XO — John Mayer
Clarence menatap kakinya yang kini kembali melangkah di Jakarta. Dia sudah memikirkan semuanya kemarin dan memutuskan untuk kembali mencoba dengan Landon.
Pria itu terus-terusan menghubunginya tanpa jeda selama sebulan penuh. Bahkan Landon mengiriminya pesan hanya untuk bertanya apakah dia sudah makan atau belum. Jujur saja, perlakuan itu membuat Clarence sedikit luluh, dan membuat dia memutuskan untuk kembali ke Jakarta.
Clarence menalan ludahnya, dia sengaja belum menjawab segala bentuk komunikasi yang Landon tujukan kepadanya karena berencana untuk mengejutkan pria itu. Sekarang, dia sudah di sini, jadi dia akan menghubungi Landon.
Dengan tangan yang dingin, Clarence mengambil handphone miliknya dari tas yang ia tenteng. Ia kemudian menelan tombol untuk membuka kunci namun layarnya tetap hitam. Clarence menekannya lagi selama beberapa kali, namun nihil.
Handphonenya mati.
Clarence menghela nafas kemudian berjalan sembari menggeret kopernya. Dia berjalan sembari bergulat dengan otaknya, berpikir dia harus kemana terlebih dahulu. Apa ke rumah Landon atau ke kantornya? Atau menemui Giana dulu? Atau Sarah?
"Clarence?"
Clarence berhenti dan memutar badannya karena merasa namanya baru saja dipanggil. Matanya melebar seketika ketika melihat figur orang yang baru saja memanggilnya dan berjalan cepat ke arahnya.
"Ava?"
"Kamu di sini? Astaga syukur aku bertemu dengan kamu di sini. Aku hampir saja terbang ke Lombok kalau tidak bertemu kamu di sini."
Clarence menaikkan alisnya dengan bingung karena Ava berada di depannya sekarang dan berbicara panjang kepadanya.
Suatu pemikiran terlintas di otaknya dan membuat jantungnya berhenti selama tiga detik, atau lebih?
"Kamu ke sini untuk bertemu Landon?"
Ava menatapnya selama beberapa saat sebelum terkekeh dan menggeleng.
"Aku ke sini untuk bertemu kamu Clarence. Landon sudah mengatakan dia akan memilih kamu, dan seseorang mengatakan bahwa aku memang sudah seharusnya melepaskan Landon dan merelakan dia untuk kamu."
Clarence merasa nafasnya kembali lega setelah mendengar pernyataan Ava. "Ada apa? Kenapa kamu bertemu dengan aku?" tanyanya setelah memastikan tujuan Ava kembali bukanlah untuk Landon.
Ava tersenyum kemudian berkata, "Apa kamu mau menemani aku seharian ini? Aku ingin mengenal kamu lebih dekat."
Clarence tidak langsung menjawab. Dia tidak sempat berpikir karena saat ini Ava sudah langsung menarik tangannya dan mengajaknya entah kemana.
"Kita makan dulu ya?" tanyanya sembari menyeret Clarence menuju salah satu tempat makan yang ada di bandara.
Clarence merasa aneh saat duduk berhadapan dengan Ava saat ini. Mereka memiliki hubungan yang sangat rumit dan Clarence jelas tidak pernah berpikir akan menjadi akrab lagi dengan Ava.
"Aku sangat lapar dan kepala aku sedikit pusing karena jetlag," Ava memberi jeda sebelum kembali membuka suara, "Kapan kamu sampai Claire?"
Clarence menatap Ava dengan aneh.
"Ada apa dengan kamu Ava? Aku tidak pernah berpikir akan menjadi akrab lagi dengan kamu. And here you are, berbicara seolah-olah tidak ada yang terjadi sebulan lalu."
Ava menghentikan segala gerakannya dan menatap Clarence lama.
"Aku lebih suka kamu memanggil aku Anna dan menganggap aku adalah teman kamu seperti saat sebelum aku merusak hidup kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Deep Affection
Romance((FINISHED)) He loves her, but his past doesn't allow him to love her. She loves him, but she doesn't let her feeling shown. They're just too afraid. - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Kalau seseorang bilang ke Clarence satu tahun lalu kala...