CHAPTER 79

2.3K 186 16
                                    

_Selamat membaca_

Raysen duduk disofa menatap Neels yang sedang menggendong anak mereka. Ponce dan Frey sudah pulang beberapa menit yang lalu sedangkan orangtua mereka sedang keluar untuk makan siang.

Ditengah ketenangan itu, tiba-tiba Xaviera menangis dan membuat sepasang orangtua baru itu begitu panik.

Raysen bergegas menghampiri Neels dan mengambil alih putri kecilnya, mengayunnya pelan.

"Kok gak mau diem sih?" Kata Neels semakin panik.

"Tenang... Sebentar lagi."

Raysen berusaha bersikap tenang namun jauh didalam dirinya, dia sangat panik dan bingung harus melakukan apa.

"Sh sh sh... Daddy's here, girl..." Ucapnya menimang-nimang Xaviera.

"Apa dia gak mau sama aku ya?"

Pertanyaan Neels membuat Raysen semakin bingung, takut salah menjawab dan dua bayi akan menyakiti telinganya.

"Tidak..." Rayden berpikir sejenak. "Mungkin dia... Mungkin dia ingin tidur siang. Ya... Dia kenyang setelah menyusu dan butuh tidur siang, jangan khawatir."

Neels mengangguk, menatap putri mungilnya yang masih menangis.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terdengar dan disusul Est memasuki ruangan. Pria itu nampak bingung mendengar tangisan bayi yang sepertinya merasa sangat tidak nyaman.

"Apa yang terjadi sir?" Tanya Est mendekati Raysen.

"Entahlah dia sangat rewel."

"Apa lil princess lapar?"

"Dia baru selesai menyusu."

"Sudah ganti popok?"

Raysen dan Neels saling bertukar pandangan lalu bersamaan beralih menatap Est.

"Kamu tau caranya?"

"Tidak, mau saya panggilkan perawat?"

"Ini jam istirahat." Sahut Neels.

"Youtube." Ujar Est segera merogoh ponselnya disaku dan mengetik di pencarian.

Xaviera masih menangis digendongan Raysen dan ayah baru itu segera merebahkan putrinya di ranjang Neels sedangkan Est mempersiapkan popok baru.

Raysen menatap layar ponsel Est dan dengan hati-hati mulai membuka boboknya.

"Penuh." Ucap Raysen.

"Hati-hati sayang, salah sedikit remuk tulangnya. Tangan kamu besar." Ucap Neels membuat tangan Raysen gemetar.

"Tolong jangan membuatku panik."

"Apa yang kalian lakukan?" Kata Mix melihat Raysen memiringkan tubuh Xaviera.

"Kalian apakan cucuku?" Sambung Gun dan mereka mendekat.

Xaviera masih menangis, merasa semakin tak nyaman ditambah keributan kecil yang terjadi.

"Astaga... Cucuku jadi malpraktik." Kata Earth.

"Sh sh sh... Cantik... Grandpa's here..." Kata Gun mengambil alih pekerjaan Raysen.

Gun mengganti popok Xaviera dengan hati-hati sedangkan Mix menatap tajam pada Raysen.

"Dia sudah lama menangis? Merah sekali wajahnya." Kata Gun menyelesaikan kegiatannya lalu menggendong cucunya.

"Buang saja ponselmu Ray, kamu bisa menghubungi kami kan." Omel Mix.

Gun membawa Xaviera ke pojok ruangan untuk sedikit menjauh dari mereka dan Mix merapat, menarik telinga Raysen dengan gemas.

"Aduh duh... Ampun mima." Ucap Raysen kesakitan.

"Padahal tadi Neels udah kasih tau buat nelpon mima aja."

Raysen melotot lalu beralih pada Neels.

"Sweetheart..." Lirih Rayaen lalu kembali mengerang saat Mix mencubitnya ringan.

"Ampun mima... Est tolong jelaskan."

Est melirik kearah Neels dan lelaki cantik itu menatap sinis.

"Iya benar tuan, tadi tuan Neels sudah memberitahu untuk menghubungi anda."

Raysen semakin melotot tak percaya dengan persekongkolan kecil tersebut dan dia merintih saat Mix kembali mencubit otot lengannya.

"Kata dokter karena Neels melahirkan normal, besok dia sudah bisa pulang. Jadi mima putuskan kalian akan tinggal di rumah mima."

"Tapi mima..."

"Tidak ada tapi-tapian Raysen, mima takut kamu akan menjadikan cucu mima malpraktik lagi."

"Setuju... Dan bisa bergantian ke rumah papa juga." Sambung Gun.

Earth dan Off hanya diam mengamati perencanaan pasangan mereka dan Raysen pun pasrah dengan keputusan mereka.

"Pulang sekarang gak boleh?" Tanya Neels dan semua pandangan beralih padanya.

"Jangan macam-macam." Kata Gun memperingati.

"Neels udah sehat pa..."

"Sweetheart... Menurut saja, demi kepulihan kamu." Bujuk Raysen duduk ditepi ranjang.

"Kalo pulang bisa langsung latihan drift lagi kan?"

Raysen meringis ngilu saat melirik tatapan ayah mertuanya yang siap menguliti Neels. Dia berdehem untuk mencairkan suasana.

"Bersabarlah sedikiiiiit... Lagi." Ucap Raysen lembut dan Neels cemberut.

"Tunggu sampai baby Xaviera usia satu Tahun, baru boleh turun ke trek lagi." Off menimpali.

"Tapi dad..."

"Neels... Kamu sekarang sudah punya anak, tolong atur waktumu dengan baik, papa yakin Ray akan memberimu kebebasan tapi Xaviera butuh perhatian kamu, apa kamu tidak sayang dengan anak secantik ini?" Gun memberi nasihat.

"Sayang banget tapi Neels juga sayang hobi."

"Pilih salah satu Neels atau daddy akan menentangmu seperti dulu lagi." Kata Off.

Neels memajukan bibir dan berpikir sejenak.

"Okay... Neels bakalan tunggu sampai baby Xaviera usia satu tahun tapi Neels mau tinggal di penthouse, Neels sama Ray mau mandiri." Ucapnya menatap Raysen dan Raysen menelan ludah merasakan sesuatu akan menimpanya.

"Kami mengizinkannya asalkan kalian belajar dengan suster disini sebelum pulang ke penthouse." Kata Earth yang khawatir dengan cucunya.

"Oke deal." Sahut Neels tanpa ragu.

Semua mengangguk dan Earth keluar untuk mencari suster terbaik dirumah sakit sedangkan yang lain duduk disofa yang tersedia sembari menimang-nimang Xaviera.

Semua mengangguk dan Earth keluar untuk mencari suster terbaik dirumah sakit sedangkan yang lain duduk disofa yang tersedia sembari menimang-nimang Xaviera

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~°°~
Vote dan komen

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang