Tiga Puluh Empat

8.3K 526 11
                                    

Clarence tidak sadar tapi kini dia sedang dalam posisi yang tidak pernah dia duga. Dia sedang memeluk Landon dengan erat setelah Landon menceritakan kisahnya. Landon sendiri tidak melakukan apa-apa, dia hanya diam saja.

"It's okay Landon. Ava pasti sangat sedih kalau kamu terus-terusan tersiksa karena ini."

Landon tetap diam. Clarence akhirnya mengusap-usap punggung suaminya itu. Berharap bisa menenangkannya dengan cara itu. Dia tidak memiliki ide tentang bagaimana menghadapi situasi seperti ini.

Yang mengejutkan Clarence adalah detak jantung Landon yang berdetak keras sekali dan dia bisa merasakannya. Entah karena apa. Yang jelas merasakan jantung Landon begitu keras membuat Clarence merasakan sesuatu yang lain.

"Saya melakukan ini Clarence," kata Landon tiba-tiba. "Karena saya ingin kita terbuka satu sama lain. Now you know my scars."

Clarence mengerti maksud Landon. Pria yang merupakan suaminya itu menceritakan semuanya adalah supaya Clarence juga mau menceritakan masa lalunya.

"Saya cinta sama Ava, Clarence. Tapi malam ini, melihat kamu dengan baju itu. Saya merasa marah dan cemburu ketika melihat orang lain menatap kamu. Terlebih lagi, saya cemburu karena Aidan."

Clarence melonggarkan pelukannya.

"Saya jelas memiliki perasaan ke kamu entah sejak kapan. Tapi, saya tahu saya hanya mencintai Ava."

Clarence melepaskan pelukannya dari Landon. Dia kemudian menatap Landon di matanya. Landon, bukan seperti Landon biasanya malam ini. Malam ini, Landon seperti sedang tersesat, dan sangat sedih.

"Jadi, maksud kamu apa? Perasaan kamu itu apa?" Tanya Clarence pada akhirnya, mengabaikan detak jantungnya yang kini meningkat.

Landon memejamkan matanya, kemudian secara tiba-tiba dia menarik Clarence dan mendekapnya lagi. "Sekarang saya belum punya jawabannya."

Clarence tidak berusaha melepaskan diri, tapi dia terkekeh dengan getir. "Kita sudah melanggar banyak peraturan ya kan Landon?"

Landon menelusupkan kepalanya di ceruk leher Clarence. "Peraturan apa Claire?"

Clarence tidak langsung menjawab. Perempuan itu terkejut karena Landon memanggilnya dengan nama akrabnya. "Peraturan yang kita buat tentang pernikahan ini Landon. Terutama tentang sentuhan."

"Peraturan yang kamu buat Claire," kata Landon sambil menekan kata kamu.

"Kamu menandatanganinya, Landon."

"Apa kamu memberikan saya pilihan lain selain menandatangani hal itu?"

Clarence terkekeh lagi sambil memainkan rambut Landon. "Kamu mau kita terjebak satu sama lain seumur hidup?"

Landon memundurkan wajahnya sehingga dia bisa menatap Clarence. "Terjebak maksud kamu?"

"Well, maksud aku. Apa kamu mau hidup sama aku seumur hidup kamu?"

Landon berpikir sebentar. "Ya."

Clarence berhenti bernafas sebentar. Tubuhnya menegang dipelukan Landon, dan pria itu menyadarinya. Clarence sekali lagi mendorong tubuh pria itu.

"Bad jokes, Landon. Selera humor kamu aneh."

"Aku serius."

Clarence menatap Landon dengan mata melebar dan kening berkerut. Clarence membuka mulutnya hendak berkata sesuatu tapi tidak ada suara yang keluar.

"Kamu," kata Clarence setengah terengah. "Kamu, cinta Ava kan?!"

Landon bisa menangkap nada horor di suara Clarence barusan. Dia mengendikkan bahunya. "Iya, tapi Ava tidak bisa aku jangkau lagi. Alasan lain aku menerima dijodohkan adalah karena aku pikir aku mungkin tidak akan pernah menikah kalau buka karena dipaksa."

Clarence menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Aku tidak bisa menikah sama kamu selamanya Landon! Aku mau menikah sungguhan, punya anak, dan masih banyak lagi!"

Landon menghembuskan nafasnya berat kemudian mengusap wajahnya. "Look Claire, aku tidak memaksa kamu untuk menikah dengan aku selamanya."

"Terus maksud omongan kamu tadi?"

Landon menggelengkan kepalanya. "Forget it. Aku juga bingung dengan omongan aku sendiri."

Forget it. Lupakan. Setelah Landon baru saja mengatakan bahwa dia memiliki perasaan ke Clarence dan sekarang dia menyuruh Clarence melupakannya? Clarence merasakan perasaan aneh yang membuatnya tertawa terbahak-bahak, membuat Landon menatapnya bingung.

"Apa yang lucu Claire?"

Clarence terus tertawa sampai tiba-tiba dia tidak sadar bahwa sekarang matanya berair dan dia mulai menangis.

"Clarence kamu kenapa?!" panik Landon ketika melihat Clarence menitikkan air matanya.

Clarence mengusap matanya kasar. "Hug me, husband."

Landon masih menatap Clarence bingung. Kemudian ketika Clarence merentangkan tangannya, Landon langsung mendekap tubuh wanita itu.

"Let's just stick to the plan, Landon." Clarence bergumam di pelukan Landon.

Ya, mereka tetap harus melakukan semuanya sesuai rencana. Karena Clarence tidak mau hidup selamanya bersama pria yang mencintai wanita lain.

Karena, malam itu Clarence sadar. Alasannya membuat surat perjanjian waktu itu adalah karena dia tidak yakin pada dirinya sendiri. Tanpa surat itu, dia tidak yakin kapan dia akan memutuskan menyudahi pernikahan itu.

Karena malam itu di acara pertunangan Sarah, Landon satu-satunya hal yang lebih menarik untuk dilihat daripada lantai yang Clarence pilih untuk terus dilihat.

Deep AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang