CHAPTER 25

3K 244 10
                                    

_Selamat membaca_

Hari telah berlalu. Off bersama Gun sampai dimansion pagi tadi dan sekarang mereka sedang menikmati nuansa sore hari ditepi kolam bersama putra semata wayangnya.

Suara ponsel Neels mengalihkan perhatian mereka, dia melirik sekilas pada orangtuanya sebelum mengangkat panggilan.

"Lo dimana Neels? Nanti malem ada taruhan gede di arena, lo ikut gak?" tanya Onic disebrang telepon dan Neels diam berpikir sambil mencuri pandang pada daddy dan papanya.

"Ikut."

"Oke deh... Kita tunggu di bengkel."

"Okay."

"Siapa Neels?" tanya Off setelah panggilan Neels berakhir.

"Onic."

"Jangan buat ulah lagi, ingat terakhir kali kamu bertingkah."

"I know dad..." jawab lelaki cantik lalu bangkit dari duduknya.

"Kemana sayang?" tanya Gun.

"Masuk duluan pa..." Gun menyenggut dan Neels melanjutkan jalannya menuju kamar.

Dia duduk di tepi ranjang memikirkan alasan apa yang harus digunakan pada orangtuanya dan dia tersenyum saat mengingat perjanjiannya dengan Raysen.

"Ini saatnya gue gunain kesempatan itu." ucapnya sembari mencari nomor tunangannya.

Nada sambung terus terdengar namun Raysen tak kunjung mengangkatnya dan Neels mencoba sekali lagi.

"Ada apa?"

"Jemput di rumah, aku mau ngambil syarat yang aku ajuin."

"Kata kunci ajaib." ucap Raysen disebrang telepon.

"Paman kolot... Tolong jemput aku dirumah."

"Saya sedang___"

"Tidak ada kata sibuk, janji tetep janji." sela Neels dan terdengar helaan napas kasar dari sebrang telepon.

"Baiklah, saya akan kesana."

"Pake baju santai paman..." ucap Neels lalu mematikan sambungan teleponnya.

Lelaki cantik itu nampak sumringah serta tertawa sendirian, meski waktunya kurang dari 24 jam seperti perjanjian yang disepakati tapi membayangkan Raysen akan mengikuti gaya hidupnya dalam beberapa jam saja sudah membuatnya geli.

Neels bergegas membersihkan diri sembari menunggu kedatangan tunangannya dan dia tidak membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkan diri.

Setelah beberapa saat, pintu kamarnya di ketuk. Neels yang sedang menata rambut segera membukanya dan melihat Raysen berdiri didepan pintu.

Celana jeans, kaos pollo dan sneaker. Cukup sederhana namun tidak bisa menghilangkan kesan pria dewasa dalam dirinya.

"Seenggaknya pake kaos oversize kek, jangan yang ada kerahnya." protes Neels.

"Aku nyaman dengan ini."

"Yaudah deh."

Neels masuk ke kamar, menyambar barang-barangnya dan segera keluar.

RODE || JOONGDUNKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang