CHAPTER 83

1.8K 149 12
                                    

_Selamat membaca_

Satu tahun kemudian.

Segala macam mainan nampak berserakan dilantai ruang tengah dengan pemiliknya yang tengkurap diatas karper bulu bersama papanya, mereka sedang beristirahat setelah bosan bermain.

Bayi kecil itu berceloteh tak jelas hingga membuat Neels tertawa geli lalu meletakkan kepalanya di karpet, mengipaskan tangannya naik turun layaknya pinguin bermain salju dan si kecil mengikuti gerakannya.

"Hahahahaha... Lembut kan?"

Xaviera ikut tertawa mendengar ucapan Neels dan Neels mengangkat kepala, menyangga dagu dengan telapak tangan seraya memperhatikan anaknya yang mengoceh asal.

"Let's play with words." Ajak Neels dan Xaviera nampak antusias. "Ready...?" Xaviera terkekeh bungah.

"Okay... Can you say Hi...?"

"Haa..." Neels menahan senyum.

"Can you say bye-bye...?"

"Ba-ba..." Neels tersenyum lalu kembali memasang wajah netral.

"Can you say thank you?"

"Te tu..." Neels terkekeh geli melihat Xaviera mengerucutkan bibir.

"Okay... Can you say papa?"

"Papapapapa..."

Terdengar suara tawa dari arah belakang dan Xaviera berusaha bangkit saat mengenali suara daddynya. Bayi kecil itu berjalan cepat kearah Raysen yang berdiri tak jauh dari mereka.

Raysen membungkuk, membuka tangan untuk membawa Xaviera ke gendongannya dan mereka terkekeh bersama membuat Neels tersenyum lebar.

"Can you say daddy...?" Tanya Raysen.

"Daddaa..."

"Good girl."

"Can you say purple...?" Tanya Neels mengangkat boneka kecil berwarna ungu dan Xaviera mengalihkan pandangan menatapnya.

"Pa...pooo..."

Raysen dan Neels susah payah menahan tawa lantang mereka.

"Can you say blue...?" Neels mengangkat mainan berwarna biru.

"Bhuuu..." Raysen dan Neels terkekeh.

"Can you say ball...?"

"Booo..."

"Can you say car?"

"Caaa..."

"Can you say puppy...?"

"Puppprrrrmm..." Jawabnya dengan bibir atas bawahnya bergetar.

Raysen dan Neels tak bisa menahan diri, mereka terbahak lantang mendengar jawaban main-main Xaviera hingga air liurnya menetes dan bayi itu ikut tertawa gemas.

Neels bangkit, mengambil sebuah cookie dan berjalan mendekati mereka.

"Can you say cookie?"

"Kiekie..."

"Good girl..." Puji Neels memberikan kue keringnya pada Xaviera.

Anak kecil yang cantik nan imut itu mengambil cookienya dan memakannya dengan senang hati.

"Anak daddy semakin pintar..." Raysen mengecupi pipi Xaviera. "Daddy mandi dulu... Princess tunggu dengan papa disini okay?"

Raysen memindahkan Xaviera ke gendongan Neels lalu berjalan ke kamar untuk membersihkan tubuh sedangkan Neels memesan makanan untuk mereka.

30 menit kemudian.

Ting tong.

Neels beranjak untuk membuka pintu ketika mendengar suara bel berbunyi dan nampak seorang satpam berdiri disana dengan dua paperbag ditangan.

"Pesanan anda dari kurir makanan tuan." Satpam mengulurkan paperbag pada Neels.

"Terimakasih pak... Ini untuk makan malam anda." Neels menyerahkan satu paperbag padanya.

"Tidak perlu tuan..."

"Tidak apa-apa pak, ambil aja."

"Terimakasih tuan."

Neels tersenyum mengangguk lalu masuk ke dalam. Dia segera berjalan ke dapur dan mendudukkan Xaviera di high chairnya.

"Tunggu disini okay? Papa akan menata makan malam untuk kita dan daddy..."

Neels berjalan ke rak untuk mengambil beberapa piring dan mulai mengeluarkan makanan dari paperbag untuk ditata sedemikian rupa sedangkan Xaviera duduk tenang mengayun-ayunkan kakinya menunggu makan malam bersama.

Ketika Neels hampir selesai, Raysen muncul berpenampilan santai dengan rambut setengah basah. Dia mendekat, mengecup pipi Neels yang membuat si kecil Xaviera mengerang lucu tanda protesnya dan kedua orangtuanya saling lirik lalu menyerbu pipi Xaviera hingga tertawa geli.

"Okay stop... Waktunya makan..." Ujar Neels menjauh.

Lelaki itu memasang celemek untuk Xaviera lalu menaruh mangkuk kecil didepannya dan memulai acara makan malam bersama.

"Bagaimana hari ini? Baby rewel?" Tanya Raysen setelah menelan makanannya.

"Dia pinter hari ini, terus mengoceh dan gak tidur siang." Neels tersenyum.

"Tidak tidur siang?" Raysen menengok pada Xaviera. "Why princess...?" Suaranya lembut.

"Pay..."

Raysen menahan senyum. "Play...? Uhm uhm uhm..." Ucap Raysen seraya menggeleng.

"Say sorry dad..." Bisik Neels.

"Sowwy..."

Raysen dan Neels tertawa kecil melihat bayinya mengikuti arahan Neels dengan lucu. Rumah yang satu tahun lalu masih begitu sunyi kini dipenuhi tawa hangat yang menyenangkan hati.

"Gimana kerjaan kamu sayang?"

"Semua lancar, terimakasih sudah bertanya."

Raysen tersenyum dan Neels mengangguk tersenyum.

"Besok bisa datang ke kantor setelah aku meeting dengan klien?"

"Ada apa?" Neels mengerutkan alis.

"Hanya ingin makan siang bersama diluar." Raysen meraih tangan Neels dan mengusapnya.

Neels tersenyum. "Okay... I will take Xaviera tomorrow."

Xaviera mengerang lucu sebagai tanda tak terima di abaikan dan keduanya tersadar lalu terkekeh.

"Oh... Ada yang protes hm?" Raysen melepas tangan Neels lalu bergeser mengendus pipi bulat Xaviera.

"Happy now?" Tanya Neels dan Xaviera mengangguk lucu.

"Okay... Kita lanjutkan makan malamnya..." Sambung Raysen dan Neels membantu Xaviera untuk menggenggam wortelnya.

Setelah beberapa menit, mereka telah selesai dengan makanan masing-masing. Neels berdiri untuk merapikan semuanya dan Raysen mencoba membantunya.

"No no no... Kamu ajak baby ke ruang tengah aja sayang, aku beresin ini terus mandi." Cegah Neels.

"Kamu yakin?"

"Iya sayang..."

"Baiklah... Terimakasih." Neels mengangguk.

Raysen mengangkat Xaviera lalu membawanya pergi ke ruang tengah untuk menemaninya memeriksa beberapa email sembari menunggu Neels.




~°°~
Vote dan komen.

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang