Tujuh Puluh Delapan

10.2K 522 5
                                    

Secret Love Song — Little Mix;Jason Derulo

Di setiap hari yang Landon lewati di rumah sakit, Clarence akan selalu ada. Tapi perempuan itu belum menunjukkan tanda-tanda menerima kembali dirinya.

Yang dilakukan Clarence selama menjaga Landon adalah menonton televisi atau memainkan handphonenya tanpa mengajak Landon berinteraksi. Kecuali disaat Landon membutuhkan sesuatu.

Landon cukup puas dengan hal itu. Setidaknya, Clarence masih mau mengurus dirinya. Sekarang, alih-alih terus mencecar wanita itu agar kembali padanya. Landon akan mendekati Clarence dan memulai semuanya dari awal.

"Arko, baju Landon sudah semua?"

Landon melirik ke arah Clarence yang kini berbicara kepada Arko, sementara ia mengancingi semua kancing kemejanya.

"Tuan tidak bawa apa-apa selain satu tas ini," kata Arko kepada Clarence sambil menunjuk tad tenteng berukuran sedang.

Clarence mengangguk.

"Nyonya tidak ikut kembali ke Jakarta?"

Landon menoleh dan diam. Sedikit berharap Clarence akan merubah keputusannya dan ikut kembali bersamanya ke Jakarta.

Alih-alih mengiyakan, Clarence malah menggeleng.

"Saya masih ingin di sini," kata Claire.

Landon menghela nafasnya dengan keras membuat Clarence menoleh ke arahnya. Mata mereka bertemu beberapa detik sebelum Clarence kembali memalingkan wajahnya.

"Kalau begitu, saya pergi dulu Arko. Have a safe flight."

Clarence tersenyum paksa sembari memainkan tali tasnya. Dia mengangguk kemudian hendak berjalan keluar melewati Arko yang menatapnya maklum.

Landon dengan panik memanggil Clarence dengan suara yang tidak ia maksudkan untuk menjadi sebesar itu.

"Clarence!"

Clarence mematung tepat di depan pintu. Perempuan itu perlahan berbalik.

"Ya?"

Landon menatapnya lama.

"Bisa diam sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan," kata Landon sambil melirik Arko, bermaksud mengusir pria itu.

Untungnya Arko paham dan langsung berjalan meninggalkan mereka berdua di sana.

"Apa?" tanya Clarence, masih berdiri di depan pintu.

Landon diam, bingung harus mengatakan apa.

"Kamu, yakin tidak ikut ke Jakarta?"

Clarence menghela nafas kemudian mengangguk.

Landon menelan ludahnya kemudian berjalan mendekati Clarence yang sedikit berjengit menatapnya.

"Kamu, benar-benar akan memikirkan kembali bersama aku kan?"

"...."

Landon menatap Clarence penuh harap selama beberapa detik. Ketika Clarence tak kunjung menjawab, Landon mendesah.

"Diam berarti iya," katanya.

Clarence tetap diam namun matanya menatap lantai rumah sakit itu.

"Apa lantai di sini lebih menarik dari aku?"

Pertanyaan Landon membuat mata Clarence melebar. Pria itu mengatakan hal yang sama saat mereka pertama kali bertemu.

"Kamu diam berarti iya, kan?"

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang