CHAPTER 10

2.8K 198 2
                                    

_Selamat membaca_

Neels turun dari mobil Onic dan membanting pintunya cukup keras sedangkan pemiliknya hanya melongo dengan sikap sahabatnya.

"Lo pikir ini mobil ambulance?" teriak Onic dan Neels terus melangkah mengangkat jari tengahnya tanpa berbalik. "Holyshit...!" umpat Onic lalu menyusul masuk.

Matteu, Jorrel dan beberapa anggota yang sedang menikmati pods dan mengobrol itu terkejut melihat wajah kaptennya yang memar.

"Why..?" lirih Matteu menunjuk pipinya sebagai isyarat dan Neels hanya diam, menghempaskan tubuhnya ke beanbag.

"Kenapa Nic?" ucap Jorrel menunjuk Neels dengan gerakan kepala.

"Gak tau... Diem aja bocahnya."

Neels menarik napas berat lalu mengeluarkan vape dan membongkarnya untuk mengganti Coil sementara itu sahabatnya hanya diam saling pandang.

"Gue semalem ketangkep lagi."

"HA...?!!!" pekik anggota Orion Disaster bersamaan.

"Kok bisa anjing? Bukannya lo pamit pulang ke kita?" ucap Onic.

"Gue mampir ke arena."

"Terus gimana caranya lo bisa dapet luka kayak gitu?" ucap Matteu datar.

"Ngapain lo kesana?" Onic menimpali dan yang lain memperhatikan.

"Bales dendam sama jalang yang sengaja mau celakain gue, ternyata dia cewek pecundang itu dan mereka udah rencanain semuanya karena hafal sama jadwal kita kesana." jelas Neels sembari mengotak-atik kawat rokok elektriknya tanpa menatap sahabatnya.

"Nekat lo sial. Harusnya lo kabarin kita bego." ucap Jorrel.

"Mereka mukulin lo gitu aja?" tanya Matteu.

"Nggak... Awalnya gue ngobrol sama tu jalang dan si pecundang di belakangnya."

Neels menyesap vapenya untuk mencoba lalu menghembuskan asap tebalnya.

"Gue masih gak nanggepi waktu jalang itu ngata-ngatain gue tapi gue kepancing emosi waktu dia ngeludahin gue dan gue nampar dia sampe bibirnya sobek." lanjutnya.

Jorrel terbahak lantang sambil bertepuk tangan.

"Gue suka sikap lo, kapten." ucap Jorrel dan Onic menjitak kepalanya.

"Trus mereka mukulin lo?" tanya Onic.

"Ya begitulah... Pecundangnya gak terima dan ngajak beberapa anggotanya mukulin gue. Gue berusaha ngelawan jadi gak terlalu parah."

"Dan lo kena patroli?" Neels mengangguk.

"Paman kolot yang jemput gue."

"Gak di omelin lo Neels? Kan lo bilang dia kaku, pasti gak jauh beda dari bokap lo." kata Jorrel.

"Ya gitulah, gue debat sama dia waktu sampe rumah tapi gue gak ambil pusing. Dan lebih ngeselinnya lagi dia tanda tangan jaminan sialan itu." Semua sahabatnya mengernyit.

"Jaminan apa?"

"Jaminan gue bakalan ditahan beberapa bulan kalo kena tangkep lagi."

"HA...??!!" lagi-lagi para anggota geng bersuara bersama.

"Lawak anjing... Padahal bokap lo aja gak segitunya." kata Jorrel.

"Namanya juga paman kolot." jawab Neels santai namun juga kesal.

"Trus? Nyerah?" Neels terkekeh dan kembali menyesap Vape lalu menghembuskan asap tebal beraroma kacang vanilla.

"Sejak kapan Neels nyerah, ya kalo kayak gitu artinya tetep beraksi dan jangan sampe ketangkep kan?" ucapnya santai dan semua anggotanya tertawa.

"Trus gimana sama om-om yang lo bilang itu?" tanya Matteu.

"Marah dia semalem." Neels terkekeh, nampak jelas dia merasa puas karena berhasil membuat tunangannya kesal.

"Gara-gara lo ketangkep?"

"Iya... Dan makin ngamuk waktu gue ngomong kalo dia iri sama kehidupan gue yang bisa seneng-seneng sedangkan dia cuma bisa duduk sampe punggungnya sakit dan gak bisa nikmatin party kayak gue."

Lagi-lagi Jorrel terbahak saat semuanya masih menahan tawa. Dia meraih tangan Neels lalu menjabatnya dengan antusias seolah memberi selamat atas nyali Neels.

"Terus dia ngomong apa?" Onic penasaran.

"Dia bilang saya tidak ada waktu untuk kekanak-kanakan sepertimu." jawab Neels mengikuti nada bicara Raysen. "Dan dia ngajak gue buat dateng ke party dia."

"Hahahahaha pasti obrolannya pangsa pasar." ucap Jorrel dan semuanya tertawa.

"Gue gak bisa bayangin seorang Neels bakal kayak gimana disana." ucap Onic.

"Mati kutu bengong kek orang bego." sambung Jorrel dan semua tertawa lagi.

Mereka terus mengobrol dengan olok-olok yang terasa lucu.

••••

Matahari telah tergelincir ke barat dan Raysen sedang duduk memangku kaki diruang tamu mansion tunangannya dengan perasaan jengkel.

Hampir 20 kali dia menghubungi Neels namun lelaki cantik itu tak kunjung memberi tanggapan. Tak berselang lama sorot lampu mobil menembus jendela mansion dan Raysen menatap datar kearah pintu.

Neels memasuki mansion dengan langkah santai lalu menatap sinis pada tunangannya.

"Bisakah kamu tidak membuang-buang waktu saya?" ujar Raysen datar.

"Nggak." singkat Neels dengan gaya mengejek.

"Sudahlah... Kenakan pakaian yang ada dipaperbag itu, saya beri waktu 20 menit."

Neels berdecih dan berjalan mengambil paperbag yang ada diatas meja.

"Udah kayak sosial eksperimen aja." gerutu Neels sembari berjalan kearah tangga mengabaikan Raysen dan Raysen hanya menggeleng kecil mengikuti langkah Neels yang menaiki tangga lalu masuk ke kamarnya.

"Harus berapa lama lagi Tuhan..." keluh Raysen dengan suara kecil.

Pria tampan itu duduk tenang menunggu Neels sembari memeriksa email diponselnya, dia merasa waktu berlalu cukup lama karena perasaan kesal pada Neels.

Dan akhirnya Raysen mendengar suara pintu terbuka. Neels menuruni tangga dengan mengenakan setelan jas yang mengekspos sedikit dadanya membuat lelaki cantik itu terlihat berbeda.

Raysen segera berdiri dan mengantong ponselnya sembari melangkah keluar mansion diikuti Neels. Dia segera duduk di kursi kemudi dan melajukan mobilnya setelah Neels memasuki mobil.



~°°~
Vote dan komen

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang