CHAPTER 27

3.8K 196 37
                                    

_Selamat membaca_

Beberapa hari kemudian.

Setelah kejadian di arena tempo hari, Raysen memutuskan menjaga jarak dengan Neels. Dia memilih memantau Neels dari laporan beberapa orang suruhannya. Selain karena kesibukan yang semakin padat, itu juga demi keselamatan mentalnya.

Dan kini, Raysen sedang berdiri ditengah ballroom yang di dekorasi sederhana namun nampak mewah nan elegan. Dia memeriksa arlojinya untuk keempat kalinya dalam menit terakhir. Jari-jarinya mengetuk-ngetuk pahanya dengan gelisah.

Para tamu disekelilingnya berceloteh dan tertawa, percakapan mereka campur aduk antara gumaman ucapan selamat dan bisikan gosip. Namun pikiran Raysen ada ditempat lain, terfokus pada jam dan momen yang semakin dekat.

Sedangkan di ruangan terpencil di luar ballroom, Neels berdiri didepan cermin setinggi lantai, merapikan penataan rambutnya dengan pikiran jauh ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sedangkan di ruangan terpencil di luar ballroom, Neels berdiri didepan cermin setinggi lantai, merapikan penataan rambutnya dengan pikiran jauh ke depan. Apa gue sanggup ngabisin seumur hidup sama orang kayak paman? Satu pertanyaan yang terus terulang di kepala.

Tangannya gemetar saat dia berusaha merapikan jas putih yang begitu pas untuknya. Lirikan matanya beralih pada pintu ruangan yang terbuka.

 Lirikan matanya beralih pada pintu ruangan yang terbuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah waktunya sayang... Tolong keluar dan bersikap baiklah." papanya berucap.

Neels menarik napas panjang meninggalkan ruangan. Matanya melebar tatkala melihat kereta kuda telah menunggunya. Dia bergerak naik ditemani Gun menuju gedung utama yang tak jauh dari tempatnya saat ini, paras cantiknya memamerkan senyum indah namun dadanya bergemuruh kesal.

Semua atensi beralih tatkala terdengar gemerincing kereta kuda. Raysen berbalik tubuh menatap Neels yang turun dan melangkah menuju pintu utama.

 Raysen berbalik tubuh menatap Neels yang turun dan melangkah menuju pintu utama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang