CHAPTER 51

2.5K 185 11
                                    

_Selamat membaca_


Raysen dan Ponce sedang duduk di ruang monitor yang kedap suara. Mata mereka terpaku pada layar yang ada didepan, menampilkan para atlit otomotif itu berlatih keterampilan mereka.

Raysen menyilangkan lengan di dada sementara Ponce mencondongkan tubuhnya kedepan dan bertumpu pada tepi meja, mengamati setiap gerakan yang dilakukan para drifter.

Billionaire tampan itu nampak menghela napas berulang kali melihat aksi Neels yang begitu liar, pening nan mual rasanya hanya dengan melihatnya saja. Dia bergeser dari kursinya, tatapannya beralih antara layar dan Ponce.

"Apa permainan resmi memang seperti itu? Aku pernah melihatnya bermain tapi sepertinya tidak seliar ini."

"Hahahahaha... aku rasa Neels terlalu bersemangat." Raysen menatap Ponce. "Kali ini dia memang sedikit berlebihan. Lebih mengandalkan permainan kasar daripada kemahirannya seperti di arena liar."

"Apa semua aman?" Raysen nampak khawatir.

"Semua aman, aku akan memberinya sedikit arahan nanti."

"Apa dia bisa menjadi___" ucapan Raysen terhenti saat dering ponselnya menyela.

Dia merogoh saku celana dan melihat Est yang menghubunginya. Raysen menghela napas lalu membungkamnya.

"Maaf mengganggu sir."

"Ada apa?"

"Ada beberapa hal yang harus anda tangani."

"Tidak bisakah kau yang mengurusnya? Aku sedang menemani Neels latihan."

"Saya sudah mencobanya sir tapi memang anda yang harus menanganinya."

Raysen berpikir sejenak, menatap Ponce yang kembali sibuk mengamati layar.

"Baiklah."

Raysen mematikan sambungan telepon lalu berdehem dan Ponce menengok.

"Ada masalah?" tanya Ponce.

"Sepertinya aku harus pergi, ada sedikit kendala dikantor." Ponce menyenggut pelan.

"Pergilah... Aku akan mengantar Neels nanti."

"Tidak perlu." tegas Raysen dengan kilat tajam. "Hubungi aku 10 menit sebelum selesai latihan, aku akan datang menjemputnya." lanjutnya dan Ponce hanya mengangguk kecil dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Akan ku sampaikan pada Neels nanti."

"Baiklah... Aku pergi, titip Neels." Ponce mengangguk lagi dan Raysen bergegas keluar ruangan.

Ponce kembali memperhatikan aksi drifternya dari layar sembari mencatat apa yang kurang dan harus dipertahankan untuk menuju ke kompetisi yang akan datang.

Hingga tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan matahari mulai berada tepat diatas kepala. Dia keluar ruangan, berjalan menuju tepi sirkuit untuk menemui atlitnya yang baru selesai latihan.

Di waktu yang bersamaan Neels keluar dari mobil, melepas helm full facenya dan melangkah mencari Ponce. Senyum lebar tak lepas dari paras tampan nan cantiknya, merasa puas dapat mencoba arena sirkuit resmi seperti impiannya.

Tiba-tiba langkahnya terhenti. Mata bulatnya tak berkedip, jantungnya berdegup kencang dan tangannya berkeringat dingin. Hatinya menjerit senang saat melihat pembalap favoritnya berdiri tak jauh darinya.

"Sial kakiku gemeter." umpat Neels lirih.

Dia ingin menghampiri pembalap itu namun niatnya gamang, antara tekat dan takut. Dia terus menatap lurus kedepan, menarik napas dalam-dalam sebelum membulatkan tekatnya.

"B-boss..." panggil Neels dan pria tampan yang memeluk helm full face itu menengok.

Dia mengangkat satu alisnya saat Neels berjalan mendekat, mencoba mengingat-ingat siapa lelaki cantik yang baru di lihatnya itu.

"Pernah bertemu?" tanya Boss meletakkan helm di kursi panjang lalu membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.

"T-tidak..." Boss mengernyit. "Tapi aku fans beratmu..." kata Neels cepat saat melihat ekspresi bingung di wajah Boss.

"Oh... Hai...." Boss tersenyum tampan.

"Astaga..." lirih Neels saat jantungnya semakin tak karuan.

"Kenapa kamu ada disini?"

Boss mengamati penampilan Neels yang memeluk helm full face sedangkan Neels hanya mematung dengan lidah kelu.

"Drifter baru?" Neels mengangguk cepat dan Boss terkekeh. "Kau lucu." pujinya membuat Neels salah tingkah.

"B-bisakah kita mengobrol? A-aku... Kita... Ada yang ingin aku tanyakan tentang drift resmi." Boss mengangguk.

"Tapi setelah kita selesai evaluasi, coach sudah menunggu." Neels mengangguk cepat.

Boss tersenyum, menyenggut kecil berniat untuk mengajak Neels menuju titik kumpul bersama dan Neels bergegas mendekat dengan perasaan gugup.

Lelaki cantik mengulum senyum dan berulang kali menghela napas saat berjalan disamping pembalap yang sangat dia kagumi itu, ada rasa senang dan bangga dapat melangkah sejajar dengan Boss.

"Boss... Neels... Kalian sudah saling kenal?" sapa Ponce.

"Kami bertemu di pintu keluar coach." Ponce menyenggut.

"Dia drifter baru tapi kemampuannya tidak bisa dianggap remeh." puji Ponce dan Boss menengok pada Neels lalu tersenyum saat Neels membalas tatapannya. "Lebih baik kita duduk di dalam."

Ponce melangkah menuju ruangan diikuti Boss dan Neels, mereka duduk di meja bundar dan Ponce mengeluarkan catatannya.

"Langsung saja, untuk Boss... permainanmu sudah bagus tapi ada yang perlu kamu perbaiki sedikit lagi, sinkronisasimu kurang tepat jadi ada sedikit ketidakseimbangan saat kamu melakukan Feint, perbaiki itu dan pertahankan yang lainnya."

"Baik sir."

"Untuk Neels." Ponce melirik sekilas dengan senyum tipis. "Aku tau kamu sangat bersemangat dihari pertamamu tapi itu juga tidak baik."

Neels tersenyum kikuk sembari menggaruk kepala belakang.

"Tapi it's okay... Itu masih bisa diperbaiki, cukup kurangin nafsu yang menggebu-gebu dan lebih konsentrasi untuk bermain seimbang. Untuk tekhnikmu sudah bagus, hanya tinggal memperhalus saja."

"Baik coach..." Ponce tertawa kecil.

"Jangan bertingkah seperti orang asing Neels."

"Tapi sekarang aku muridmu jadi harus menghormati tapi itu akan berbeda saat diluar sirkuit."

"Hahahahaha.... Ya ya... Atur saja.." Ponce bangkit dari duduknya. "Aku rasa hanya itu yang bisa ku sampaikan dan semangat latihannya, untuk Boss... Semoga kompetisimu sukses."

"Terimakasih sir..." Ponce mengangguk dan beralih menatap Neels.

"Ah ya Neels... Ray ke kantor sebentar, aku sudah mencoba menghuhunginya tapi tidak diangkat."

"Aku akan menelponnya nanti."

"Baiklah... Kalau begitu aku pergi dulu..."

"Hati-hati Ponce... Terimakasih."

Ponce mengangkat satu tangannya sembari terus melangkah menuju pintu, meninggalkan Boss dan Neels diruang pertemuan.








~°°~
Vote dan komen

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang