Kembali-40

2.4K 324 49
                                    

Pagi hari yang indah, begitu juga pada kediaman Ken sekarang, setelah mereka selesai sarapan, duduk bersantai sejenak ditaman yang menyejukkan dikediaman mereka.

Zain dan Zoya tidak pergi kesekolah, mereka sudah memutuskan untuk homeschooling saja, lebih senang berada dirumah karena dikediaman mereka ada bayi yang selalu tidak suka dicium dan kelucuan dari seseorang yang begitu polosnya, siapa lagi jika bukan Elang dan Luna.

Mereka juga telah meminta izin pada Ken, Ken juga menyetujuinya, itu lebih baik, Elang ada teman dan tidak akan bosan, walaupun Elang tidak akan pernah merasa bosan karena selalu bersama ibunya.

Pembelajaran akan dimulai tiga hari lagi, jadi Zoya dan Zain bisa bersantai dan bermain bersama Elang, Nathan dan Luna, apalagi Nathan yang sudah lama libur homeschooling juga akan diikutsertakan nantinya, mereka akan menantikan hal itu.

"Main apa ya?"Dahi Nathan berkerut, mereka mendiskusikan akan bermain apa sekarang.

"Aha aku tahu! Main makeup-an! Kalian jadi modelnya!"

Baik Elang dan lainnya langsung menggeleng, itu adalah kemauan Zoya, mereka tidak mau.

"Itu hanya maumu saja." Ketus Zain yang langsung diberikan pukulan oleh Zoya.

"Kamu nggak diajak!"Dia melingkarkan tangannya didada dan berpindah posisi ke Elang dan Luna.

Ken, Max, Gio dan King hanya memperhatikan mereka, mereka akan mengikuti kemauan bayi-bayi mereka saja, yang penting bayi mereka senang.

"Aduh bingung."Nathan memegang kepalanya seperti seolah dia telah memikirkan pekerjaan yang berat.

Setelah berpikir lama, Zoya kembali memberi ide, "Gimana kalo main petak umpet! Kan disini luas jadi kita bisa sembunyi."

"Tidak buruk."Ujar King, sepertinya seru juga bermain petak umpet bersama cucu dan anaknya.

"Iya! Itu aja kak! Kakak yang jaga! Kan kakak yang kasih ide!"Nathan menutup mulutnya, geli sendiri melihat wajah Zoya yang cemberut seperti itu, seperti tidak terima.

"Nggak! Kita suit aja biar adil!"Saran Zoya.

"Bagaimana caranya?" Ucap King yang membuat Zoya, Zain, Nathan dan Elang melihat kearahnya.

"Opa tidak tahu?"Tanya Zoya yang membuat King terdiam.

Salah sudah, dia juga tidak tahu apa itu suit,  apakah itu sejenis permainan penentuan akhir siapa yang menang, sepertinya begitu.

Ken memandang kearah lain,"Untung saja aku tidak bertanya."Dia juga tidak tahu bagaimana melakukannya, dia akan mempelajarinya nanti setelah melihat Zoya mempraktikkan bagaimana cara melakukan suit itu.

"Abang Gio sama abang Max juga nggak tahu."

Gio tersenyum, tentu saja dia tidak sekolot itu, "Aku tahu, begini bukan."Menunjukkan pada Zoya.

Zoya mengaguk puas, "Kalo daddy sama bang Max?"

"Aku tahu."

"Daddy juga."

Mereka telah melihat cara Gio melakukan itu, mereka akan mengingatnya, sungguh memalukan hal sekecil ini mereka tidak mengetahuinya.

"Nah kalo gitu kita suit dulu! Aku mau ajari Lulun!"

Setelah mengerti barulah mereka melakukannya bersama-sama.

Dan yang paling sangat disayangkan, mereka semua menang dan Zoya yang kalah.

Kenapa tidak dari awal saja Zoya yang berjaga jika seperti ini.

"Kan apa kata Nathan! Kak Zoya aja yang jaga!"

"Iya-iya! Yaudah, aku hitung sampe sepuluh kalian sembunyi ya, satu, dua, tiga ..." Zoya mulai menghitung.

Gio menggendong Nathan dan segera berlari, bersembunyi pada tempat yang aman.

Elang juga akan membawa ibunya tapi Luna lebih dulu berlari, hanya punggungnya yang keliatan.

Max mengendong Elang, dia akan bersembunyi dengan adiknya itu.

"Bang, bisa sendiri ..."

"Sudah kau denganku saja."Jawab Max, dia mulai menjauh dari sana.

Zain, King, dan Ken saling memandang, mereka tidak tahu harus bersembunyi dimana.

Sudahlah, dimana saja, dibalik pintu juga tidak apa-apa asalkan mereka mengikuti permainan ini, Zoya akan sedih jika mereka tidak ikut nanti.

Ken bersembunyi tidak jauh, dia berada dibalik pintu.

King disisi pintu yang satunya dan Zain, dia hanya berjongkok dan bersembunyi di balik bunga yang bisa melindungi tubuhnya.

Luna berlari dengan Lupi yang terus ada dipelukannya, melirik kesana kemari dan akhirnya memutuskan untuk bersembunyi dibalik pohon saja.

Luna menutup mulutnya dan tertawa."Pasti Zozo nggak akan liat Lulun kan Lupi!"Luna meletakkan jarinya pada Lupi, "Jangan berisik ya nanti ketahuan, nanti Zozo temuin kita."

Pohon itu tidak besar, bahkan tubuh Luna masih bisa terlihat hanya sekali lihat saja.

Karena lelah Luna memutuskan untuk duduk, sesekali melihat kebelakang, takut Zoya ada dibelakangnya.

"Hei."

"Em?"Luna terkejut saat ada yang menyentuh bahunya.

"Lulun kaget! Kamu kenapa kejutkan Lulun!"

"Sedang apa?"

Luna meletakkan jarinya pada bibir orang itu,"Jangan berisik! Nanti Zozo temuin kita!"

"Sedang main petak umpet?"

"Iya, tapi kamu tidak boleh berisik! Zozo bilang kita harus sembunyi, jangan sampai di temukan!"

"Baiklah, aku tidak akan bersuara, bolehkah aku ikut bersembunyi disini?"

"Em?"Setelah berpikir sejenak, Luna mengaguk, "Boleh."

"Kenapa lama sekali?"

"Tidak tahu, Zozo belum muncul."

"Bagaimana jika kita makan es krim dulu?"

Mata Luna berbinar mendegar itu, "Es krim?"

"Iya, ada banyak es krim dimobil ku, mau makan dulu?"

Luna mengangguk dengan semangat,"Mau!"

"Ssst, jangan berisik, ayo ikut aku."Menjulurkan tangannya dan digenggam oleh Luna.

"Tapi yang banyak ya."

"Tentu."

Vote comment follow

Typo? Tandai!

KEMBALI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang