CHAPTER 74

2.6K 183 5
                                    

_Selamat membaca_

Gemerlap bintang disanding deburan ombak menenangkan atma terasa begitu damai dibumi Karibia.

Raysen dan Neels sedang menikmati suasana indah itu, duduk di teras bungalow yang langsung disambut pemandangan pantai indah di St. Lucia.

"Aku mau pulang besok bisa gak?" Tanya Neels tiba-tiba dan Raysen menatapnya curiga.

"Why? Tidak nyaman? Apa kamu merasa canggung karena kejadian tadi? Aku tidak marah, sungguh." Ujar Raysen nampak panik.

Neels menggeleng. "Kan udah keturutan liburannya."

"Tapi kamu nyaman kan? Apa kamu marah karena aku membawamu pergi dari teman-temanmu tadi?"

Neels terkekeh melihat kepanikan Raysen. "Paman kenapa sih...? Aku emang pingin pulang kok."

"Yakin?" Neels mengangguk.

Raysen meraih ponsel dihadapannya dan mencari nomor Est.

"Tolong siapkan kepulangan kami besok pagi."

"Baik sir."

"Pastikan semua aman sampai tujuan, aku tidak ingin bayiku merasa tidak nyaman di perjalanan."

"Baik sir, saya akan mempersiapkannya sebaik mungkin."

Raysen mematikan sambungan teleponnya, beralih pada Neels yang terlihat merajuk.

"Ada apa? Kamu tidak nyaman? Babynya ingin sesuatu...?"

"Kamu berlebihan sayang... Aku bukan penjabat yang harus dijaga keamanannya."

"Tapi kamu butuh kenyamanan."

"Selagi kamu disampingku, aku bakal ngerasa nyaman."

Raysen terkekeh salah tingkah mendengar ucapan suami cantiknya. Dia bangkit, berdiri dibelakang Neels dan membungkuk kecil untuk mengusap perutnya.

"Sehat-sehat jagoan daddy..."

Neels memukul ringan tangan Raysen dan pemiliknya mengernyit, mengintip wajah Neels.

"Kenapa?"

"Masa jagoan... Kalo babynya cewek gimana?"

"Ya tetep jagoan daddy hahahaha..."

"Apasih sayang gak jelas, masa cewek jagoan."

"Lalu?"

"Princess..." Jawab Neels dengan nada menggemaskan dan Raysen tertawa.

"Aku bisa memastikan dia akan menjadi princess ditanganku tapi aku tidak yakin dia akan menjadi princess ditangan papanya."

"Hahahahaha... Kamu nuduh aku gak bisa ngurus dia apa gimana?"

"Tidak... Aku tidak menuduhmu begitu, tapi mengingat hobi dan kepribadianmu baby kita akan sangat lincah."

"Kalo dia cowok?"

"Aku akan melatih semua keahlian. Dia harus bisa menjadi duplikat daddynya___"

"No..." Protes Neels mendorong pelan bahu Raysen.

Raysen terbahak melihat respon suaminya. "Why...?"

"Aku gak mau dia jadi pria dingin yang kaku."

"Hahahahahaha... Aku belum menyelesaikan ucapanku sweetheart... Aku ingin mengatakan jika dia laki-laki, dia harus bisa menjadi duplikat daddynya. Ambisius, pekerja keras, dominan____"

"Tapi tidak egois." Sela Neels dan Raysen kembali tertawa.

"Yeah... Yeah... Not a egoistic person."

"Nah itu dia point pentingnya, aku gak mau pusing kalo kalian debat nanti."

Raysen tersenyum, memeluk pinggang Neels lebih erat serta menyandarkan dagunya di bahu Neels dengan sedikit memiringkan kepala.

"Ingin jalan-jalan untuk malam terakhir di Lucia?" Tanya Raysen lembut.

"Ah mau... Aku jadi inget kalo baby masih ngidam kelapa muda."

Raysen terkekeh, berdiri tegak. "Let's go..."

"Go..." Sahut Neels berdiri dan Raysen segera merengkuh pinggangnya lalu berjalan bersama keluar dari tempat menginapnya.

Mereka menyusuri jalanan sepi disekitar resort untuk menuju salah satu resto disana. Neels berjalan mendahului Raysen, senyumnya tak pernah pudar karena kebahagiaan.

Dia berbalik dan Raysen tersenyum tipis melihat Neels tertawa kecil.

"Ayo kejar aku." Tantang Neels sedikit lantang.

"No... Kamu sedang membawa bayiku, aku tidak ingin terjadi sesuatu."

"Daddy cupu nak..." Ledek Neels mengusap perutnya lalu kembali tertawa.

Raysen menyeringai, dia menggeram untuk menakuti Neels sembari berlari kencang mendekati pujaannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raysen menyeringai, dia menggeram untuk menakuti Neels sembari berlari kencang mendekati pujaannya.

Neels yang terkejut hanya memekik dan mereka tertawa bersama saat Raysen berhasil meraihnya, memeluk pinggangnya.

"Aku maunya dikejar, bukan minta kamu cosplay jadi godzilla."

"Hahahahahaha... Tidak ada perumpamaan yang lebih bagus kah?"

"Hulk?" Seketika tawa mereka semakin renyah.

Dua sejoli yang sedang bahagia itu kembali berjalan dan memasuki resto yang ada disana. Tanpa berlama-lama, Raysen segera memesan makan malam dan pesanan utama yang tidak ketinggalan, kelapa muda untuk buah hatinya.

Setelah beberapa menit, pesanan mereka tiba dan Neels segera mengambil alih kelapa muda ditangan waitress seakan takut Raysen akan merebutnya.

"Ambillah untukmu, aku tidak akan merebut milik anakku."

"Oh really...?" Tanya Neels dengan nada menggoda.

"Ya... Mungkin hanya memintanya sedikit."

Neels tertawa mendengar jawaban Raysen dan Raysen ikut tertawa kecil melihat pujaannya begitu riang. Lelaki cantik itu mulai menikmati kelapa muda dan paras cantiknya semakin cerah saat keinginannya terpenuhi.

 Lelaki cantik itu mulai menikmati kelapa muda dan paras cantiknya semakin cerah saat keinginannya terpenuhi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy now?"

"Yes... Thank you daddy..." Sahut Neels dengan suara anak-anak dan Raysen mengangguk tersenyum.

"Baiklah... Kalau begitu mari nikmati makan malamnya setelah itu kembali ke penginap untuk istirahat karena kita akan pulang ke Toronto besok pagi."

Neels menyenggut kecil dan mereka mulai menyantap makanannya sembari berbincang ringan.





~°°~
Vote dan komen.

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang