CHAPTER 57

2.2K 179 9
                                    

_Selamat membaca_

Sinar terang mulai mengintip di celah gorden dan Neels membuka matanya perlahan.

Maniknya mengedar liar mencari keberadaan suaminya namun yang ditemukan hanya sarapan diatas nakas dengan secarik kertas seperti biasanya.

Neels menilik jam yang menunjukkan pukul 14.04, cukup lama dia tertidur setelah mengawasi Raysen yang terjaga semalaman. Dia menarik napas dalam-dalam untuk meredakan sesak yang dipikirnya akan hilang saat dirinya terbangun.

Lelaki cantik itu meraih kertas diatas nakas dan membacanya.

Hai sweetheart... Baru bangun? Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Suhu tubuhmu sudah turun tapi tetap minum obatmu okay? Aku ada sedikit urusan, aku mencintaimu.

Neels merasa semakin kecewa setelah membaca pesan dikertas warna biru itu. Dia masih tidak enak badan, butuh perhatian dan dimanja namun Raysen malah memilih pekerjaannya.

Matanya terus tertuju pada kertas kecil ditangan hingga airmatanya menetes. Dia kesal pun jengkel mengingat kejadian semalam.

Semakin lama semakin tertekan dengan pikiran buruk yang mulai menggerogoti kepercayaannya. Ingin bercerita namun bingung dengan siapa, dia tidak terbiasa dengan itu.

Neels mengusap airmatanya, meraih ponsel di laci nakas untuk menghubungi siapapun yang dapat diajak bicara.

Namun dia merasa tidak ada yang benar-benar cocok, sampai akhirnya dia menemukan kontak Boss.

Dia berpikir sejenak dengan manik coklatnya menatap acak ke sekeliling kamar dan memutuskan untuk mengirim pesan singkat padanya.

Dia berpikir sejenak dengan manik coklatnya menatap acak ke sekeliling kamar dan memutuskan untuk mengirim pesan singkat padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

Neels telah sampai di tempat janjiannya dan Boss melambaikan tangan saat melihat lelaki cantik dengan sweater hitam barusaja memasuki kafe yang tidak terlalu ramai itu.

Dia berjalan menghampiri Boss dan duduk di sofa panjang yang saling terhubung hingga ujung sedangkan Boss mengernyit tatkala menyadari wajah pucat Neels.

"Are you okay?" Neels mengangguk.

"Hanya sedikit demam tadi malam."

Tangan Boss terulur untuk menyentuh dahi Neels namun dengan cepat di tepis lelaki cantik itu.

"Sudah tidak demam." ucapnya kikuk.

"Syukurlah... Okay tell me, what's wrong?" Boss sedikit memiringkan posisi duduknya menghadap Neels dan Neels menghela napas kasar.

"Sebelumnya aku minta maaf karena mengganggu waktumu tapi aku butuh seseorang yang tepat untuk bertanya dan aku juga tidak mungkin bertanya pada orangtuaku."

Boss mengernyit, tidak begitu paham apa yang di utarakan Neels.

"Okay... Kamu bisa bertanya apapun padaku dan aku akan menjawabnya selagi aku bisa."

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang