Landon tidak tahu apa yang salah dari perlakuannya ke Clarence pagi ini. Clarence menjadi sangat aneh. Ketika dia bangun lebih dulu tadi pagi dan langsung ke kamar mandi untuk melakukan morning routinenya, Landon sangat terkejut saat kembali ke tempat tidur Clarence langsung menangis dan marah-marah kepadanya.
"Kamu kenapa tinggalin aku? Seharusnya kamu biarin aku bangun duluan!" kata Clarence sambil menangis.
Landon hampir mengira Clarence sedang mengigau karena biasanya perempuan itu tidak masalah jika Landon bengun lebih dulu. Ketika akhirnya Clarence memaafkan dirinya dan mereka kembali seperti biasa, sekarang Clarence menangis karena makan malam yang dia buat terlalu hambar. Padahal menurut Landon, masakan Clarence bisa dibilang kelebihan garam.
"I don't know what's wrong with her Re," kata Landon kini menatap Alvareo yang tetap fokus dengan berkas-berkas di mejanya.
Ketika Landon menancapkan pandangannya dengan tajam ke arah Alvareo dalam waktu yang sangat lana, Reo akhirnya menoleh dan menatap rekan kerjanya yang bisa menjadi sangat bodoh karena seorang Clarence Najandra.
"Bukan hanya itu Reo, Clarence juga tiba-tiba marah dan tidak mau dekat saya dan hanya mau diantar oleh Arko," Landon mengusap wajahnya dengan gusar.
Alvareo merasa dia sudah tahu apa permasalahan Clarence namun dia memilih diam saja. "Kita bahkan baru baikan selama sebulan! Baru sebulan setelah masalah Ava selesai dan baru sebulan kita benar-benar menikah. Dan Clarence tiba-tiba berubah. Apa kamu pikir dia menyesal?" suara Landon parau dan hampir terdengar tersiksa.
Alvareo menaikkan alisnya. "Wow, wow, dude, sejak kapan kamu menjadi dangkal? Are you a teenager? Kamu pikir Clarence menyesal? Kalau dia menyesal dia akan langsung pergi Landon. Seperti dua bulan lalu saat kamu menemukan Ava. But she didn't. She loves you."
Landon mendesah. "Yah, I know she loves me," kata Landon, dengan nada suara yang melembut. "Tapi tingkahnya benar-benar membingungkan. Awalnya saya pikir dia sedang pms atau apalah itu. Tapi pmsnya tidak pernah seekstrim ini."
Alvareo menahan senyumnya mati-matian. Setelah menarik nafas dan menghembuskannya, Alvareo kemudian mengatakan isi pikirannya yang sedari tadi dia pendam. "Listen dude, coba beli testpack dan suruh Claire cek."
Landon membulatkan matanya dan rahangnya jatuh. Otaknya seolah berhenti beroprasi dan dia memiliki campuran emosi yang ia sendiri tak bisa deteksi.
"Do you think-" omongan Landon menggantung karena dia sendiri tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
Alvareo mengangguk dengan senyum jahil.
"Dari apa yang kamu alami. Saya merasa seperti de javu saat Kayra baru hamil dan emosinya seperti roller coaster. Sampai sekarang saya masih tersiksa dengan emosi Kayra, istri saya."
Landon menelan ludahnya dengan susah payah. Entah apa yang dikatakan Alvareo benar atau tidak, Landon merasa tidak perduli. Dia akan membeli testpack saat pulang nanti.
Dan mungkin membuat janji dengan dokter kandungan.
***
"Kamu pikir aku hamil?"
Landon bisa melihat raut wajah terkejut Clarence. Wanita itu bahkan menatap Landon dengan tanpa ekspresi dan wajah yang agak memucat. Clarence menatap testpack yang Landon beli. Landon merasakan perasaan malu luar biasa saat mengingat betapa malunya dia ketika membeli benda itu.
"Just do it, love. Hanya coba-coba," kata Landon.
Clarence menelan ludahnya. "Hanya coba-coba? Bagaimana kalau aku benar-benar hamil?!" kata Clarence sedikit panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...