CHAPTER 43 (PP)🚫

4.6K 152 19
                                    

_Selamat membaca_

Hari mulai gelap dan sepasang kekasih berada didalam mobil setelah menghadiri undangan perayaan kelulusan Neels. Mereka nampak mesra dengan tangan yang saling bertaut sembari mengemudi cukup santai.

Frey melirik pada Ponce yang fokus ke jalanan lalu kembali lurus kedepan.

"Sudah lega?" tanya Ponce melirik singkat dan Frey kembali menengok.

"Lega tapi rasa bersalah tetap ada."

"Wajar malaikatku yang memiliki hati lembut ini masih merasa bersalah meskipun sudah dimaafkan." Frey terkekeh dan Ponce ikut terkekeh sembari meliriknya singkat.

"Jangan menggodaku."

"Hahahahaha... Mau bagaimana lagi, kamu sangat lucu saat tersipu. Sikap manis yang tidak bisa dilihat orang lain."

"Hanya kamu yang bisa melihatnya." Ponce tertawa kecil.

"Fakta yang tidak bisa dipungkiri." sahut Ponce dan Frey tersenyum tipis. "Setelah ini kamu tidak perlu terlalu dekat dengan Ray lagi." Ponce menengok sekilas.

"Apa maksudnya? Aku dan dia baru memulai proyek besar dan kami akan tetap terhubung sampai proyek selesai."

Ponce nampak merenung dengan pandangan fokus ke jalanan dan Frey hanya menoleh diam, menunggu apa yang akan diungkapkan pujaannya.

"Sampai kapan?" Ponce kembali membuka suara.

"Mungkin sekitar 2-3 tahun lagi." Ponce mendadak menginjak rem dan Frey terhuyung ke depan.

"What's wrong, dear?" tanya Frey dengan ekspresi kaget.

"2-3 tahun?"

"Ya... Dan itu proyek tercepat yang pernah aku tangani."

"Tidak bisakah digantikan asistenmu atau orangmu yang lain?"

"Ada apa denganmu? Kenapa bersikap tidak masuk akal? Kamu tidak biasanya seperti ini." tanya Frey keheranan.

"Kamu tau ketegangan yang barusaja terjadi kan? Meskipun semuanya hanya sandiwara tapi itu akan sedikit mempengaruhi keadaan sayang..."

"Aku bekerja Ponce... Dan kamu tau bagaimana prinsip kerjaku."

"Aku tau sayang... Aku sangat tau bagaimana prinsipmu, tapi... Ayo lah kamu pasti paham maksudku..."

"Are you jealous?" selidik Frey yang memiliki kepekaan minim dan Ponce berdehem.

"Y-yes... I'm jealous seeing you too close to Ray, I feel insecure." Ponce mengalihkan pandangan.

Frey terdiam beberapa saat lalu menangkup rahang Ponce untuk menatapnya, mata mereka bertemu dan Frey menemukan sirat cemas pada tatapan kekasihnya.

"Apa yang membuatmu seperti ini? Kamu tidak biasanya seperti ini pada klienku yang lain Ponce."

"Kamu tau pasti apa alasanku tanpa aku menjawabnya Frey."

"Ya... Aku tau, tapi aku ingin mendengarnya langsung darimu."

Ponce menghela napas dan menangkap tangan Frey yang ada dirahangnya, mengusap jemarinya dengan ibu jarinya.

"Kalian pernah dekat dan Ray juga pernah menyukaimu bahkan dia pernah terang-terangan mendorongku agar menjauh darimu. Sekarang kalian berada di proyek yang sama dan pastinya akan lebih banyak waktu bersama, aku... Aku merasa tidak nyaman dengan itu. Aku tidak bermaksud membatasi karirmu tapi kali ini berbeda, ada sesuatu yang menyertai kalian dan aku khawatir perasaan diantara kalian akan tumbuh kembali."

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang