CHAPTER 42

3.3K 220 18
                                    

_Selamat membaca_


"Tanpa menghilangkan rasa hormat saya, tolong izinkan saya menengahi ini."

Raysen menjeda ucapannya, menatap Off penuh hormat sedangkan Off nampak tegang menahan emosi.

"Jika membicarakan tentang mana yang layak dan yang lebih membutuhkan, saya rasa itu keberuntungan Neels karena ditakdirkan ditengah orangtua yang memiliki ekonomi lebih dari cukup. Jika daddy mengungkit perihal makanan dan sekolah, saya rasa itu tidak pantas diungkapkan karena itu mencakup kewajiban orangtua kepada anaknya."

"Dan dia tidak menjalankan kewajibannya untuk patuh pada orangtua." sahut Off.

"Dan daddy melupakan semua usaha yang dilewati Neels seolah pencapaiannya hari ini akan otomatis terhapus dihari esok dan Neels harus kembali menghasilkan pencapaian-pencapaian lain untuk memenuhi ego daddy. Saya sudah mendengar semua kesulitan yang dihadapinya dan saya rasa itu sudah termasuk berusaha menjalankan kewajiban anak kepada orangtua yang memberinya makan dan sekolah yang layak."

Off merasa tersinggung dengan ucapan sarkas Raysen namun dia tidak mampu membela diri sedangkan Neels nampak cemas, hilang sudah rasa beraninya setelah memutuskan untuk menggantungkan hidupnya pada Raysen.

"Daddy Earth dan mima juga orangtua tapi mereka tidak pernah memaksakan kehendaknya secara terang-terangan seperti daddy. Sifat memang sulit dirubah tapi mohon renungkan kembali bagaimana sikap daddy pada Neels selama ini, jangan selalu menyalahkan anak atas kehausan ego yang daddy derita karena anak tidak dapat memilih ingin terlahir dari orangtua seperti apa."

Semua tercengang mendengar kelancangan Raysen pada mertuanya dan Earth menggeleng kecil saat Raysen meliriknya namun pria itu bersikap acuh.

"Terimakasih telah membesarkan Neels hingga saya pantas mendapatkannya saat ini, tapi sungguh saya merasa terluka saat daddy tidak menghargainya. Dia sudah menjadi suami saya, milik saya, tanggung jawab saya dan saya mengizinkan dia untuk mengejar cita-citanya. Dia mengatakannya pada daddy karena dia masih menghormati daddy sebagai orangtuanya. Perihal perusahaan daddy tidak perlu khawatir, saya yang akan mengurus semuanya dan penghasilannya akan tetap menjadi milik keluarga Natanius."

"Paman..." lirih Neels berniat menghentikan Raysen dan Raysen mengeratkan genggaman tangannya.

"Sedikitpun saya tidak berniat lancang pada daddy tapi saya hanya mencoba menjadi pelindung saat ada yang berniat melukai hati pasangan saya."

Dada Off terasa ditumbuk batu besar mendengar ucapan Raysen, egonya habis di lalap setumpuk fakta yang diutarakan menantunya dan dia hanya bisa bergeming datar dengan sorot penyesalan pada Neels yang duduk disebrangnya.

"Daddy minta maaf Neels, daddy tidak pernah memikirkanmu."

Neels mengangkat kepalanya dan menatap Off dengan mata berkaca-kaca. Dadanya sesak mendengar ucapan yang selalu di nantikannya sedari dulu. Dia mengangguk.

"Maafin Neels juga dad, Neels ngecewain daddy."

"No... You're the best, I'm proud of you... Maaf daddy egois nak..."

Off bangkit, mendekat pada Neels lalu  mendekap kepalanya dan Neels menyembunyikan airmatanya diperut Off.

Semua terharu melihat ayah dan anak itu saling meluapkan kasih sayang masing-masing dan bahu Neels bergetar saat Raysen mengusap punggungnya.

"Maaf jika ucapan Ray menyinggungmu dad."

Off menatap Raysen dan tersenyum lalu menepuk bahunya.

"Tidak Ray... Justru daddy berterimakasih padamu, daddy tidak salah memilihmu menjadi menantu." Raysen tersenyum tipis.

"Ini kenapa berubah menjadi perayaan mengharukan." kata Mix dan semua terkekeh.

Neels menghapus airmatanya lalu beralih menatap Raysen dan memeluknya.

"Terimakasih." Neels kembali menangis.

"Sssttt... Don't cry sweetheart..." bisik Raysen membalas pelukan Neels.

"Kalo gak ada paman pasti aku dan daddy bakalan terus debat cuma gara-gara masalah itu-itu saja."

"Aku sudah berjanji untuk melindungimu jadi itu salah satu cara yang bisa aku lakukan."

Gun bangkit memeluk Raysen dan Off memeluk Neels, disusul Earth yang memeluk Off dan Neels, sedangkan Mix memeluk Gun dan Raysen membuat Ponce dan Frey tersenyum lebar melihat kehangatan mereka.

"Ayo bergabung." ajak Mix.

Frey berdiri, menarik tangan Ponce untuk bangkit dan segera bergabung dengan mereka. Semua tertawa merasakan kehangatan dihari istimewa Neels.






~°°~
Vote dan komen.

Sudah? Terimakasih my ladies.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang