CHAPTER 44

3.3K 225 11
                                    

_Selamat membaca_


Neels melenguh dari tidurnya lalu perlahan membuka mata. Jemari lentik itu meraba sekitar dan tidak menemukan sosok Raysen disampingnya.

Mata bingungnya mengedar liar dan hanya ada dirinya dikamar besar itu. Dia menengok kearah nakas untuk mencari ponselnya dan melihat sepiring toast, segelas air serta secarik kertas dibawah gelas. Tangannya bergerak meraih kertas dan membacanya.

Morning sweetheart.
Maaf aku tidak ada disampingmu saat kamu bangun, aku harus berangkat lebih awal hari ini. Nikmati sarapanmu dan beritahu aku jika ingin pergi ke suatu tempat.
Love you.

Neels sedikit memajukan bibir karena tidak mendapat morning kiss dari Raysen dan meraih toast dengan malas. Tak lama kedua sudut bibirnya berkedut saat melihat saos bentuk love diatas rotinya.

"Pria tua gila." celetuknya lalu tertawa.

Dia menikmati sarapan hingga suapan terakhir lalu meraih vape dan ponsel diatas nakas, melangkah ke sofa dekat jendela. Asap tebal mengepul sesaat setelah dia menyesap rokok elektriknya, menyecap rasa kopi dengan mata tertuju keluar kaca tebal didepannya.

Sedangkan ditempat lain, Raysen sedang menyusuri lorong bersama Est untuk menuju ruang rapat. Langkah tegasnya terhenti saat merasakan getaran ponsel di dadanya, dia merogoh saku jasnya lalu tersenyum melihat nama sweetheart dilayar.

"Hey... Sudah bangun?" tanya Raysen setelah mengangkat telepon.

"Hmm.."

"Hmm..? Are you mad, um?" tanya Raysen yang paham tabiat Neels saat merajuk.

Dia mengangguk pada Est dengan maksud melanjutkan langkahnya.

"Makasih sarapannya tapi aku tetep marah."

"Oh... Sweetheart. What's going on? Tell me."

"Pikir sendiri."

"Maaf jika sarapan buatanku tidak enak. Aku akan membuatkan makanan yang lebih enak saat pulang nanti."

"Terserah."

Raysen menatap layar ponselnya ketika Neels mematikan panggilannya secara sepihak. Dia mengedikkan bahu saat melirik Est yang menatapnya bingung.

Mereka bergegas menuju ruang pertemuan yang telah di penuhi para staff dan beberapa mitra kerja untuk membahas konsep-konsep serta segala macam rencana untuk project besarnya.

Pikiran Raysen terpecah antara pekerjaan dan suasana hati Neels yang tiba-tiba memburuk, dia memikirkan semua kemungkinan serta hal-hal yang dapat mengundang kemarahan Neels namun Raysen tidak menemukan jawabannya. Dia merasa semuanya sudah berjalan benar.

Waktu terus berlanjut dan Raysen semakin tenggelam dalam kebingungan. Sesekali dia kehilangan konsentrasi yang membuat para anggota rapat bertanya-tanya, apa yang terjadi hingga membuat kinerja billionaire ternama itu menurun.

Hal tersebut membuat Est mengambil alih beberapa bagian Raysen dan Raysen seringkali terkesiap saat Est memanggilnya.

Mereka telah menyelesaikan rapat dan Raysen melanjutkan kegiatannya dengan pergi ke lapangan tempat projectnya dikerjakan. Satu persatu jadwal hari ini diselesaikan dengan baik meski dengan perasaan campur aduk.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang