CHAPTER 73

2.3K 137 5
                                    

_Selamat membaca_

"Panas banget." Keluh Neels berjalan menepi.

"Kemana sayang...?" Seru Raysen menatap suami cantiknya yang berjalan menjauh.

Neels memutar separuh tubuh dan menunjuk kearah Jorrel yang masih terkubur dipasir lalu kembali melangkah.

Siang ini matahari cukup terik hingga membuat dahi Neels dibasahi keringat meskipun semilir angin pantai terasa menyejukkan. Dia pergi menghampiri Jorrel dan kembali menggali pasir untuk membebaskan sahabatnya.

"Dari tadi kek kayak gini." Protes Jorrel.

"Anak gue maunya sekarang." Neels melirik sinis dan Jorrel kembali bungkam.

"AkhirnyaaaARRRGHHH...!!!" Erang Jorrel merentangkan tangan setelah terbebas dari galian pasir pantai.

Semua menengok lalu tertawa mendengar teriakan Jorrel dan mereka berjalan menghampirinya.

"Panas banget tapi seru." Ujar Neels tatkala Raysen duduk disampingnya.

Mata coklat itu mengedar liar dan berhenti saat melihat pohon kelapa menjulang tinggi dengan buah yang cukup lebat.

"Es kelapa muda seger deh kayaknya." Ucap Neels menatap Raysen.

"Mau?" Neels mengangguk. "Kalau begitu mari pergi ke gazebo untuk____"

"Aku mau itu."

Neels menunjuk ke kiri dan Raysen mengikuti arah tunjuk pujaannya ke salah satu pohon kelapa.

"Baiklah... Aku akan meminta penjaga resort." Raysen bersiap beranjak.

"Aku mau daddy yang metik." Kata Neels dengan suara kecil dan Raysen melotot, senyum penuh paksaan menyebar di kedua sudut bibirnya dan yang lain hanya melipat bibir menahan tawa.

"Kamu bercanda kan sweetheart? Aku tau kamu sedang bercanda." Raysen terkekeh kaku.

Neels tertawa lalu secepat kilat merubah ekspresinya menjadi datar. "Nggak."

Raysen semakin melotot, menahan napas. Dia sempat lega karena Neels tidak mengalami morning sickness namun kenyataan yang lebih buruk datang menghampirinya.

Seorang billionaire yang memiliki pencapaian begitu gemilang dihadapkan dengan mimpi buruk, memanjat pohon kelapa yang tidak pernah dilakukannya selama hidup.

"Sweetheart... Aku tidak bisa, biarkan penjaga resort yang memanjatnya untukmu okay?"

"No... Babynya mau daddy yang manjat."

"Tapi aku tidak bisa sweetheart... Aku tidak pernah memanjat pohon sebelumnya."

Neels menatap heran pada suaminya.

"Waktu sekolah?" Raysen menggeleng. "Waktu remaja? Saat kursus? Pasti ada kan pohon-pohon didepan tempat kursus?" Lanjut Neels.

"Yah memang ada tapi aku tidak pernah memanjatnya."

"Terus kamu ngapain aja selama 31 tahun hidup dibumi?" Tanya Neels keheranan dengan wajah kesal dan ketiga sahabatnya tak bisa menahan tawa, mereka terbahak mendengar pertanyaan Neels.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang