CHAPTER 40

3.4K 240 11
                                    

_Selamat membaca_



Beberapa bulan kemudian.

Auditorium terbesar Universitas Toronto dipenuhi para wisudawan serta anggota keluarga untuk menikmati momen-momen bahagia beberapa saat lagi.

Mereka mendengarkan pidato dengan seksama sedangkan pria yang ada diatas podium terus berbicara dengan pandangan terpaku pada sosok ditengah audiens. Pandangan mereka bertemu, kilauan bahagia terpancar dari keduanya dan acara terus berlanjut.

Prosesi demi prosesi telah dilewati dan semua yang hadir keluar dari auditorium sesaat setelah penutupan acara selesai dan Neels tersenyum bahagia atas kelulusannya, dia menghampiri anggota keluarganya setelah berfoto bersama ketiga sahabatnya.

"Selamat sayang..." ucap Gun memeluk putranya.

Off turut merentangkan tangan dan Neels berpindah pada daddynya. Dia memeluk erat tubuh Off dengan perasaan bahagia.

"Makasih udah mau dateng dad, pa..." ujar Neels dan Off mengusap kepala belakang Neels.

"Terimakasih untuk nilai terbaiknya nak." kata Off dan Neels mengangguk.

Gun menyerahkan bucket bunga pada Neels dan lelaki cantik itu menerimanya dengan senyum terbaik.

"Happy graduation my little brat."

Neels berbalik tubuh dan tersenyum manis melihat Raysen berdiri tak jauh darinya bersama kedua orangtuanya. Dia amati pria tampan yang menjadi suaminya, berjalan mendekat lalu melompat ke gendongan Raysen dan Raysen dengan sigap menangkapnya.

"Aku selesai..." Neels tertawa renyah.

"Happy now?"

"Of course hahahaha..."

"Aku punya hadiah untukmu."

Neels menatap Raysen dengan sorot penasaran sekaligus curiga lalu turun dari gendongannya.

"Apa? Jangan aneh-aneh."

"Hahahaha kenapa kamu selalu curiga padaku?"

"Kamu tau sendiri apa jawabannya." sinis Neels dan semuanya tertawa seolah paham apa yang dimaksud Neels.

"Kamu melukai hatiku, little brat." ucap Raysen merogoh saku celana lalu mengulurkan sebuah kotak pada Neels. "Meski begitu kamu akan tetap mendapatkan hadiah."

Neels mengernyit menatap benda persegi ditangan suaminya, dia menatap satu persatu orang disekitarnya namun tak ada jawaban.

"Bahaya gak?" Raysen dan yang lain tertawa dengam ucapan Neels.

"Buka saja dan beri aku satu kecupan jika kamu menyukainya." sudut bibir Neels terangkat kecil dan Raysen tertawa.

Neels membukanya dengan ragu-ragu dan matanya melebar lalu beralih pada Raysen saat melihat sebuah remote kecil didalamnya.

"Apa?" lirih Neels dengan jantung berdegup kencang. Tau pasti benda apa yang menjadi kejutan utamanya namun dia tidak ingin berharap lebih.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang