Kembali-42

2.3K 338 30
                                    

Dokter sudah memeriksa kondisi Zoya, dan ternyata Zoya keracunan makanan.

"Kenapa bisa Zoya keracunan makanan! Padahal kita sarapan dengan makanan yang sama!"King berteriak marah pada dokter itu.

Mereka semua terkejut mendengar itu, keracunan makanan, sungguh sangat mustahil, kenapa mereka tidak kena, padahal mereka juga memakan makanan yang sama.

"Maaf tuan besar, itu memang benar, kemungkinan nona Zoya telah mencicipi makanan yang sama dengan para bodyguard tuan." Dokter itu menjawab dengan takut, dia sudah memeriksanya, gejalanya tidak begitu parah seperti para bodyguard yang lain.

"Lulun ..."Nathan terisak, Luna belum ketemu juga, mereka telah mengetahui jika Luna lah yang tidak berada di kediaman ini.

Elang mengamuk, dia melemparkan semua barang didekatnya, ibunya hilang karena dia tidak bisa menjaganya dengan baik, andai saja dia tetap bersama ibunya maka ini tidak akan terjadi.

"Ini salah elo! Kalo elo nggak bawa gua, ibu nggak akan hilang! Ibu ..."Elang dari tadi memukul Max, jika saja Max tidak membawanya pergi, maka dirinya masih bersama Luna.

"Tenang Elang, kita akan segera menemukan ..."

"Tenang apa! Kalian nyuruh gua tenang! Ibu gua hilang! Bisa bisanya kalian nyuruh gua tenang!"Elang menyingkirkan tangan Ken yang ingin menyentuhnya.

"Bagaimana Gio, apa ada rekamannya?"Tanya King, sekarang mereka tengah memeriksa rekaman Cctv, itulah yang membuat Elang sedikit menunggu jika tidak, dia tidak akan berada disini dengan lama, dia akan segera mencari ibunya.

Gio memperlihatkan Cctv, disana semuanya hitam, kemungkinan ini sudah direncanakan dengan matang.

"Nggak guna! Sialan! Kalo sampe ibu gua kenapa-napa gua nggak akan maafin kalian!"Elang berlari secepat kilat meninggalkan mereka.

"Elang!"

"Adek!"

"Elang kau mau kemana!"Ken mengejar Elang, yang Elang katakan benar, bahkan mereka bisa kebobolan seperti ini, banyak bodyguard malah pingsan karena keracunan makanan, pasti maid yang bertugas untuk memasak makanan bodyguard telah bekerja sama dengan penyusup, betapa tidak bergunanya mereka.

Max menyeka darah disudut bibirnya, pukulan Elang membuatnya memar, tapi dia juga akan mengejar Elang, tidak mungkin dia membiarkan Elang pergi sendiri.

Gio dan Zain juga akan mengejar tapi mereka dihentikan oleh King.

"Kalian jaga Nathan dan Zoya! Jangan sampai mereka terluka!"

"Tapi opa ..."Gio dan Zain menyela.

"Nathan dan Zoya lebih penting sekarang!"Sergah King, disini tidak ada yang berjaga tentu saja dia khawatir keselamatan cucunya yang lain.

Zain ingin menjawab kembali tapi Gio lebih dulu menarik tangannya, "Kita dengarkan opa Zain, keselamatan Nathan dan Zoya juga penting."

Zain akhirnya setuju, dia akan membiarkan Ken dan yang lain mengejar Elang.

"Abang ..."Gio mengendong Nathan, dia menenangkan Nathan yang menangis, "Jangan menangis baby, mereka pasti baik-baik saja."

"Tapi Lulun sama adek ...."

"Tidak mereka tidak akan terluka, Nathan percaya pada daddy kan?"Tidak ada kata-kata lain, Gio juga harus yakin dengan ucapannya, Ken tidak mungkin akan membiarkan mereka terluka.

Nathan mengangguk ragu, dia sangat khawatir, bagaimana jika terjadi sesuatu pada Elang nantinya, atau bisa saja terjadi sesuatu pada Luna, pikirannya melayang kemana-mana sekarang.

Gio melihat Zoya, dia segera meletakkan Nathan dan beralih pada Zoya." Bagaimana kondisi mu, Zoya? Apa ada yang sakit? Katakan."

"Em? Abang ... perut Zoya sakit ..."

Mendegar itu Gio panik, dia memandang dokter dengan tatapan memohon, "Tolong adikku, bagaimana ini, dia kesakitan."

Dokter segera memberikan obat pada Gio, dengan secepat kilat Gio mengambil obat itu dan memasukkannya ke dalam mulut Zoya."Minum Zoya, kau akan lebih baik."

Zoya terlihat pucat, "Zoya apa kau juga memakan makanan bodyguard?" Tidak mungkin jika Zoya tidak melakukan itu, tidak mungkin di bisa keracunan.

"Hm?"Zoya mencoba mengingat-ingat, tadi pagi sebelum sarapan dia melihat kedapur, makanan belum siap sepenuhnya jadi dia kedapur khusus untuk para bodyguard, disana ada beberapa makanan yang sudah disajikan, jadi dia mencobanya hanya satu suap.

Setelah mendengar perkataan Zoya, Gio dan Zain jadi paham sekarang,  ternyata mereka ingin melumpuhkan bodyguard yang berjaga, pantas saja mereka tidak keracunan.

Semua maid telah dikurung Ken, jadi dia akan mengintrogasi mereka nanti.

"Tolong obati mereka juga."Ucap Gio pada dokter itu, bodyguard-bodyguard yang lain terlihat lebih parah daripada Zoya.

"Jadi Lulun hilang ya bang?"Zoya menatap Gio dengan mata yang sudah berkaca-kaca, ini semua salahnya, andai saja dia tidak meminta bermain petak umpet, pasti ini tidak akan terjadi.

"Ssst, sudah, dia akan ketemu..."Gio juga tidak tahu harus menjawab apa, belum ada kabar dari yang lain, semoga saja Luna baik-baik saja.

Melihat kakaknya menangis, Nathan juga ikut menangis kembali, suara mereka berdua saling bersahutan disana.

Zain mengendong Nathan, dia mencoba untuk menenangkan adiknya itu walaupun dia juga sangat khawatir.

Gio juga ikut menenangkan Zoya, pasti adiknya itu sangat merasa bersalah saat ini.

"Lulun ... maafin Zozo ..."



Vote →comment →follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang