"Jangan pegang-pegang! Bisa nggak sih!"Elang menepis tangan Zoya yang dari tadi mencubit pipinya, tentu saja itu sakit, dan kalian tahu Elang itu tidak suka disentuh, dia sangat risih.
Zoya terkekeh, dia mencuri satu kecupan dipipi Elang,"kan gini bagus nurut, ya kan Lulun?"
"Em?"Luna mengangguk saja setelahnya, dia sedang makan cemilan dengan mulut yang belepotan noda coklat.
Perjuangan Zoya untuk memakaikan Elang kostum Dinosaurus tidak sia-sia, dengan membujuk Luna supaya Elang mau akhirnya terjadi, Elang mau memakai kostum itu.
Dengan Elang yang memakai kostum Dinosaurus warna hijau dan Luna yang memakai kostum Dinosaurus warna merah muda, tampak sangat imut dan menggemaskan. Sedangkan Nathan anak itu memakai kostum Dinosaurus warna merah.
Nathan juga tengah memakan coklatnya sekarang, dia dan Luna berbagi satu sama lain, jadi dia hanya pasrah saja apa yang akan dilakukan Zoya padanya, mencium dan mengguyel-nguyel pipinya.
"Adek mau? Ini enak."Nathan memberikan cemilannya pada Elang, dari tadi dia melihat Elang hanya diam saja.
"Makan aja, nggak mau."Elang mengelap bibir Luna yang belepotan coklat, dia tersenyum tipis, betapa indahnya sosok Luna dimatanya sekarang, heran saja kenapa nasib Luna tidak beruntung, tapi sekarang dia akan menjaga Luna apapun yang akan terjadi.
"Em!"Mata Elang melotot saat mulutnya disumpal oleh benda yang paling dia benci, pacifier, Max yang melakukan itu, dia tidak tahan dengan penampilan Elang yang begitu lucu, jadi sedikit menambahkan aksesoris tidak apa-apa bukan?
"Wah? Lucu banget! Foto-foto!"Zoya mengambil ponselnya dan memotret Elang yang berwajah kesal.
Nathan yang melihat itu juga tertawa, dia sudah pernah diperlakukan seperti itu oleh Max, jadi dia sangat puas melihat Elang yang segera mengatakan posisi sekarang.
"Imutnya! Mau cium."Nathan ingin mencium wajah Elang tapi bibirnya ditahan oleh tangan Elang.
Elang melepaskan pacifier yang ada mulutnya dan membuangnya sembarangan, dia menatap Max dengan permusuhan, bukannya takut, Max malah kembali membuka bibir Elang dan memasukkannya pacifier kembali.
"Aaaa! Ken anak elo kumat Ken! Ken tolongin gua!"Elang memukul dada Max dan terus memberontak.
Nathan yang tadinya tertawa kini langsung terdiam karena mulutnya juga dimasukkan pacifier oleh Max.
"Abang..."
Max menaikkan alisnya, membuat Nathan yang tadinya ingin melepaskan pacifier itu tidak jadi, abangnya sungguh menyeramkan.
Luna berkedip, dia melihat kotak yang ada ditangan Max, melihat Nathan dan Elang mengulum benda aneh itu, dia juga mengambilnya dan memasukkannya kedalam mulut.
"Iih gemes! Terima aja adek! Lulun aja mau kok! Ya kan Lulun? Sini liat kamera liat kamera!"
"Lepasin nggak! Gua bogem..."
Cup
"Gua hajar!"
Cup
"Anjing!"
Max memberikan ciuman berkali-kali pada pipi Elang yang membuat Elang ingin menangis rasanya.
"Ken tolongin gua!"
Ken yang berada dikamar Gio merasa seperti ada yang memanggilnya, dia melihat Gio sebentar,"sudah minum obat?"
Gio tersenyum, "jangan khawatir, aku sudah meminumnya tadi, daddy bisa pergi, nanti bisa ketularan."
"Aku tidak selemah itu."Jawab Ken.
Disana ada Ken, Zain, dan King, mereka melihat Gio sebentar karena perkataan Max yang mengatakan Gio demam.
"Jangan terlalu banyak berpikir Gio, kau ingat itu."King mengelus pelan kepala Gio,"aku akan tidur dengan baby, kita bertemu besok dan kau sudah harus sembuh."
"Baiklah opa."
"Apa yang kau katakan, dari mana tingkat kepercayaan tinggimu itu, dia anakku jadi dia harus tidur denganku."Ken menyela, tentu saja dia tidak terima.
King hanya menyeringai, kita lihat siapa yang akan memang nantinya."King berjalan lebih dulu meninggalkan ruangan itu.
Ken berdecak, dia menatap Gio sebentar, "istirahatlah."Setelah mengusap kepala Gio, dia segera melangkahkan kakinya dengan cepat, tidak bisa, bayinya harus tidur dengannya, bukan tua bangka yang baru saja datang itu, menyesal rasanya tidak mengusirnya pulang.
Gio menatap Zain yang masih berada disana, "tidak tidur?"
Zain menggeleng pelan, dia menatap Gio lama setelah itu memeluknya, "bang adek nggak mau aku lihat dia."
Gio ingin menyemburkan tawanya, lihatlah siapa yang manja sekarang, beginilah sifat Zain jika dia hanya bersama Gio, manja dan cengeng, kadang dia menangis karena hanya diganggu Zoya, jika Zoya tahu sifat abangnya satu ini, mungkin sudah lama dia akan mengejeknya dengan sebutan cengeng.
"Aku sudah mengatakannya, jangan tiba-tiba berubah seperti itu, dia juga pasti akan terkejut melihat perubahan sikapmu, setidaknya beri dia perhatian kecil, lihat Zoya bahkan menganggapmu dirasuki setan."Gio sudah tidak dapat lagi menahan tawanya, dia sudah mendengar cerita adiknya itu, lucu sekali.
"Jadi Zain harus gimana? Zain mau dekat sama adek."Zain bertambah memeluk Gio, menenggelamkan wajahnya pada tubuh kekar abangnya itu.
"Bagaimana mulai dari Lulun, pasti jika Zain baik pada Lulun, Elang akan menganggapmu seperti yang lain."
Zain cemberut, sungguh tidak cocok dengan wajahnya yang tegas,"gimana mau baik sama Lulun kalau Elangnya terus jauhin Lulunnya."Rengeknya.
Gio terkekeh pelan, lucu sekali adiknya ini."Coba saja dulu."
Typo? Tandai!
Vote →comment →follow
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...