"Apa!"
"Beneran!"
"Ini nggak bohong kan, daddy?"
"Kau bercanda?"
"Aku setuju saja."
Zain, Zoya, Nathan, dan Max menatap Ken dengan aneh, hanya King saja yang tidak menatap Ken seperti itu, dia terlihat santai.
Nathan menggaruk kepalanya yang botak, antara percaya dan tidak percaya apa yang di ucapkan oleh Ken saat ini.
"Jadi daddy mau nikahin, Lulun? Lulun jadi mommy'nya kita dong!"ucap Zoya dengan penuh semangatnya.
"Woah, jadi mommy kita jadi mommy Lulun!"Antusias Nathan setelah mencerna apa yang di ucapkan Zoya.
"Apa kau bercanda, bagaimana dengan Elang?"tukas Max melihat daddy-nya itu dengan raut tidak percaya.
"Benar, daddy. Bagaimana dengan Elang, aku setuju tapi ... daddy tahu sendiri jika Elang menjaga Luna lebih apa dari pada yang kita jaga."Kali ini Zain setuju dengan ucapan dari Max.
Ken menghela nafas, inilah yang ia pikirkan, tenyata anak-anaknya juga memikirkan apa yang ia pikirkan, Elang. Ken tahu jika Elang sangat menjaga Luna, bahkan Elang tidak akan membiarkan siapapun untuk berdekatan dengan Luna sekarang, Elang sungguh sangat protektif dan posesif terhadap Luna, bahkan ia tidak akan beranjak sedikitpun dari ranjang Luna, walaupun harus buang air kecil saja ia akan cepat menyelesaikannya dan kembali ke pada Luna lagi.
"Tapi kita coba dulu sampein ke Elang, mana tahu Elang setuju!"Nathan yang berucap, ia yakin Elang pasti juga memikirkan Luna, jika Luna melihat dengan daddy-nya maka mereka akan semakin dekat, apalagi nanti Luna akan menjadi mommy'nya, sudah pasti itu sangat menyenangkan.
"Iya, daddy! Kita bicarain ini pada Elang, supaya Elang nanti tidak salah paham! Zoya setuju kok kalau Lulun jadi mommy'nya Zoya, iya kan Nathan?"Zoya memeluk Nathan dengan eratnya sambil mengusap kepala plontos milik Nathan.
"Iya! Nanti kita bisa bikin acara yang meriah! Kita bisa liat pernikahan Lulun sama daddy! Kan kita belum pernah liat pernikahan daddy dengan mommy waktu dulu!"Perkataan Nathan membuat mereka terkekeh pelan.
"Nathan, kita belum lahir saat daddy dan mommy menikah dulu." Zain membenarkan perkataan Nathan, adiknya ini ada-ada saja.
"Oh iya, ya!"Nathan tertawa dan memeluk Zoya malu.
"Ken, aku tahu niatmu ini, dan aku juga setuju, Luna adalah orang yang spesial yang harus kita jaga sama-sama, kau harus menjaganya lebih dari apapun, aku setuju kau menikahi Luna, berbicaralah pada Elang berdua, luangkan waktu untuk mengungkapkan apa yang kau inginkan."King menepuk pundak anaknya itu.
"Jika daddy nggak tahu mau ngelakuin apa, kita bakal bantu kok, omongin ini ke Elang!"Tambah Zoya yang diberikan anggukan oleh Nathan dan King.
"Aku setuju saja, tapi kau tahu bukan jika Lulun itu spesial, kau harus menjaga di dengan sebaik mungkin, Lulun bagian hidup kita dan Elang, jangan sekali-kali kau menyakitinya baik dengan ucapan maupun tindakan."Tegas Max pada daddy-nya itu, ia tidak akan membiarkan apapun yang terjadi pada Luna yang akan membuat adiknya kembali bersedih.
"Aku tahu, dan aku juga tidak pernah terpikirkan untuk menyakiti Luna."
"Iya daddy! Daddy nggak boleh nyakitin Elang seperti bang Gio!"Celetukan Nathan itu membuat mereka semua terdiam.
Benar, Ken belum menjelaskan apapun tentang Gio pada Nathan dan Zoya.
"Iya, bang Gio jahat! Dia udah buat adek selalu sakit dan buat Lulun menderita! Zoya nggak suka bang Gio!"
Zain terlihat menunduk, ia sedikit sakit saat mendengar perkataan itu dari Zoya dan Nathan, bagaimana pun, Gio juga abang yang paling dekat dengannya, dan Gio juga sudah tiada.
Melihat itu, Ken terdiam, sepertinya saat ini sudah waktunya untuk mengatakan pada mereka hal yang sebenarnya, apalagi Zain yang belum tahu jika Gio masih hidup, bukankah manusia itu bisa memiliki kesempatan.
King dan Max mengangguk, ini sudah berakhir, mere juga berhak tahu dan bisa memaafkan satu sama lain.
"Nathan, Zoya dan Zain, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian."
Ketiga anak-anak itu langsung menatap Ken dengan penuh kebingungan.
"Daddy mau ngomong apa?"Tanya Nathan dengan penasarannya.
"Sebenarnya, Gio masih hidup Zain, dan kalian berdua juga harus tahu bahwa Gio ..." Ken menceritakan apa yang terjadi pada Gio, anak keduanya itu pada Zain, Zoya dan Nathan, tentang Gio alasan yang melakukan ini semua dan tentang Vio yang selama ini di kurung dan selalu menyalahkan dirinya sendiri dan ingin mengakhiri hidupnya, menyesal akan perbuatan yang pernah ia lakukan pada Elang dan Luna.
Zoya dan Nathan terkejut, dan yang paling dibuat terkejut dalam hal ini adalah Zain, dia menatap tidak percaya pada Ken, jadi Gio masih hidup?
"Waktu itu daddy tem ..."Mulut Zain ditutup pelan oleh Max, Zoya dan Nathan masih berada di sini, mereka akan takut jika mendengar Gio yang di tembak oleh Ken, yang adik-adiknya tahu adalah Gio yang pergi entah hilang kemana.
Zain menangis sejadi-jadinya, ia tak menyangka jika abangnya masih hidup, bolehkah dia egois sedikit, ia sangat merindukan abangnya itu, Gio adalah abang yang paling dekat dengannya.
Zoya dan Nathan juga menangis mendengar fakta itu, jadi abangnya melakukan hal semua ini karena alasan seperti itu.
Antara kecewa dan bahagia, tapi di satu sisi mereka takut jika Elang akan memarahi mereka dan tidak akan mau menemui mereka lagi, tapi di sisi lain mereka juga menyayangi Gio.
Max membawa Zoya dalam pelukannya, sedangkan Ken membawa Nathan ke pangkuannya.
King juga menenangkan Zain yang menangis dengan pilunya, tangisan mereka terdengar menyedihkan.
Bagaimana jika Elang tahu soal mereka yang masih berkomunikasi dengan Gio? Satu hal lagi, mereka juga tidak ingin terpisah dari Elang dan Luna lagi.
Elang dan Luna adalah hidup mereka.
Tak jauh dari sana ada seseorang yang menatap pemandangan itu dengan sendunya, setelahnya ia pergi.
Vote→ Comment→ Follow
Typo? Tandai!
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Fiksi Remaja{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...