_Selamat membaca_
Sinar matahari tak mengganggu dua sejoli yang baru berbaikan dari pertengkaran hebatnya.
Lelaki cantik nampak begitu nyaman ada diantara lengan besar yang melingkari tubuhnya. Napasnya masih lembut, menandakan dia masih menjelajahi alam bawah sadarnya.
"Ayo bangun... Kita harus mengemasi barang-barangmu."
"Emm..." Gerutu Neels merasa terganggu.
Raysen tersenyum, mengusap punggung Neels lalu mengecup dahinya.
"Tidak ingin pulang, um? Ingin tetap dirumah sakit?" Neels mengangguk dan tawa Raysen memenuhi ruang inap.
Raysen mencoba menggoda Neels. Dia melepas pelukannya, menarik lengan yang menjadi bantalan Neels.
"Jangan ganggu..." Protes Neels disertai rengekan lembut.
"Oh... apa bayiku sedang merengek..."
Raysen kembali memeluk Neels sembari menahan senyum.
"Aku baru tau jika orang sakit bisa senyenyak ini?"
"Obatnya sangat bagus." Raysen terbahak mendengar jawaban Neels.
"Paman..." Panggilnya dengan suara serak bangun tidur.
"Yes, sweetheart."
"Aku ingin lihat sirkuitnya."
"Belum siap sayang..."
"Tapi aku ingin lihat."
"Macbookku dibawa pulang papa ke mansion."
Neels membuka matanya dan memamerkan puppy eyes yang menjadi kelemahan Raysen.
Disela itu, pintu ruang inap Neels terbuka dan masuklah kedua orangtuanya bersama mertuanya.
"Kenapa ada dua pasien disini." Goda Off dan Neels mengalihkan puppy eyesnya pada mereka.
"Papa..."
Kedua bibir Neels melengkung ke bawah lalu melirik pada Raysen dan kembali ke Gun. Raysen menahan senyum, tau betul jika Neels sedang bertingkah.
"What's wrong darling?" Gun mendekat.
Neels bergerak duduk dan Gun segera memeluknya.
"Paman gak mau ngasih tau sirkuitnya." Gun melirik pada Raysen.
"Apa masalahmu Ray." tegur Gun menahan senyum.
Neels mengintip dibalik pelukannya dan menjulurkan lidah pada Raysen.
"Hahahahaha... Lihatlah pa, dia hanya berpura-pura."
"Paman gak mau nurutin baby, pa..." Adu Neels lagi.
"Dasar suami tidak pengertian." Mix menimpali.
Dia melangkah mendekati Neels dan mengambil alih menantunya dari pelukan Gun.
"Dia sedang hamil Ray... Harusnya kamu lebih pengertian. Ini maunya cucu mima." Omel Mix dan Neels menyenggut diperutnya.
Semua yang ada disana menahan senyum, ada rasa geli ketika melihat Neels yang senang berbuat ulah menjadi manja seperti itu.
"Baiklah... Cukup dramanya, kita kemasi semuanya dan kembali ke mansion." Ujar Gun.
Neels merengut sembari melepas pelukan Mix sedangkan Raysen turun dari tempat tidur dan membantu Gun mengemasi barang Neels.
"Boleh tinggalkan daddy dan Neels sendiri?" Kata Off setelah mereka selesai.
Raysen mengangguk. "Kami tunggu di mobil dad." Ujar Raysen keluar kamar diikuti yang lain.
Off dan Neels sama-sama hening, ada rasa canggung yang menggerogoti keduanya dan Off berdehem.
"Neels." Neels menunduk dalam.
"Yes dad."
"Um... Cucu daddy sehat kan?"
Neels tersenyum kikuk. "Iya dad."
Off menghela napas berat dan mendekat. Menarik kursi untuk duduk didepan anak semata wayangnya.
"Neels... Daddy minta maaf." Suara Off menahan tangis.
Neels mengangkat kepala, melihat Off yang berkaca-kaca membuat matanya terasa panas.
"Daddy sangat menyesal dengan keegoisan daddy. Daddy tidak pernah memikiranmu dan selalu menekanmu." Off meneteskan airmata.
Neels diam, membasahi bibirnya yang terasa kering.
"Daddy berpikir itu semua demi kebaikanmu padahal itu hanya untuk melegakan keegoisan daddy tanpa memikirkan perasaanmu. Daddy tidak tau harus mengatakan apa agar kamu memaafkan daddy." Off terisak. "Daddy orangtua yang buruk." Punggungnya bergetar.
Neels terisak dengan bibir bergetar, lidahnya kelu hanya untuk mengeluarkan satu kata. Dia merentangkan tangan dan Off segera memeluknya.
"Maafkan daddy Neels... Daddy egois, daddy orangtua yang buruk." Sesal Off memeluk putranya. "Izinkan daddy memperbaiki semuanya. Daddy ingin menjadi ayah dan kakek yang baik."
Neels hanya mengangguk sebagai jawaban, benar-benar kesulitan mengeluarkan isi hatinya. Dia kecewa dengan daddy nya namun dia tidak bisa mengelak jika ikatan mereka masih begitu kuat.
Neels menarik napas untuk mencoba berbicara. "Neels... Neels juga minta maaf dad___"
"Tidak, tidak... Daddy yang salah Neels, daddy yang harusnya minta maaf." Neels mengangguk.
Setelah beberapa menit tangis mereka mereda dan Off melerai pelukannya.
"Ayo pulang, mereka sudah menunggu kita."
Off membantu Neels untuk berjalan keluar ruang inap dan pergi ke parkiran untuk menyusul yang lain.
"Aku ingin jalan-jalan nanti malam." Kata Neels saat Raysen menghampirinya.
"Kemana? Kamu harus istirahat untuk pemulihan."
"Tapi aku mau..." Neels memajukan bibir.
"Minta izin pada daddy." Neels menengok dan menatap Off.
"Daddy... Can I...?" Semua orang menahan senyum.
"Kenapa kamu seperti anak kucing saat hamil seperti ini?" Kata Off lalu terkekeh.
"Jangan olok-olok Neels." Protes Neels dan mereka tidak bisa menahan tawanya.
"Baiklah... Mau berapa?" Off mengeluarkan ponselnya.
"Gak perlu, Neels udah bawa bank berjalan." Lagi-lagi semua orang tertawa mendengar celetukan Neels.
"Ah menyedihkan sekali dianggap benda yang menguntungkan. Tapi tidak masalah jika itu kamu." Ujar Raysen sembari mengambil alih Neels.
"Syukurlah... Tabungan daddy aman sekarang."
"Hahahahaha... Habiskan uang suamimu sayang, mima mendukungmu." Kata Mix.
"Ya ya... Buat aku miskin sweetheart." Kata Raysen dan semua tertawa.
"Ayo pulang sebelum anak kucing Raysen menghancurkan mobil." Goda Gun.
Semua berjalan cepat ke mobil masing-masing sembari tertawa dan Raysen membuka pintu untuk Neels lalu masuk ke kursi kemudi menuju mansion.
~°°~
Vote dan komen.Sudah? Terimakasih my ladies.
KAMU SEDANG MEMBACA
RODE || JOONGDUNK
Hayran KurguAREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahun, Neels. Dia memilih kehidupan bebas dan tidak mengenal penantian. Namum, tiba-tiba muncul pria wor...