CHAPTER 15

3.4K 232 18
                                    

_Selamat membaca_

Neels tengah duduk santai menikmati beer disebuah Bar seorang diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Neels tengah duduk santai menikmati beer disebuah Bar seorang diri. Kekesalan dan rasa malunya sedang memuncak hingga membuatnya menghilang sejenak dari ketiga sahabatnya dan anggota Orion.

Dia cukup malu dengan kejadian penyeretan yang pasti disaksikan para anggotanya. Seorang kapten yang disegani, di seret seperti anak kucing nakal oleh tunangannya dan hal itu cukup melukai egonya. Terlebih omelan Raysen membuat moodnya rusak sejak pagi.

"Hai..." sapa seseorang dari arah belakang.

Neels menengok dan seketika tersenyum tatkala mengenali siapa pria di belakangnya.

"Hallo... Duduk, duduk..." sambut Neels sumringah.

"Kita tidak janjian kan?" goda Ponce dan keduanya terkekeh.

Ponce duduk didekat Neels, sedikit menyerong menghadap lelaki cantik itu.

"Kau tau... setelah pesta waktu itu aku berharap kau akan menghubungiku, tapi itu hanya khayalanku." ucap Ponce melodramatis dan Neels terkekeh lagi.

"Sorry... Aku lupa."

"Aw nada yang cukup manis, Aku." Ponce kembali menggoda Neels. "Sendiri?" lanjutnya mengamati meja yang hanya terdapat sebotol beer dan gelas.

"Ya begitulah... Me time." jawab Neels memainkan alis dan Ponce tertawa.

"Jadi gak ada salahnya dong kalo gue gabung disini?"

Neels sedikit terkejut lalu tertawa kecil mendengar gaya bahasa Ponce yang tiba-tiba berubah.

"Hahahahaha santai... Aku tidak selalu bersikap formal, lagipula terlalu sulit jika coach auto racing sepertiku berkomunikasi dengan bahasa baku."

"Seperti membangun batasan dengan talentnya." sela Neels

"Ah benar sekali." jawab Ponce menunjuk Neels seperti kawan lama. "Jadi boleh kan pakai bahasa santai?"

"Bebas." singkat Neels dan keduanya terkekeh.

"Kamu udah lama tunangan sama billionaire tampan itu?" tanya Ponce tersirat nada ejekan.

"Baru aja dan itu pun karena perjodohan." Ponce terkekeh dan Neels menatap bingung.

"Gak heran sih... Lagipula hal-hal kayak gitu wajar dikalangan pebisnis."

"Ya gitu lah... Dan kamu juga pebisnis?" tanya Neels penasaran.

"Nope... Aku disana cuma wakilin perusahaan keluarga aja. Profesiku tetep coach auto racing."

"Kenapa kamu gak nerusin perusahaan aja?"

"Singkat aja sih.. Berbisnis bukan passionku dan untungnya mereka nerima itu."

"Asik banget sial punya orangtua yang nerima keputusan anaknya." Ponce menyenggut kecil.

"Ya... Itu salah satu hal yang perlu aku syukuri." ucapnya terkekeh lalu menghentikan seorang pelayan untuk memesan minuman dan kembali menatap Neels.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang