Kembali-13

3.4K 465 79
                                    

Pagi hari dikediaman William, dikamar khususnya dikamar milik Ken, terdapat pemuda yang baru saja bangun dari tidurnya, ia menggosok pelan matanya, merasakan berat pada tubuhnya membuat ia sesak nafas.

"Mang anjing!"

Elang menyingkirkan empat lengan yang menindih tubuhnya itu, bagaimana dia tidak sesak.

Posisinya sekarang ada ditengah-tengah, bukan ditengah tempat tidur tapi ditengah badan, dibawahnya ada Ken dan diatas badan Elang ada Nathan.

Tengah-tengah bukan?

Elang menyingkirkan Nathan diatas tubuhnya, menghela nafas sebanyak-banyaknya, "untung nggak mati."

"Apanya?"

"Anj...emm!"Elang terkejut tapi lebih dulu dibungkam oleh tangan besar milik pria yang dia tindih itu, siapa lagi jika Ken.

"Jangan mengumpat baby."

Elang ingin muntah mendegarnya, baby apa, dia bukan bayi, dia mengigit tangan kekar milik Ken.

"Gila ya lo, kalo gua kehabisan nafas gimana!"

"Tapi tidak kan?"

"Ngeselin ya! Awas lepasin gua!"Elang ingin bangkit tapi terus saja ditahan oleh Ken yang memeluk pinggangnya.

"Cium dulu."

"Nggak! Lepasin gua! Pelecehan tahu nggak sih!"Elang memukul-mukul tangan itu tapi tidak digubris oleh sang empu.

"Lepasin nggak!"

"Cium dulu."

"Jangan gila ya lo!"

Cup

"Aaaa Ken babi!"

Ken tidak dapat menahan tawanya, senang sekali ada mainan baru seperti ini, membuat harinya lebih bewarna.

"Lepasin atau nggak gua.."

"Apa?"

"Daddy?"Nathan yang mendengar teriakan  milik Elang terbangun, ia menggosok matanya pelan.

"Adek, kok nggak ngajak -ngajak pelukannya."Dengan sudah payah Nathan naik ketubuh Elang lagi.

"Selamat pagi adek!"Nathan mengecup pipi Elang dan menduselkan hidungnya, wangi bayi sungguh sangat enak.

"Gua bisa gila! Gua bisa gila!"

Elang seperti ingin menangis sekarang, harga dirinya tercoreng, benar-benar tidak bisa!

Setelah berdebat selama tiga puluh menit, akhirnya Elang merelakan pipinya dicium oleh Ken dan dengan cepat dia kabur dari sana, lain kali dia akan berusaha tidak akan pernah tidur dengan pria bersama Ken lagi! Kalau dia memaksa Elang akan menghajarnya, dia kan kuat.

Elang berjalan kekamar miliknya, dia ingin melihat ibunya dulu, khawatir jika sang ibu terjadi sesuatu.

"Lalang!"

Panggilan itu membuat Elang berbalik, matanya membola melihat penampilan sang ibu.

"Lo apain ibu gua!"

Penampilan Luna sungguh... bagaimana cara menjelaskannya!

Luna memakai pakaian panda yang membungkus semua tubuhnya, warna pipi yang merona itu pasti dari hasil makeup.

Siapa lagi pelakunya jika bukan Zoya!

"Lalang! Lulun sama seperti Lupi!"Luna menunjuk boneka panda yang ia pegang,"mirip kan Lalang?"

Imut! Elang mengakuinya tapi ini sudah keterlaluan! Ibunya menjadi ekperimen dari gadis bernama Zoya ini, jika ibunya kepanasan dan lain-lain bagaimana! Tidak Elang tidak akan membiarkan itu terjadi.

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang