CHAPTER 45

2.8K 211 8
                                    

_Selamat membaca_


"Stop ketawa... Kita ganti ke rasa yang ketiga, kali ini harus serius." Raysen mengangguk dan menghentikan tawanya.

Neels meraih vape lain lalu menyesap liquid kopi dan menghembuskan asapnya kearah Raysen.

"Ini dari aromanya aja udah keliatan banget." kata Neels menahan senyum.

"Baiklah... Baiklah... Kemarilah sebelum rasanya habis tertelan olehmu." Neels terkekeh lalu meraih rahang Raysen dan menyatukan bibir.

Mereka saling lumat dan membelitkan lidah, berbagi rasa lewat ciuman yang agaknya semakin panas dari sebelumnya. Deheman Raysen tertahan dan dia membawa Neels ke pangkuannya, lengan kokohnya melingkari pinggang Neels dan menariknya untuk semakin merapat.

"Mmhm..." lenguh Neels saat tangan nakal Raysen meremas pantatnya.

Dia menahan rahang Raysen dan menarik diri untuk melepas ciumannya membuat Raysen memajukan bibir.

"Jangan curang..." Raysen terkekeh.

"Aku terbawa suasana." Neels pura-pura melirik sinis dan Raysen mengusap punggungnya.

"Rasa apa? Kebangetan kalo sampe salah."

"Matcha?"

"NGGAK...!!! Jawab yang bener."

"Apa? Avocado?" tebak Raysen memasang wajah bodoh.

"No...!!"

"Aku menyerah." putus Raysen menahan senyum.

"Udah lah males, paman curang. Udah jelas-jelas rasa kopi."

"Tapi di lidahku rasanya berbeda."

"Emang sengaja aja." kata Neels memasang wajah kesal.

"Marah lagi, hm?" Raysen mengeratkan pelukannya dan Neels bungkam. "Katakan apa yang membuat suasana hatimu memburuk sejak pagi."

Neels menatap Raysen dengan wajah yang semakin kesal.

"Paman lupa sesuatu." Raysen mengernyit.

"Apa? Aku membuatkanmu sarapan, mengirim makan siangmu lewat Est dan berpamitan dengan surat. Lalu? Dimana salahku?"

"Morning kiss." ketus Neels dan Raysen mengulum senyum dengan deheman kecil.

"Jangan ketawa."

"Tidak, aku tidak tertawa." Raysen menggeleng.

Neels mencoba melepas lengan Raysen namun Raysen semakin mengeratkannya.

"Mau kemana? Selesaikan dulu masalahnya."

Neels mendengus kesal dengan wajah masam seolah tawa beberapa menit lalu tidak berarti apapun.

"Look at me." kata Raysen mengapit dagu Neels dengan dua jarinya dan Neels menatapnya. "Kamu marah karena tidak mendapatkan morning kiss?"

"Hm.."

Raysen menahan senyum dan merogoh ponselnya disaku celana dengan tatapan yang tak lepas dari Neels.

"Aku sudah mempersiapkan bukti untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan membuatku kesulitan."

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang