Kembali-35

2.4K 341 40
                                    

Tangisan terdengar dari bibir mungil Aksa, Adrian menghela nafas sesaat, dia sempat menaikkan nada bicaranya karena Aksa telah melakukan perbuatan sebelumnya.

"Maaf baby, tapi aku tidak suka jika baby melukai tangan baby seperti ini, bahkan wajahmu terluka."Adrian memejamkan matanya, luka yang ada diwajah Aksa begitu menyeramkan baginya, karena dia tidak pernah membiarkan wajah Aksa ataupun  tubuh Aksa terluka, dia benar-benar menjaganya.

Masih dengan keadaan sesegukan,  Aksa berucap,"ba-ng Gio jahat, dia lupa sama Aksa karena dia bang, kenapa dia ambil abang Gio, dia udah buat mommy sama daddy mau pisah..."

Adrian mengusap punggung sempit itu, dia juga marah tapi entah kenapa dia juga tidak bisa marah sepenuhnya, seperti ada yang mengganjal dalam dirinya, ada yang kosong dihatinya, saat melihat wajah Elang, saat mendegar Elang berbicara sungguh membuatnya bingung, itu bukan seperti Elang yang penakut dan takut untuk melakukan apapun.

Bahkan Adrian tidak melihat lagi Elang yang selalu menunduk tidak mau melihat kearahnya, sekarang tatapan itu hilang, bahkan semuanya begitu berubah, Adrian merasakan hal itu.

Aksa mengepalkan tangannya, "Elang, gua benci sama elo! Kenapa elo rebut semua kebahagiaan gua! Elo udah buat mommy gua menderita dan sekarang elo juga mau buat abang Gio jauhin gua! Gua nggak akan biarin elo hidup dengan tenang!"

Mobil Adrian tiba dikediaman utama William, dia mengendong Aksa, menepuk kecil agar adiknya itu tertidur.

Sepertinya itu berhasil, Aksa mulai memejamkan mata dan nafasnya juga mulai teratur, mungkin dia lelah telah menangis lama.

Hingga Adrian benar-benar melihat Aksa tertidur, dia akan memanggil dokter nantinya untuk mengobati memar diwajah adiknya itu selagi tidur.

"Aksa, Adrian dari mana... Astaga! Apa yang terjadi dengan Aksa!"

Jeritan yang cukup memekakkan telinga itu membuat Aksa terbangun, dia terkejut karena baru saja ingin menuju ke alam mimpi.

Adrian berdecak, sudah susah-susah dia menidurkan Aksa malah di bangunkan oleh omanya ini, lihatlah sekarang Aksa kembali menangis.

"Aksa apa yang terjadi dengan wajahmu sayang?"Violetta menutup mulutnya, syok dengan wajah Aksa yang sedikit membengkak dan luka disana.

Aksa memaksa turun dari gendongan Adrian, dia memeluk Violetta hampir saja Violetta jatuh karena Aksa memeluknya begitu kencang.

Adrian memanggil salah satu maid,"panggilkan dokter."

"Baik tuan muda."Jawab maid itu segera.

"Adrian apa yang terjadi dengan Aksa! Apa kau yang melakukan ini!"

Adrian langsung menatap tajam omanya itu, tuduhan macam apa itu, kenapa dia memukul adiknya sendiri, bahkan satu incipun dia tidak berani melukai Aksa.

Aksa yang menangis dalam pelukan Violetta menggeleng,  "bukan abang oma, ini gara-gara Elang..."

"Apa!"Walaupun suara Aksa teredam dalam pelukannya, tapi Violetta jelas mendegar perkataan Aksa."Elang?"

"Iya oma... Dia udah rebut bang Gio dari Aksa..."Aksa mulai menceritakan kejadian tadi yang menimpanya di kediaman Ken.

"Sialan!"Jadi ini alasannya suaminya tidak pulang, King juga berada disana dan membela Elang.

"Anak itu, sudah kuduga dari awal! Dia dan ibunya yang jalang itu hanya berpura-pura polos! Dan sekarang dia ingin merayu Ken dan keluarganya untuk melindungi diri!"

"Aksa, kau kenapa sayang..."Bianca yang dari atas dan ingin turun mendengar suara tangisan anaknya, khawatir terjadi sesuatu pada putranya dengan segera dia turun dan melihat wajah Aksa.

"Adrian! Apa-apaan ini! Kenapa dengan wajah Aksa!"

Adrian membuang muka, tidak ada gunanya menjelaskan, kemana mommy-nya selama ini, dia tahu Bianca memang khawatir tapi Bianca lebih mementingkan percintaannya dengan Jason, sungguh orang tua yang tidak tahu malu, jika saja Aksa mau hidup berdua dengannya sudah dari dulu dia melakukan itu, tapi Aksa tidak mau berpisah dari kedua orang tuanya, mau bagaimana lagi, Adrian juga tidak bisa hidup tanpa Aksa, karena tujuan hidupnya hanya untuk Aksa.

"Mommy..."Aksa bukan menangis karena sakit pada wajahnya, dia menangis karena hatinya lah yang sakit, dia benar-benar kecewa pada Gio yang membela Elang.

Bianca berwajah bengis setelah mendengar penjelasan Aksa, benar bukan, Elang, Luna, dua nama itu selalu saja hadir didalam hidupnya, bahkan sekarang mereka merebut keluarga kakaknya itu, dia khawatir jika Ken nantinya termakan oleh kebohongan Luna dan anaknya itu, pasti mereka akan memanfaatkan Ken, sekarang setelah keluarganya yang hancur dia juga ingin menghancurkan keluarga kakaknya sungguh jalang yang licik, itulah yang membuat Bianca tidak percaya jika kekacauan dalam keluarga mereka adalah ulah musuh mereka, ini pasti ulah Luna, apalagi keluarga Luna sangat gila dengan uang, bahkan mereka berhutang cukup banyak di keluarganya.

Adrian membawa Aksa paksa, dokter juga sudah datang dan dia akan membawa Aksa untuk mengobati luka lebam diwajahnya.

"Ini sudah keterlaluan Bianca, bahkan anak sial itu sudah berani melukai Aksa!"Violetta tidak habis pikir, ternyata sekarang bocah itu sudah menunjukkan jati diri yang sebenarnya."Kita harus melakukan sesuatu! Aku tidak mau jika Aksa terluka lagi!"

Bianca juga marah akan hal itu, dia akan memikirkan cara agar Elang dan Luna mendapatkan balasannya.

Bianca tidak mau jika Ken juga termakan dengan kepolosan wajah Luna dan anaknya itu, apalagi mereka bertemu setiap hari dengan Luna dan Elang."Aku yakin Ken sudah tertipu oleh mereka."

Mendegar itu Violetta mengangguk, benar, pasti begitu jika tidak, tidak mungkin seorang Ken Hill William, putra sulungnya yang tidak peduli dengan orang lain bisa menampung orang yang entah asal usulnya dari mana masuk kekediamannya begitu saja, sangat mustahil.

Vote→comment→ follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang