CHAPTER 84

2K 157 13
                                    

_Selamat membaca_

Raysen duduk memangku Macbook dengan jemari kekarnya menari-nari diatas keyboard dan satu tangan yang lain mengusap punggung Xaviera yang tengkurap sembari menikmati dot favoritnya. Mata bulatnya sayup-sayup berat merasakan sentuhan lembut daddynya.

Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah dapur dan Raysen mengalihkan pandangan, melihat Neels nampak segar dengan secangkir kopi di tangan.

"Kopimu."

Neels membungkuk kecil untuk meletakkan secangkir kopi diatas meja dan Raysen meraih tengkuknya, mengecup kening pujaannya.

"Terimakasih sweetheart..." Raysen meraih kopinya, meniup lalu menyesapnya perlahan.

"Sama-sama." Neels duduk disisi Raysen.

Lelaki cantik mengintip putrinya yang sudah memejam dengan bibir maju mundur menghisap dotnya lalu beralih ke Macbook suaminya.

"Kamu lembur lagi?"

"Tidak... Hanya memeriksa beberapa email dan dokumen untuk rapat besok."

"Dia nyaman banget tidur kayak gitu."

Raysen melirik Xaviera sejenak. "Tentu... Siapapun pasti akan nyaman setelah kenyang dan mendapat usapan lembut dariku."

"Aku juga mau." Neels terus terang.

"Mengalah sebentar saja... Tidak ada tangan yang bebas sekarang." Neels mengerucutkan bibir seraya berpikir.

Dia beranjak dari duduknya, berdiri disamping Xaviera lalu mengangkat bayi kecil yang nampak nyenyak itu sedangkan Raysen hanya diam memperhatikan apa yang akan dilakukan suaminya.

Neels memposisikan diri berbaring ditempat Xaviera dengan si kecil tengkurap diatasnya. Raysen tertawa menyadari akal Neels yang tak ada habisnya.

Pria itu menangkup rahang bawah Neels dan ibu jarinya membelai pipinya. Sementara itu Neels mengusap punggung Xaviera agar semakin terlelap.

"Ini baru adil."

Raysen tertawa kecil. "Ada yang sedang cemburu hm?"

"Nggak... Aku gak cemburu, baby Xav kan emang lebih nyaman tidur dideket aku." Sanggah Neels.

"Oh begitukah...? Seingatku, aku yang selalu mengusap punggung princess Xav sampai dia mendengkur halus."

Neels menatap keatas dengan ekspresi sinis. "Itu kan ingatan kamu bukan ingatan aku, aku juga ayun-ayun dia waktu kebangun tengah malam."

Neels diam sejenak. "Waktu bayi aja semangat bangun kalau denger baby nangis. Sekarang bangunnya nunggu aku nangis sambil narik-narik baju kamu karena dia gak tidur-tidur."

Raysen menahan senyum. "Oh iya iya... Aku lupa."

"Ngeselin." Raysen tertawa dan mencengkram gemas rahang Neels.

"I'm sorry... Hahahahahaha..." Raysen merasa puas dapat menggoda Neels hingga kesal.

"Jangan kayak daddymu ya nak... Kayak papa aja yang gak pernah macem-macem." Kata Neels tak sadar diri.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang