CHAPTER 05

4K 252 4
                                    

_Selamat membaca_

"Lo dimana Nic?"

"Dirumah, kenapa?"

"Markas, jemput gue. Kabarin yang lain."

"Mau bolos kelas?"

"Gak tau, liat nanti aja gimana."

"Oke deh... Gue otw."

"Oke gue tunggu."

Neels menghempaskan tangannya yang menggenggam ponsel ke sisi tubuh, mengangkat tangan kirinya dan menatap cincin yang tersemat dijarinya.

"God... please tell me this is just a dream because I'm too drunk, right?" ujar Neels terdengar putus asa.

Dia merengek kecil merasa frustasi dengan kehidupannya yang tiba-tiba berubah dalam semalam, berguling-guling diatas ranjang lalu duduk.

"Dia bakal nyerah gak sih kalo gue bertingkah." gumamnya sambil berpikir. "Kalo dia gak nyerah gimana?" Neels mengerang kesal melempar bantalnya kesembarang arah. "Bodoamat lah, liat nanti."

Dia beranjak dari ranjang dan segera mempersiapkan segala sesuatu sebelum Onic datang. Tak jarang dia mendengus kesal setiap kali mengingat kemunculan seorang pria yang tiba-tiba menjadi tunangannya.

Dan setelah menghabiskan waktu kurang dari satu jam, Neels segera keluar dari kamar dan menuruni tangga. Pandangannya tertuju pada seorang maid yang berdiri di anak tangga paling akhir.

"Sarapan tuan muda." maid yang sudah merawat Neels dari kecil itu menawari tuannya dengan lembut dan hormat.

"Aku tidak sarapan." maid mengangguk.

"Ada titipan dari tuan Raysen, tuan muda." Neels mengangkat satu alisnya saat maid mengulurkan sebuah kartu. "Tuan yang semalam menginap."

"Oh... Paman kolot itu? Baiklah." Neels mengambil black card ditangan maid dan melanjutkan langkahnya keluar mansion.

Senyuman yang biasa terbit ketika melihat sahabatnya kini lenyap entah kemana, dia bergegas masuk ke kursi penumpang tanpa sepatah katapun.

"What's wrong?" tanya Onic yang menyadari sikap Neels tidak seperti biasanya.

"Jalan aja, gak usah banyak nanya."

Onic mengangkat kedua bahunya lalu menyalakan mesin supercarnya dan segera melaju dijalanan yang cukup ramai lancar.

Suasana didalam mobil cukup suram, tidak ada obrolan apapun dan Onic yang memahami situasi pun tidak berniat mencairkan suasana.

Setelah beberapa saat, mereka sampai dimarkas Orion Disaster dan Neels segera turun untuk menemui sahabatnya yang lain disusul Onic.

Lelaki cantik itu segera menghempaskan tubuhnya ke salah satu beanbag membuat Matteu dan Jorrel saling pandang lalu menatap Onic yang hanya mengedikkan bahu.

Tidak ada yang berani buka suara karena mengenal bagaimana sifat Neels ketika dalam suasana hati yang buruk. Onic menyesap soft drinknya sembari menatap kedua sahabatnya.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang