CHAPTER 35

2.7K 230 6
                                    

_Selamat membaca_

Neels menyusuri lorong dengan perasaan bimbang, dia menggigit bibirnya saat sampai didepan pintu. Menghela napas lebih dulu sebelum memberanikan diri untuk membukanya.

Langkahnya lunglai dan melihat Raysen sedang duduk disofa dengan Macbook dipangkuan. Dia berpikir sejenak dan memutuskan duduk disamping Raysen lalu melirik layar Macbooknya.

Keterdiaman Raysen memekakkan telinga, membuat Neels semakin merasa tak nyaman. Dia melirik Raysen yang bergerak membenarkan kacamatanya dengan ekspresi serius.

"Paman." lirih Neels canggung.

Raysen diam dan hanya melirik sekilas lalu kembali menatap layar Macbooknya.

"Aku... Aku bosen di penthouse, jadi aku keluar." Neels berusaha menjelaskan meski terasa tercekat.

Lelaki cantik itu melipat satu kakinya menghadap Raysen, menunduk dan menyandarkan dahi di lengan suaminya.

Raysen diam, tetap melanjutkan kesibukannya tanpa menghiraukan Neels.

"Ngomong kek." ucap Neels masih menyandarkan dahi dan Raysen hanya meliriknya singkat.

Tiba-tiba ponsel Raysen berdering. Dia meraihnya dan Neels melirik siapa nama dilayar ponsel suaminya. Neels mengernyit saat melihat nama Frey terpampang nyata disana.

"Hallo." ucap Raysen dan Neels tetap diposisi yang sama. Kali ini dia bergerak sedikit merapat untuk mendengar apa yang dikatakan Frey.

"Sibuk?"

Neels memiringkan kepala untuk mengintip saat mendengar suara kekehan Raysen.

"Tidak... Hanya memeriksa beberapa project."

"Oh... bagaimana janjian kita kemarin? Jadi?"

"Tentu kita akan melakukannya."

Dada Neels bergemuruh tatkala mendengar Frey menanyakan janji mereka, ada rasa kesal dan tidak suka yang memenuhi hatinya. Semakin kesal saat melihat Raysen begitu dingin padanya tapi beberapa detik kemudian tersenyum cerah saat berbicara dengan Frey.

Tanpa di duga Neels merebut ponsel Raysen dan melemparnya hingga terpelanting cukup jauh. Dia duduk tegap, menatap Raysen yang melotot marah.

"Apa yang kamu lakukan Neels Natanius?" desis Raysen.

Neels merasa tidak aman saat Raysen memanggil nama lengkapnya yang menandakan suaminya sedang menahan emosi diambang batas.

"Tidak sengaja." jawab Neels berusaha santai.

"Berhentilah bersikap kekanak-kanakan. Pergi ke kamarmu, aku sedang sibuk."

Dada Neels sakit mendengar ucapan dan nada dingin Raysen, dia beranjak ke kamar membanting pintunya cukup keras sedangkan Raysen hanya menghela napas berat, memijit pangkal hidungnya.

Raysen melanjutkan pekerjaannya dan membiarkan Neels untuk menenangkan diri. Dia memutuskan tidur disofa untuk meredam emosinya karena kelakuan Neels.

Keesokan harinya.

Raysen sedang merapikan penampilannya didepan cermin yang ada di walk in closet. Kaos polo hitam dan celana bahan putih, penampilan yang terlalu rapi hanya untuk diam dirumah. Dia keluar dan melihat Neels duduk bersila diatas sofa menikmati sarapan yang dia siapkan sebelumnya.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang