CHAPTER 55

2.4K 191 11
                                    

_Selamat membaca_

Keesokan harinya.

Neels baru menyelesaikan acara mandinya, dia keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe dan membeku tatkala melihat Raysen mengenakan dasi didepan cermin besar.

"Sudah...?" tanya Raysen melihat Neels dari ekor matanya.

"Mau kemana?"

"Ada urusan mendesak sweetheart."

"Tapi paman udah janji kan?" nampak jelas sirat kecewa dari suara dan ekspresi Neels.

Raysen berbalik, mendekat pada Neels dan mengusap pipinya dengan ibu jarinya.

"I'm so sorry... Pekerjaanku tidak bisa ditinggal saat ini."

"Ada paman Est." tuntut Neels sedikit meninggi.

"Sweetheart." suaranya rendah dan lembut "Tolong mengertilah... Aku pemiliknya dan tidak semua urusan bisa ditangani oleh Est."

"Tapi paman udah janji."

"Kali ini aku benar-benar tidak bisa, tapi aku janji akan____"

"Gak perlu janji, basi."

"Neels..." panggilnya lirih dengan tatapan memohon dan Neels hanya bergeming. "I'm sorry okay...?" lanjutnya mengecup kening Neels sedikit lama sembari tetap mengusap pipinya.

Dia melepas tangkupannya, mengecup seluruh wajah Neels dan bergegas keluar kamar untuk pergi ke kantor.

Neels menatap datar pada pintu kamar yang tertutup rapat. Rasa kecewa serta kejengkelannya begitu menyesakkan dada hingga tak terasa airmatanya mengalir tanpa ekspresi. 

Sosok yang dipandang pasangan sempurna oleh oranglain kembali membuat dirinya kecewa.

Dia menarik napas putus-putus dan mengusap airmatanya lalu bersiap-siap untuk pergi ke sirkuit.

Setelah 30 menit kemudian. Neels memarkirkan mobilnya diarea dalam sirkuit sebab akses istimewa yang diberikan Boss.

Dia turun dari mobil dan tak berselang lama seorang wanita dengan nametag tim Boss menghampirinya.

"Tuan Neels...?" tanya wanita itu.

"Iya."

"Mari ikut saya, drifter kami telah menyiapkan tempat untuk anda."

Neels menyenggut kecil dan melangkah mengikuti tim dari kenalannya itu.

Beberapa orang yang menonton aksi drift yang telah dimulai itu beralih menatap penasaran padanya namun Neels acuh dan tetap melanjutkan langkah.

"Silahkan." ucap wanita itu menunjuk bangku yang dirancang outdoor dengan posisi strategis.

"Terimakasih." wanita itu mengangguk.

"Saya permisi." pamitnya dan pergi meninggalkan Neels.

Neels menyamankan duduknya menghadap trek drift didepannya. Deru mesin terdengar saat para drifter beradu keterampilan mereka, satu persatu kendaraan melaju dengan ahli ditiap-tiap tikungan.

Dua sudut bibirnya tertarik tipis tatkala mobil Boss melintas dihadapannya. Cuaca mendung dan latar belakang gedung pencakar langit menambah kesan menakjubkan dalam aksinya.

Bisik-bisik penuh kagum terdengar disekeliling Neels dan dia merasa bangga dapat mengenal Boss dalam tingkat yang lebih pribadi.

Rintik hujan mulai turun dan dengan cepat berubah semakin deras namun Neels tak berniat pergi, dia tetap disana. Menatap permainan yang menurutnya semakin seru karena licinnya trek.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang