Satu minggu kemudian...
Sudah seminggu ini Clarence selalu bangun lebih pagi untuk pilates sebentar lalu membuat sarapan untuk mereka.
Landon pernah sekali bertanya, kenapa Clarence repot-repot untuk bangun pagi, padahal dia bisa beli sarapan di jalan.
Clarence menjawab, "Aku bangun pagi untuk pilates dan buat sarapan juga buat aku, sekalian aja buatin kamu. Lagian kalau beli di jalan terus nanti apa kata temen kamu soal istri kamu ini?"
Landon tidak pernah lagi membahas hal itu. Yah, Clarence hanya berharap jangan sampai pria itu kegeeran.
Hari ini setelah dia selesai pilates dan mandi, Clarence langsung menuju dapur namun terhenti di ruang tengah saat mendengar suara pintu samping yang langsung tersambung ke dapur terbuka.
Maling?
Perlahan Clarence mendekati dapur. Apa dia seharusnya memanggil Landon atau tidak?
Sesosok wanita setengah baya tertangkap iris Clarence.
"Eh, Nyonya?"
Clarence diam sebentar ketika wanita itu menyapanya. Berusaha mencerna apa yang terjadi.
"Siapa?"
"Saya pelayan di rumah Nyonya Besar, tapi datang ke sini tiap pagi sampai sore buat bersih-bersih dan menyetok isi kulkas. Kemarin, kata Nyonya Vivianne, Tuan lagi bulan madu makanya gak boleh di ganggu jadi saya baru datang sekarang."
Clarence mengangguk ragu setengah salah tingkah mendengar kata bulan madu, "Oh iya, em, halo..?"
"Ari Nyonya, nama saya Ariya."
Clarence tersenyum kikuk. "Panggil Claire aja biar lebih enak."
Ariya tersenyum lembut, kemudian berkata, "Saya lebih nyaman panggil Nyonya, tapi saya usahakan."
"Ari?"
Clarence menoleh ke belakang dan melihat Landon sedang berdiri di sana dengan baju lengkapnya.
"Halo, Tuan Muda," katanya dengan senyum sampai ke mata. "Selamat ya atas pernikahannya, Nyonya cantik sekali."
Clarence tersenyum malu mendengar kata-kata Ariya.
"Terima kasih. Arko mana?"
"Arko di garasi sedang manasin mobil," jawab Ariya.
Clarence merasakan handphone di kantungnya bergetar. Dia kemudian berjalan menjauh dari Ari dan Landon kemudian membuka pesan masuk penyebab getaran tadi.
Ternyata itu pesan masuk dari Sarah yang berisi 'CLARENCE OMG! AIDAN TERNYATA SALAH SATU PENULIS ANDALANNYA GAVIN!!!'
Clarence mengerutkan keningnya sebentar sementara menahan rasa keterkejutannya. Dia kemudian membalas pesan itu.
Claire : Maksud lo?
"Oh iya, Clarence, kamu sudah kenalan kan?" Landon menatapnya.
Clarence menoleh kaget ke arah Landon. "Hah? Oh, i-iya."
Landon menaikkan alisnya karena reaksi Clarence.
"Ariya pengasuh saya dari kecil. Ada satu lagi orang yang perlu kamu tahu. Suaminya Ari, namanya Arko, dia supir pribadi saya tapi sekarang lebih sering di rumah Mama."
Clarence mengangguk paham sambil melirik ponselnya. Menunggu balasan dari Sarah secepat mungkin. Benda itu bergetar lagi.
Sarah : Jadi, ternyata selama ini dia jadi penulis. Dia tinggal di Aussie tapi rutin ngirim cerita ke perusahaannya Gavin.
Clarence membaca pesan itu dengan seksama sampai tidak menyadari keberadaan Landon yang kini berdiri di depannya.
"Ada apa Clarence?"
Clarence mendongak kaget kemudian buru-buru memasukkan handphonenya ke kantungnya.
"Eh, enggak ada."
"Kamu bohong."
Clarence memutar matanya, "Tidak ada apa-apa yang menyangkut soal kamu dan perlu kamu tahu, Landon."
"Tapi kamu istri saya dan semua yang menyangkut soal kamu adalah urusan saya," Landon menekankan kata istri.
Clarence menaikkan alisnya bingung. Dia kemudian menyadari sesuatu. Tentu saja! Ada Ari di ruangan ini, jadi sudah seharusnya mereka menjadi suami-istri.
"Maaf, sayang, ini urusan aku sama Sarah. Sini aku pakaiin dasinya."
Landon melebarkan matanya membuat Clarence tambah bingung. Dia sudah berakting layaknya pasangan normal, jadi apalagi yang salah sekarang?
"Apa maksud kamu Claire?"
Clarence berjinjit kemudian mulai mengikat dasi Landon sambil berkata pelan, "Aku paham. Di sini ada Ariya, so kita perlu jadi suami-istri kan?"
Landon mencengkram pinggang Clarence membuat Clarence terkejut. "Saya bukannya ingin berakting di depan Ari."
"Terus, apa? Sikap ingin tahu kamu itu?"
"Ekspresi kamu tadi seperti habis melihat hantu. Saya hanya ingin tahu apa ada yang salah."
Clarence terkekeh sebentar, merapikan letak dasi Landon, kemudian berkata, "Jika ada orang lain, mereka mungkin akan berpikir kamu benar-benar perduli sama aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...