CHAPTER 71🚫

3.8K 154 12
                                    

_Selamat membaca_

Jam telah menunjukkan waktu tengah malam dan Raysen bersama Neels masuk ke bungalow. Neels bergerak duduk disofa di susul Raysen yang duduk disampingnya.

Pria itu menyandarkan kepalanya di bahu Neels dan memeluknya dari samping, merasa begitu pening setelah menggantikan giliran minum suami cantiknya yang sedang hamil.

"Kalo pusing tidur dikamar aja sayang." Kata Neels dan Raysen mengangkat kepala, menatapnya penuh selidik.

"Apa?" Tanya Raysen meyakinkan.

"Sayang."

Tanpa kata, Raysen bergerak mengungkung Neels dan mencengkram kuat sandaran sofa. Dia mengerutkan alis untuk memfokuskan pandangan pada wajah cantik pujaannya.

"Kenapa tiba-tiba, hm?" Semerbak aroma alkohol menyebar disekeliling Neels saat Raysen berbicara.

"Paman mau aku ganti panggilan kan?"

"Hm... Iya... Aku tidak ingin little bratku terus-terusan memanggilku paman."

"Ya terus kenapa kaget?" Neels menatap sinis.

Raysen terkekeh. "Tapi ini terlalu tiba-tiba." Ucapnya dengan satu tangan menelusup dibelakang kaos Neels.

Neels mencekal pergelangan tangan Raysen dan menggeleng kecil.

"M-mau apa?"

Raysen bergerak semakin rendah, berhenti tepat di samping telinga Neels.

"I want you right now." Bisik Raysen serak.

Neels memejam erat merasakan napas panas Raysen bergumul didalam telinganya. Detak jantungnya tak lagi stabil merasakan tangan Raysen mengusap punggungnya.

"A-aku hamil..."

"I know." Sahutnya seraya membelai rahang Neels dengan bibirnya.

"Mmm... Ini udah tengah malem." Neels mencoba mengalihkan perhatian Raysen.

"I know sweetheart." Suara Raysen semakin serak ketika dia mencapai leher Neels.

Suasana disekitar mereka berubah semakin panas tatkala Raysen bergerak lebih. Menjilat pun menyesap leher Neels dengan satu tangan meremas pinggangnya lembut.

"Hhnngggh... Please stop it, geli sayangh..."

Raysen menggeram lirih tatkala menangkap panggilan sayang Neels. Napasnya semakin pendek dengan pengaruh alkohol yang semakin besar.

"I love you."

"Aaah.... I love you too." Jawab Neels dengan napas sengal saat Raysen menggigit lehernya setelah bicara.

Balasan kata cinta Neels berhasil membakar nafsu Raysen dari ujung ke ujung. Tubuhnya terasa panas akibat kebutuhan dan dia berdiri tegak, melepas kemeja serta celananya dan melemparkannya asal.

Neels terengah-engah, matanya tak lepas dari tubuh kokoh Raysen yang hanya mengenakan boxer hitam ketat. Otot-otot perutnya mengencang, membentuk empat kotak besar yang membuatnya semakin tampan.

Raysen meraih ujung kemeja Neels, mengangkatnya keatas dan Neels hanya menurut. Terpesona dengan sikap dominan suaminya.

"Izinkan aku membuatmu merasa nyaman." Ucapnya sembari mengusap puting Neels dengan ibu jarinya.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang