya dan Nathan histeris sekarang, dokter ini sepertinya memang sengaja.

"Daddy ... mau liat Lulun ..."Nathan dengan masih sesegukannya membenamkan kepalanya ada ceruk leher Ken, ia  hatinya begitu sakit mendengar luka parah yang Luna alami, kenapa Luna bisa terluka seperti ini, "Siapa yang buat luka Lulun ... Nathan akan hajar dia sampai mati!"Ken menutup mulut Nathan, tidak boleh, Nathan tidak boleh memikirkan hal kotor seperti itu, Ken tidak pernah mengajarkannya, ulah Jason ini kenapa mempengaruhi anaknya juga, ia akan memotong bibir Jason, lihatlah anaknya memikirkan cara membunuh orang.

"Daddy mau liat Lulun ..."Zoya melepaskan pelukan Max, ia berbalik ke Ken dan membujuk sang daddy agar di turuti.

"Bawa anak-anak masuk Max."Ujar Ken, ia memberikan Nathan pada Gio.

Dokter sedikit panik, pasalnya perawatannya belum selesai, "Tapi tuan ... silahkan masuk tuan."Dokter hanya bisa tersenyum getir, melihat tatapan yang dihunuskan pada dirinya, bahkan anak-anak Ken lebih menyeramkan, Max seperti akan mengulitinya, biar saja mereka masuk.

Disebelahnya adalah ruangan Elang, Ken masuk kesana bersama King. Dokter yang baru saja ingin keluar segera menyapa Ken dengan sopan.

"Bagaimana anakku?" Ken bertanya.

"Kondisi tuan muda bisa dikatakan syok berat, itu yang membuatnya bisa jatuh pingsan tuan, dan dia terlalu kelelahan, sepertinya anak Anda memaksa untuk berlari tanpa memikirkan kondisi tubuhnya, jadi dia dehidrasi parah dan kakinya juga terluka parah."

Ken meringis mendegar itu, walaupun bagi dirinya itu adalah luka kecil, tapi bagi Elang itu adalah hal yang menyakitkan, ia tidak bisa mendegar itu, rasanya kepalanya akan pecah, bayinya begini karena ulahnya tidak cepat dalam mengejar Elang.

Wajah Elang sangat pucat, bahkan rupanya seperti mayat hidup, infus di tangannya membuat punggung tangan itu memerah karena kulitnya yang putih pucat.

Ada pergerakan kecil dari mata Elang, segera Ken mendekat dan memperhatikan, ia mengecup mata yang sedikit membengkak karena menangis itu, "Baby, apa kau baik-baik saja, katakan mana yang sakit, kenapa kau diam saja, tidak lihat jika anakku sudah sadar."

Dokter itu hanya diam tidak jelas, King mendorong dokter itu agar mendekati Elang, kenapa respon dokter ini sangat lama.

"Cepat periksa cucuku!"

Tanpa bicara segera sang dokter mematuhi ucapan dari kedua orang yang memerintahkannya.

Elang membuka matanya perlahan, matanya berat untuk membuka, sepertinya dia demam, ia merasakan tubuhnya panas.

"Apa  ..."Elang diam, ingatan masuk ke dalam kepalanya setelah itu, satu yang ia ingat dan pasti ini bukanlah mimpi, ia segera duduk yang membuat kepalanya pusing, " Ibu ... Mana ibu gua! Mana! Ibu gua mana!"Ia mencengkeram kerah kemeja Ken.

"Tenang baby, jangan seperti itu, kau akan pusing ..."

"Nggak peduli! Mana ibu gua! Dia baik-baik aja kan! Jawab!"

"Dia ada di sebelah ..."

Tanpa menunggu, Elang turun dari kasur dan tidak memperhatikan jika tangannya di infus, tiang infus itu jatuh dan menyebabkan tangannya berdarah akibat jarum yang terlepas.

"Baby ... jangan menyakiti dirimu seperti ini ..."

"Ibu! Awas gua mau ibu!"Elang mendorong Ken, ia ingin bertemu dengan ibunya.

Tidak membiarkan Elang berjalan, Ken segera mengendong Elang, biarpun Elang memberontak dan memukulnya tapi Ken tidak akan membuat Elang terluka lagi, ia akan menuruti keinginan Elang untuk bertemu dengan Luna.

"Lepasin! Gua mau ibu! Lepasin bangsat!"Elang memberontak, tidak bisakah Ken membiarkan ia bertemu dengan Luna, setelah Ken membawanya ke ruangan Luna baru Elang terdiam, ia memaksa untuk turun dan mendekati Luna yang terbaring di sana.

Vote→comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang