_Selamat membaca_
Mereka sampai disebuah restaurant dan para waitress nampak kaget melihat penampilan santai billionaire tampan itu.
"Tempat yang tidak terlalu ramai." katanya datar dan seorang waitress mengangguk.
Raysen dan Neels mengikuti dua waitress yang membawanya ke meja sudut dan mereka memesan makanan sesuai selera masing-masing.
Mata Neels mengedar setelah waitress menjauh dari mejanya, dia menatap Raysen yang sedang membalas beberapa email dan menjatuhkan garpu untuk menarik perhatiannya.
Pria itu melirik Neels dari ekor mata dan tangannya terulur melindungi tepi meja tepat diatas Neels membungkuk. Lelaki cantik itu menahan senyum tatkala kepalanya menyentuh tangan Raysen.
"Makasih." kata Neels dan Raysen mengangguk.
"Cukup bicara dan aku akan mendengarmu, tidak perlu drama garpu jatuh." ujar Raysen mengantongi ponselnya. "Aku memeriksa email dari Est." lapor Raysen seolah paham trik yang dilakukan Neels.
"Drama apa, emang beneran jatuh."
"Baiklah... Garpu nya memang terlalu ke tepi." Neels mengangguk dan Raysen terkekeh.
"Em... Paman." Raysen mengangkat alisnya. "Setelah ini mau kemana?"
"Tentu saja kembali ke penthouse, ada apa?"
"Aku pingin ke club."
"Club?" Raysen mengerutkan alis.
"Aku bosen di penthouse, pingin minum."
"Kita minum di gudang anggurku setelah kita makan malam."
"Aku pergi sendiri kalo paman gak mau." ngotot Neels dan Raysen melipat kedua tangannya didada sembari menilik datar karena sifat keras kepala Neels.
"Kenapa ingin sekali ke club, hm?"
"Aku bosen, udah lama gak ngrasain dunia malam." Raysen menghela napas. "Sekalian nyembuhin lidahku, kan alkohol bisa obatin luka."
Seketika Raysen tertawa mendengar alasan Neels yang menurutnya tidak masuk akal namun terdengar lucu.
"Bukan alkohol minuman, little brat."
"Sama aja, yang penting namanya alkohol." Raysen kembali terkekeh bersamaan dengan datangnya makanan mereka. "Tolong ganti alat makannya." lanjutnya beralih pada waitress.
KAMU SEDANG MEMBACA
RODE || JOONGDUNK
FanfictionAREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahun, Neels. Dia memilih kehidupan bebas dan tidak mengenal penantian. Namum, tiba-tiba muncul pria wor...