Elang menatap pintu hitam yang berada didepannya, ini adalah tempat di mana Gio di kurung, Ken mengatakan sesuatu yang membuat Elang tidak habis pikir.
Gio selalu saja ingin bunuh diri jika pemuda itu tidak diikat dan di rantai.
Ada apa dengan Gio, kenapa ia ingin menghabisi dirinya sendiri hanya untuk pergi bersama dia, orang yang telah tiada.
"Lang, aku tidak tahu lagi harus melakukan apa,"Ken memegang tangan Elang."Aku ingin kau bertemu dengan, Gio. Dia tidak ingin bertemu siapapun. Bahkan kadang dia tidak ingin bertemu denganku jika ia dalam keadaan bebas, aku terpaksa mengikat kedua tangannya, jika tidak seperti itu ... kau tahu betul apa yang telah aku katakan, dia akan melakukan hal yang bisa melukai dirinya sendiri. Aku harap dengan dia bertemu denganmu, Gio bisa lebih tenang dan berdamai dengan dirinya sendiri."
Ken hanya bisa menghela nafas, Zain, Zoya, dan Nathan juga ingin bertemu dengan Gio, tapi Gio akan memohon pada Ken agar tidak mempertemukan ia dengan adik-adiknya.
Elang berdehem, ia memegang gagang pintu, Ken tidak ikut masuk tapi ia tetap membiarkan pintu itu terbuka.
Elang bisa melihat tempat ini sangat sempit, tapi terasa nyaman tak ada berang-barang yang berlebihan, hanya ada kasur, Sofa dan meja. Tak ada benda yang tajam.
Ia bisa melihat Gio duduk di dekat jendela di atas meja, jendela itu di tralis oleh besi, tangan Gio terikat dengan rantai di belakang tubuhnya. Ia memandang keluar.
Bahkan Gio tak sadar jika Elang sudah berada di sampingnya.
Bisa Elang lihat di bawah mata Gio menghitam, wajahnya sangat kusut dan pandangannya kosong. Bibirnya bergerak tapi tak tahu apa yang ia ucapkan.
Elang tidak mendengarnya dengan jelas.
"Bang Gio ..."
Gio tersentak dalam lamunannya, ia terkejut dan menoleh kesamping, ia bertambah terkejut kala melihat Elang, reflek ia mundur dan menjauh dari Elang.
"Ke-kenapa kau berada di sini ..."
Elang mencoba mendekat, tapi Gio juga berjalan mundur.
"Jangan Lang ... jangan mendekat, kau akan terluka ..."
Elang berhenti, apa yang di ucapkan oleh Gio, kenapa ia bisa terluka.
"Pergi Lang ... kau bisa terluka, jangan mendekati aku lagi ..."
Elang mendekat, saat Gio akan menjauh lagi ia memegang lengan Gio dan menampar pipi Gio dengan kerasnya.
Gio terdiam, begitu juga dengan Ken, tapi ia tidak melakukan apapun, ia percaya pada Elang.
"Mau berapa lama lagi?""
"Mau berapa lama lagi elo ngehindarin semua orang bang! Lo bukan Gio!"Elang berteriak dengan marahnya.
"Lo bukan Gio yang gua kenal! Kemana Gio yang dulu! Dengan lo ngehindarin semua orang lo ngira kita semua senang! Dengan lo ngehindarin semua orang lo pikir kita enggak bakalan sedih!"
"Gua tahu lo merasa bersalah!"
"Tapi aku memang tidak pantas Lang!"Gio menangis, "Aku tidak pantas! Aku tidak pantas lagi bertemu dengan mu! Aku tidak pantas lagi bertemu dengan semua orang! Aku tidak pantas!"
Satu tamparan lagi Elang layangkan pada Gio.
"Itu menurut lo! Lo tahu nggak ! Elo itu pengecut! Laki-laki yang nggak bisa tanggung jawab sama pendiriannya! Kalo lo mati emang lo jamin lo bisa ketemu sama orang yang elo sayang! Elo akan jamin itu!"
"Sadar bang! Elo harus berubah!"
Gio menggeleng ia meluruh ke lantai dan bersimpu ke kaki Elang, tapi Elang menghindar.
![](https://img.wattpad.com/cover/368637111-288-k826238.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KEMBALI
Teen Fiction{SEASON 2 DARI LANGIT!} Not BL/BXB Update sesuai mood🙂 Dikehidupan pertamanya mempunyai kakak seorang lesbian membuat Lang harus menderita karena ulahnya, pernah mengalami buta dan ingin mati saja adalah keinginannya, tapi sayang keinginannya harus...