CHAPTER 54

1.8K 160 4
                                    

_Selamat membaca_

Hari terus berganti. Neels memasuki sebuah kafe yang cukup terkenal akhir-akhir ini, dia menuju konter dan disambut ramah oleh kasir.

"Dua americano dan..." matanya bergerak liar membaca menu. 

"Mau mencoba menu best seller kami, kak?" tanya kasir saat menyadari kebingungan Neels.

Neels mengangkat kepala menatap kasir, alisnya terangkat kecil.

"Kami ada caramel cake, beberapa jenis pastry dan..."

"Pastry." sela Neels. "Sepertinya butter croissant___"

Neels tersentak tatkala bahunya ditepuk seseorang dari belakang, dia menengok dan senyumnya merekah menemukan Boss berdiri dibelakangnya.

"Eh hey..." kata Neels dan Boss tersenyum.

"Ternyata benar kamu, aku takut salah orang hahahaha..."

"Hahaha... Sendiri?" tanya Neels.

"Yea... Mau semeja?"

"Ah maaf... Aku take away." Boss memasang wajah pura-pura kecewa membuat Neels tersenyum sungkan.

"Padahal aku ingin mengobrol, kenapa buru-buru sekali?"

Neels melirik jam dinding dibelakang konter kasir dan menatap Boss yang nampak menyedihkan.

"Aku rasa... aku masih bisa mengobrol sebentar, sepertinya paman juga masih meeting."

Boss mengangkat alis lalu tersenyum lebar mendengar keputusan Neels.

"Maaf..." kata Neels beralih pada kasir. "Bisakah satu pesananku dimakan disini dan yang satu aku ambil saat akan pulang?"

"Bisa kak..." Neels mengangguk.

Lelaki cantik itu merogoh saku celananya namun Boss mencengkram lengannya lembut.

"Biar aku saja."

"Tapi..."

"Anggap saja sebagai ucapan terimakasih karena kamu bersedia menemaniku." Neels tersenyum mengangguk.

"Terimakasih..."

"No prob... Duduklah disalah satu meja." Neels mengangguk.

Matanya mengedar dan memilih meja kosong didekat jendela. Dia melangkah lebih dulu sembari menunggu Boss.

Beberapa menit kemudian Boss datang dengan membawa nampan, meletakkan pesanan Neels dan duduk disebrangnya.

"Kamu sering kemari?" 

"First time." Boss mengangguk kecil.

"Pesanan untuk suamimu?" tanya Boss mengarahkan ibu jarinya ke konter kasir tanpa berbalik tubuh.

Neels yang sedang menikmati kopinya itu beralih pada tangan dan wajah Boss.

"Iya..."

"Pasangan yang sangat manis." Neels terkekeh.

"Aku hanya sedang mencoba menjadi pasangan yang pantas."

"Itu bagus... Kalian pasangan yang sempurna."

"Tidak juga... Kami juga sering bertengkar tapi paman sangat sabar denganku."

Boss mengangkat satu alisnya, sedikit bingung dengan sebutan yang diucap Neels.

"Paman...?"

"Hahahahaa iya... panggilan sayangku ke dia." Boss terbahak geli.

"Manis sekali... Kalian seperti pasangan ideal."

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang