Kembali-33

2.6K 372 37
                                    

Semua mata memandang kearah siapa yang berteriak memanggil Gio.

Sedang Gio yang dipanggil menoleh dan sedikit melebarkan matanya, dia menatap Elang dan kemudian menatap Zain,"bawa Elang dan Luna pergi."

Zain yang tadinya diam lalu bereaksi, menarik tangan Elang dan Luna.

"Abang Gio! Aksa kangen..."

Terlambat, Aksa sudah melihat Elang dan Luna, matanya langsung berubah jadi marah dan ia mengepalkan tangannya disisi badan.

"Elo! Ngapain Elo ada disini!"Aksa ingin menuju Elang tapi ia ditahan oleh Gio. Gio memeluk Aksa.

"Zain bawa mereka kedalam."Suruhnya pada Zain.

"Lepasin! Aksa mau kasih pelajaran sama Elang!"Aksa memberontak, dia berlari dan mendorong Zain dan menampar Elang.

"Sialan! Gara-gara elo mommy sama daddy gua mau pisah!"

"Aksa!"

"Apa yang kau lakukan!"

"Aksa apa yang terjadi denganmu kenapa kau menampar Elang!"

Gio membawa Aksa dalam dekapannya, sementara Ken langsung memeluk Elang dan melihat pipi Elang yang sudah terdapat cap tangan Aksa.

"Sialan! Gio bawa dia keluar!"Ken mengusap pipi Elang yang sudah memerah.

Luna sudah menangis dia memeluk Elang dengan erat."Jangan sakit Lalang!"Ucapnya tidak jelas.

Sedangkan Elang hanya terdiam, dia baru memahami sekarang karena tiba-tiba saja dias ditampar, melihat kedepan, mengigat siapa yang berani menamparnya itu.

"Aksa apa yang kau lakukan!"King murka, dia tidak menyangka jika Aksa berani melakukan kekerasan seperti itu, dia pikir Aksa sama seperti Nathan.

"Aksa kenapa menampar Elang!"Gio bertambah memeluk Aksa."Kau tidak boleh melakukan itu!"

"Lepasin! Aksa mau kasih dia pelajaran karena dia udah buat mommy sama daddy mau pisah!"Aksa ingin menjambak menarik tangan Elang tapi dia kembali digendong oleh Gio.

"Aksa! Kenapa kau seperti ini!"Gio berteriak membuat semua orang terdiam, melihat bagaimana marahnya Gio itu tidak biasa karena Gio bahkan tidak pernah marah selama ini."Jangan melakukan hal itu lagi kau bisa menyakitinya!"

Mata Aksa sudah berair di menatap Gio dengan kecewa, kenapa Gio malah membela Elang dan tidak peduli dengan perkataannya,"abang kenapa bela dia!  Dia udah bikin mommy sama daddy mau pisah! Dia sama ibunya yang jalang itu udah mau bikin..."

"Aksa!"Gio tidak tahan lagi, kenapa Aksa menjadi seperti ini, dia tidak mengenal Aksa yang bisa mengatakan hal yang seperti itu.

Bugh...

"Elang!"

"Sialan! Lo kalo mau ngehina gua nggak apa-apa tapi jangan ngehina ibu gua! Lo pikir gua mau gitu jadi bagian dari keluarga bajingan lo itu! Enggak bangsat! Jangan pernah ngehina ibu gua!"Elang meninju pipi Aksa, hatinya sakit saat mendegar Aksa menghina Luna.

"Lalang jangan pukul! Lulun takut..."Luna menutup matanya, dia sungguh sangat takut saat Elang melakukan itu, Zoya yang melihatnya segera memeluk Luna.

"Ayo Lulun kira pergi."

"Nggak mau, mau Lalang..." Zoya berusaha membawa Luna tapi Luna tidak mau menurut.

"Bawa anak-anak masuk kedalam."Ucap Ken pada King dan Zain

King sebenarnya ingin memarahi Aksa, tapi dia melihat Nathan dan lainnya, tidak baik mendengar pertengkaran jadi memutuskan untuk mendegarkan Ken untuk membawa mereka masuk.

Zain mengangguk dia membawa Nathan kedalam gendongannya dan mulai menjauh.

Begitu juga dengan King yang membawa Zoya dan Luna untuk pergi dari sana, walupun mereka semua memberontak tidak mau karena ingin melihat adik mereka.

"Sudah Elang."Ken meleraikan Elang yang ingin kembali memukul Aksa.

Max dan Adrian ada disana tapi mereka saling memukul satu sama lain, ini karena Max marah saat Adrian lah yang membawa Aksa dan memukul bayinya.

"Sialan! Pergi atau aku akan membunuh mu!"

Adrian meludah, dia khawatir dengan Aksa sekarang karena wajahnya sudah penuh dengan luka yang Elang berikan.

Dia berjalan mendekati Aksa yang dipeluk oleh Gio.

"Aksa kau tidak apa-apa? Jangan menakuti ku! Kau!"Dia menatap Elang tapi Elang memelototinya.

"Apa Lo mau gua bikin babak belur juga!"

"Elang sudah, Adrian bawa Aksa pergi dari sini."Gio menghalangi tubuh Elang yang akan maju kembali. Dia sungguh khawatir dengan kondisi Aksa yang sepertinya ingin pingsan itu.

"Abang..."Aksa kecewa pada Gio yang membela Elang, kenapa Elang bisa dekat dengan Gio, dan kenapa Elang berubah, "Abang jahat!"Adrian membawa Aksa pergi dari sana.

Sedangkan Gio hanya terdiam, dia sedikit merasa sakit saat Aksa mengatakan dirinya seperti itu."Aksa..."

"Panggil dokter!"Ken berteriak, dia khawatir dengan pipi Elang, apa itu akan terjadi memar dan hal lain nantinya.

Max mengambil Elang dari Ken, dia menatap pipi Elang dengan menyesal,"sial! Anak itu!"Geram sudah dirinya."Tidak apa-apa baby."Dia mengusap pipinya pelan, seperti tidak menyentuh.

Elang reflek menggeleng pelan, ini tidak apa-apa baginya tapi dia sangat marah, dalam hatinya terus mengumpati Aksa,"Sialan tu anak! Udah ngehina ibu gua!"Dia tidak akan mentoleransi orang yang sudah menghina ibunya karena Luna adalah segalanya bagi Elang.

Vote→ comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang