CHAPTER 63

2.1K 166 12
                                    

_Selamat membaca_

Raysen keluar dari kamar tamu dan melangkah menuju dapur saat Gun sedang sibuk menyiapkan sarapan. Aroma carbonara menusuk indera penciumannya dan dia semakin mendekat.

"Bonjour pa..."

Gun menengok lalu tersenyum. "Bonjour Ray..."

"Butuh bantuan?"

"Tidak... Kamu bisa duduk dan tunggu dimeja makan."

Raysen diam, mematung didekat Gun.

"Pa..."

"Yes?" sahut Gun menengok sekilas dan kembali fokus ke masakannya.

"I'm sorry." lirih Raysen.

"Wait a minute... Let me finish this, I won't be long." sahut Gun yang paham arah bicara menantunya.

Gun mengaduk-aduk masakannya, mencicipi dan mematikan kompor sebelum bersiap untuk mendengarkan Raysen.

"Tolong siapkan ini." titah Gun pada maid yang menemaninya memasak lalu beralih pada Raysen. "Selesai... Ayo pergi ke ruang tengah, papa tau ada yang ingin kamu bicarakan."

"Bisakah kita pergi ke tempat lain pa? Disamping kolam renang atau yang lain."

"Sure."

Mereka bergegas menuju pintu belakang setelah Gun menyetujuinya dan duduk di ayunan yang ada di tepi kolam.

Suasana hening dan Raysen menarik napas sebelum berbicara.

"Ray minta maaf pa..." Raysen menengok menatap mertuanya. "Raysen tidak bisa menjaga Neels, Ray menyakiti dia dan merusak kepercayaan papa."

Raysen diam. Ingatannya kembali dikala Gun mengunjungi kantornya tanpa Off, membebaninya dengan kepercayaan penuh untuk menjaga Neels, menyembuhkan luka batin Neels atas tuntutan sempurna yang diberikan Off.

"Ray merusak semuanya. Kepercayaan kalian dan perasaan Neels, Ray membunuhnya." katanya meneteskan airmata. "Ray mengecewakan kalian."

Pria itu menangis, bahunya bergetar tatkala Gun mengusapnya.

"Kamu benar, papa kecewa denganmu. Jujur kamu satu-satunya harapan papa untuk membuat Neels tetap kuat ditengah tekanan daddy nya tapi kamu merusaknya."

Raysen menyenggut cepat. Tidak mengelak ataupun membela diri.

"Tapi papa juga tidak bisa berbuat apapun, papa tidak punya wewenang untuk memisahkan kalian karena kesalahpahaman ini. Kalau di bilang marah, papa marah denganmu Ray. Papa ingin menjauhkan Neels darimu setelah tau kebenarannya tapi papa sadar, Neels masih membutuhkanmu."

"Tapi dia tidak___"

"Dia masih tertekan dengan kejadian itu. Jika kemarin kamu sangat sulit meluluhkan Neels, sekarang kamu harus lebih berjuang lagi dari sebelumnya." 

Raysen menyenggut cepat, kata-kata Gun seolah memberi celah kecil untuk sekali lagi memenangkan hati Neels.

"Tidak bisa, mereka harus berpisah." sela Off mendebarkan jantung Raysen.

Gun menghela napas, jengah dengan sikap suaminya yang begitu egois.

"Berhentilah egois demi kebahagiaan Neels." kata Gun mendekati Off.

"Neels tidak akan bahagia, dia menyakiti putraku." sahut Off melirik Raysen lalu kembali pada suami cantiknya dihadapannya.

"Apa daddy pikir Neels akan bahagia jika kita memisahkan mereka? Dan apa daddy pikir daddy tidak menyakiti Neels? Tolong berpikirlah terbuka, aku sudah cukup mengalah dengan cara didikmu. Jangan membuat anakku semakin menyedihkan. Aku diam bukan karena menerima semuanya tapi karena aku tidak sekuat Neels untuk menghadapi arogansimu dad..." kata sederhana Gun tepat sasaran.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang