Kembali-41

1.7K 287 21
                                    

Ken yang berada dibalik pintu menunggu Zoya untuk menemukannya, mungkin Zoya mencari yang lain terlebih dahulu.

Bosan sekali menunggu seperti ini, memilih untuk keluar saja, tapi saat dia melihat para bodyguard, sepertinya ada yang salah, kenapa mereka terlihat tidak berdiri dengan seimbang.

"Kenapa lama sekali, padahal kita tidak bersembunyi jauh."King juga keluar dari tempat persembunyiannya.

Melihat Ken yang hanya diam saja, King pun bertanya."Ada apa Ken?"

Tidak menjawab, Ken segera datang ke sisi bodyguard itu. "Apa yang terjadi dengan kalian?"

"Tu-an?" Satu per satu bodygard jatuh kelantai, setelahnya mereka muntah, mereka langsung tidak sadarkan diri.

"Sial! Penyusup! Cari keberadaan anak-anak!"Ken berlari secepat kilat, dia keluar lebih dulu.

"Penyusup? Astaga baby!"King paham sekarang, dia masuk kedalam dan mencari yang lain.

Ken berlari keluar, dia tidak melihat Zoya, pikirannya berkelana sekarang, Elang, Nathan, Zain, dan yang lain, kemana mereka.

"Zain! Zoya! Elang! Nathan!"

"Ada apa daddy?"Zain yang bersembunyi di balik bunga segera menunjukkan dirinya setelah mendengar Ken memanggil.

"Cari keberadaan mereka Zain! Ada penyusup!"Syukurlah Zain masih ada, Ken berlari mencari lagi, ternyata semua bodygard yang ada disana sudah jatuh pingsan dengan muntah yang berbekas disana.

Zain juga panik, dia segera mencari yang lain, pantas saja dia merasa ada yang aneh, tidak melihat satupun bodyguard yang biasanya berjaga.

King membuka satu per satu ruangan kamar dan berteriak memanggil yang lain.

"Dimana kalian!"

Bau muntahan semakin tercium, King takut terjadi sesuatu pada yang lain.

"Opa!"Nathan mencoba keluar dari bawah kasur.

King berbalik, dia bisa melihat Nathan dan Gio berada dibawah kasur.

"Nathan!"King memeluk Nathan," Kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?"

"Opa kenapa?"Nathan kebingungan begitu juga dengan Gio, ada apa dengan opanya ini.

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"Tanya Gio penasaran, kenapa opanya begitu panik.

King memberikan Nathan pada Gio, "Jaga Nathan Gio, aku akan mencari yang lain."

"Opa! Tapi apa yang terjadi?"Gio mencoba mengikuti King, tapi baru saat itu dia mencium bau yang tidak mengenakan, menutup hidungnya.

"Bang liat!"Nathan menunjuk bodyguard yang berada dilantai.

Gio memeluk Nathan dengan erat, terkejut saat melihat banyaknya bodyguard yang tidak sadarkan diri. "Apa yang terjadi?"Gio mulai waspada, matanya melirik kesana dan kemari takut ada yang mengincar Nathan.

"Abang adek! Mau ke Elang! Ayo abang ..."Walaupun Nathan tidak terlalu mengerti tapi firasatnya buruk.

Gio ingat dengan perkataan King tadi, dia segera menjauh dari sana, berharap agar yang lain tidak kenapa-napa.

Disisi Max, dia merasakan ada yang tidak beres, mereka berada di sisi belakang mansion, dia tidak mendapati bodyguard yang berkeliling berjaga, sungguh aneh.

Elang mengusap dadanya, hatinya cemas, dia selalu seperti ini tapi kali ini lebih dari kata cemas, takut dan segala macam rasa ia rasakan.

"Ibu ..."Elang tidak bisa menunggu lama, hanya satu yang ia pikirkan Luna.

"Mau kemana?"Max menahannya, sepertinya benar ada yang tidak beres, Max selalu waspada.

"Lepasin! Gua mau ibu gua!" Karena Max tidak mau melepaskan dirinya, Elang mengigit tangan Max sekuat tenaga.

"Ibu!"Elang bisa melarikan diri.

Max berdecak, Elang tidak tahu sekarang sepertinya ada bahaya, dia mencoba mengejar Elang, kekhawatiran Max ternyata semakin benar ketika melihat tak jauh dari sana ada bodyguard yang jatuh pingsan dengan muntahan disana.

Dia segera menggapai Elang dan mencoba menghentikannya.

"Lepasin! Gua mau ibu!"Takut sudah perasaan Elang, pantas saja dari tadi perasaannya tidak enak. Elang memukul dan meninju dada milik Max.

"Lepas! Sialan ya lo! Awas! Gua mau ibu gua!"Elang menendang aset berharga milik Max yang membuat Max melepaskannya. Dengan sekuat tenaga dia berlari.

Max memejamkan matanya sebentar, dia ingin mengejar Elang tapi disaat itu dia melihat Zoya yang tak jauh dari sana sedang muntah.

"Zoya! Apa yang terjadi denganmu."

Wajah Zoya begitu pucat, Max khawatir jika terjadi sesuatu pada Zoya tapi dia juga khawatir dengan Elang yang baru saja pergi.

Zoya menggeleng, "Aku nggak apa-apa bang tapi aku mual cium bau mereka."Zoya menunjuk bodyguard yang tepar disana."Abang kenapa mereka jadi gitu."Zoya ketakutan, dia tidak pernah melihat ini sebelumnya. Seperti melihat mayat, Zoya tadinya ingin kabur tapi satu persatu bodyguard jatuh dan muntah, itu membuatnya tidak bisa kabur, apalagi baunya begitu menyengat. Dia tidak tahan dengan bau itu. Zoya memegang perutnya yang sakit.

Tetap saja Max khawatir, dia segera mengendong Zoya dan membawanya pergi, dia juga akan mencari Elang.

Zoya yang berada dipelukan Max jatuh pingsan, Max bertambah khawatir."Zoya! Dengar aku! Zoya!" Max menepuk pipi Zoya tapi Zoya tidak bergerak sama sekali, bahkan wajahnya pucat.

"Max! Apa yang terjadi dengan Zoya?"Ken berjalan mendekat, dia sangat panik melihat putrinya tidak sadarkan diri.

"Tidak tahu, bagaimana ini."

"Bagaimana lagi! Cepat panggil dokter! Dan dimana Elang?"Lemot sekali anaknya ini, tidak bisakah langsung bertindak saja.

"Dia pergi kearah sana."Tunjuk Max. Dia berlari untuk membawa Zoya.

Elang mencari ibunya kemanapun tapi dia tidak menemukannya. "Ibu! Ibu! Ibu denger Elang! Ibu!"

Bahkan Elang mencari diseluruh tempat yang mungkin ada Luna bersembunyi disana.

"Ibu jangan bikin Lang takut!"Tangan Elang sudah mengigil, dia begitu panik.

"Elang."Elang merasa dipeluk, itu Ken, dia melepaskan pelukan Ken."Kau tidak apa-apa?"

"Kenapa tanya kondisi gua! Buta mata lo! Gua nggak apa-apa! Mana ibu gua! Elo liat nggak!"Elang tampak begitu kacau.

Ken tidak suka Elang kasar begini, tapi dia memakluminya karena Elang khawatir dengan Luna.

"Aku akan mencarinya."

Tidak peduli, yang penting Luna ketemu, Elang takut sesuatu terjadi pada Luna.

"Ibu ..."



Vote →comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang